Caramel Frappuccino

134 35 18
                                    

CARAMEL FRAPPUCCINO – BAEKHYUN

7 AM – 10 AM

BAEKHYUN selalu teringat kue ketika berada di dekat gadis itu. Choi Nara—nama gadis itu—selalu menguarkan aroma manis karena pekerjaannya sebagai pattisier. Ia yang selalu menyiapkan kebutuhan dessert untuk kafe Universe setiap pukul 7, yang berarti sering bertemu dengan Baekhyun.

“Hari ini kue apa yang kau bawa?” tanya Baekhyun.

“Donat aneka rasa, brownies, dan beberapa potong cheesecake. Oh ya, aku juga membawa puding rasa cokelat dan stroberi,” jawab Nara.
Baekhyun mengangguk. “Biar aku membantu membawa semuanya ke dalam.”

Nara mengiyakan, dan Baekhyun segera menuju sepeda motor gadis itu yang digunakan untuk membawa semua kue-kue. Ada bergitu banyak kotak plastik untuk menyimpan berlusin-lusin donat. Itu masih belum termasuk dessert lainnya yang disebutkan Nara.

Baekhyun mulai membawa kotak-kotak tersebut sebanyak yang ia bisa ke dalam kafe. Nara juga melakukan hal yang sama. Mereka bolak-balik 3 kali hingga selesai.

Baekhyun melihat sekeliling kafe yang cukup penuh. Keadaan masih terkendali. Lalu atensinya tertuju pada Nara yang menghitung kue sisa kemarin, dan menyimpannya dalam kotak kosong baru yang memang sengaja dibawanya.

“Perlu bantuan?” tanya Baekhyun.

“Tidak perlu, gomawo*,” jawab Nara singkat. “Penjualan kemarin lumayan, ya. Hanya tersisa 5 potong donat, nih.”

“Iya,” sahut Baekhyun, “kemarin akhir pekan, wajar banyak yang datang.”

Nara mengangguk. “Aku sudah menyimpan sisanya. Aku pulang dulu.”

“Ehm, Nara,” panggil Baekhyun. Tanpa sengaja ia mengulum bibirnya dan menjulurkan lidah sedikit selama beberapa detik. Lelaki itu terlihat kalang kabut. “Tidak mau minum kopi dulu?”

Nara terkesiap, ia mengusap pipinya dengan telunjuk. “Aku ….”

“Kita tidak pernah mengobrol lebih dari tentang pekerjaan sebelumnya,” ujar Baekhyun dengan nada cepat. Ia sangat berharap Nara tidak menolaknya.

“Maaf,” tolak Nara halus, “aku masih harus mengurus toko kueku. Besok saja, aku akan meluangkan waktuku.”

Perkataan Nara mengandung harapan, setidaknya itulah yang Baekhyun pikirkan. Jadi, lelaki itu tersenyum. “Baiklah, aku akan menunggu besok.”

“Sampai jumpa.”

“Sampai bertemu lagi,” ucap Baekhyun. Ia menunggu Nara keluar kafe, setelah itu mulai merapikan kue-kue di dalam etalase yang lengkap dengan pendingin. Aroma manis kembali tercium Baekhyun, dan lagi-lagi ia teringat Choi Nara meskipun baru satu menit ditinggalkan.

*

CARAMEL frappuccino, itu adalah jenis kopi yang disajikan Baekhyun keesokan harinya untuk Nara. Kopi yang manis karena mengandung karamel, seperti gadis itu.

Setelah merapikan kue ke dalam etalase, menyiapkan kopi untuk pelanggan, Baekhyun bisa mengobrol dengan Nara. Ia benar-benar memanfaatkan waktu senggangnya.

“Aku pernah ke toko kuemu,” ucap Baekhyun memulai pembicaraan, “tetapi kau tidak ada di sana.”

Nara tertawa pelan, seperti biasa sangat elok. Gadis itu lembut seperti krim dan manis seperti gula. Seluruh tingkah lakunya seperti kue yang hidup saja. “Aku pasti berada di dapur. Aku menyerahkan bagian penjualan pada orang lain.”

“Kau owner-nya bukan?” tanya Baekhyun ingin tahu.

“Iya. Dulu aku bersekolah di bidang kue, dan setelah bekerja beberapa tahun di berbagai toko … aku membuka toko milikku sendiri,” jawab Nara, mulai bercerita.

“Wow.” Baekhyun berdecak kagum. Ia salut terhadap Nara. “Kau pasti bangga terhadap dirimu sendiri.”

“Tentu saja,” jawab Nara. Ia menyesap kopi buatan Baekhyun dengan gembira. “Menimbang bahan-bahan, mencampur serta menjadikannya adonan, mendekorasi kue dengan krim dan hiasan warna-warni setelah matang … tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu semua.”

Baekhyun mengangguk paham. “Kau melakukannya setiap hari?”

“Iya. Itu rutinitas yang kulakukan tanpa tahu kapan harus berhenti.” Nara menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga, sebuah gerakan manis lain bagi Baekhyun.

“Kalau aku ….” Baekhyun bergumam, “aku juga ingin membuka kafe seperti ini. Aku tak ingin hanya menjadi barista paruh waktu.”

Nara mendengarkannya. Gadis itu memperhatikan Baekhyun yang sedang berbicara, dan kenyataan sederhana itu membuat ia merasa senang.

“Aku suka saat meracik kopi. Menggiling biji kopi, mencampurkannya dengan susu dan menghiasinya whipped cream. Aku bersyukur Suho-hyung memintaku bekerja di sini meskipun aku tidak memiki pengalaman apapun dalam bidang ini.”

Baekhyun bercerita. Ungkapan perasaan hatinya yang hampir tak pernah dikatakan kepada siapapun. Baginya, Nara orang yang tepat untuk bercerita.

“Lakukan saja, raih cita-citamu itu,” kata Nara.

Baekhyun tersenyum malu. “Masalahnya … aku sudah terlanjur menyukai tempat ini. Aku tak bisa meninggalkannya untuk membangun toko baru.”

“Aku juga suka tempat ini.” Nara tersenyum. “Kalau tidak, aku menolak permintaan Suho-oppa menyuplai dessert di sini.”

Baekhyun tertawa. “Aku bisa saja meminta Suho-hyung untuk membuka cabang baru kafe Universe, dengan aku yang menjadi manajer utamanya. Bukankah begitu?”

“Wah.” Nara ikut tertawa. “Itu akan menyenangkan. Kalau begitu, aku juga akan menyuplai kue ke cabang milikmu.”

“Meskipun lokasinya jauh?” tanya Baekhyun. “Seandainya membuka cabang, tokonya tidak akan dekat dari sini. Itu berarti tidak dekat juga dengan toko kuemu.”

Nara mengangguk, “Ya. Walaupun lokasinya jauh.” Ia pun menyesap kopi frappuccino-nya lagi sebelum es batu di dalamnya mencair semua.

Baekhyun menghela napas panjang ketika pintu kafe mendentingkan lonceng yang menggantung di atasnya. Ada pelanggan masuk, dan berarti ia harus meninggalkan Nara selama beberapa saat.

“Kutinggal dulu,” kata Baekhyun. “Tolong jangan ke manapun, oke?”

Nara mengangguk. “Iya, tentu saja.”

Baekhyun segera melayani pelanggannya. Sesekali ia melirik ke arah Nara, dan ketika mereka bersitatap, wajahnya merona. Konyol, ia malu karena ketahuan melihat gadis itu dari jauh.

Selama sisa jam shift-nya, mereka berbincang banyak hal. Sesekali Baekhyun memang harus meninggalkan Nara untuk pekerjaannya, tetapi gadis itu tak keberatan.

Karena tanpa sepengetahuan Baekhyun, Nara juga suka melihat lelaki itu meracik kopi.

*

Catatan:
* Terima kasih

24 Hours of Cafe Universe √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang