2. Not Easy

8.9K 1.3K 513
                                    

Bukan perihal mudah untuk Hoseok melepaskan kelas lamanya, ia bahkan Jimin setuju jika kelas tersebut adalah kelas terbaik yang pernah mereka tempati selama hidup mereka.

Anak-anak disana sangatlah solid, kekeluargaan yang kuat membuat Jimin maupun Hoseok begitu diperhatikan dan disayang sehingga jika ada festival sekolah maka kelas mereka dapat menjadi saingan berat bagi kelas manapun.

Tapi kelas unggulan adalah kelas impian Hoseok, tentu pemuda tersebut sangat senang karena ia yakin dengan kelas itu ia dapat masuk ke Universitas favoritnya nanti.

Jimin yang sedang makan sandwich tersebut mulai menjadi perhatian Hoseok. "Jiminie."

Yang dipanggil mendongak, lalu menatap sahabat periangnya tersebut dengan tatapan bingung. "Hm?"

"Apa semuanya akan baik-baik saja?"

Mendengus, Jimin pun menyeruput es jeruknya yang hampir habis. "Ntahlah, rasanya akan sulit."

Hoseok mengangguk setuju lalu keduanya menghela nafas berat. Jimin ingat sekali apa yang dikatakan Namjoon Saem sebelum keluar kelas.

.

"Saya harap, Yoongi dapat menjadi ketua yang baik dan dapat merangkul Hoseok, Jimin serta Taehyung dan Jungkook untuk dapat menjadi kelompok belajar satu tahun kedepan."

"Bisakah hanya kami bertiga? Kami sudah terbiasa dengan kelompok kami selama dua tahun." Protes Yoongi.

Namjoon menaruh jarinya dipinggang serta memegang bukunya dengan satu tangan tampak berpikir. "Hm, tapi kelompok lain berisi lima orang semua, saya rasa tidak seimbang jika memasukkan Jimin dan Hoseok di kelompok lain."

"Tapi kami sudah satu pemikiran, sulit jika menambah dua kepala lagi untuk membuat kami dapat memiliki visi yang sama. Kami sudah tingkat akhir, akan ada banyak sekali ujian dan kami tidak ingin stress hanya karena pemikiran atau pendapat yang berbeda."

Yoongi yang pendiam tersebut membuat atensi anak kelas menuju padanya, sepertinya ia sangat tak menyukai keputusan wali kelasnya tersebut sehingga membuat ia jadi  banyak berbicara.

Menaruh bukunya, Namjoon pun menopang tangan di meja sebagai tumpuan beban tubuhnya dan menatap langsung Yoongi yang masih mempertahankan keinginannya itu. Sedangkan Taehyung dan Jungkook hanya membiarkan apa yang diinginkan Yoongi tanpa berniat untuk membantu, keduanya hanya setuju tapi begitu malas untuk berdebat.

"Dengar, saat kalian keluar nanti. Apa kalian jamin. Dirimu, Taehyung dan Jungkook akan selalu bersama? Kalian pasti akan bekerja sama dengan orang baru."

"Itu beda cerita, perihal itu nanti setelah kami lulus. Namun saat ini sesuatu yang pas sangat sulit dirubah, kami sudah sangat nyaman. Hanya kami bertiga."

Yoongi begitu keras kepala dan Namjoon segera memejamkan matanya berusaha untuk tidak terlihat bahwa Yoongi begitu sangatlah menyebalkan dimatanya karena tidak menuruti kemauannya sebagai seorang guru. Mencoba bersikap bijaksana, guru dengan marga Kim tersebut menghela nafasnya dan mencoba tersenyum.

"Maka dari itu, kau harus belajar untuk menerima orang baru. Bukankah kalian tiga terbaik? Apa menerima orang baru sangat sulit dilakukan? Saya yakin anak kelas ujung dengan nilai rendah pun dapat mengatasi hal ini dengan mudah. Ah, satu lagi. Apa karena hal ini nilai sosial kalian rendah? Sepertinya saya akan memperbaiki peringkat setelah ini."

Yoongi tampak melebarkan matanya, sedangkan Jungkook langsung memberikan atensi pada guru muda tersebut dan Taehyung yang menganga tak percaya. Mereka cukup pintar untuk mengetahui apa yang dimaksud sang guru.

Fallacy [OPEN ORDER!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang