BAB II UPK

92 44 31
                                    

UNTUK PERTAMA KALINYA

Author POV

Sekarang para keluarga sedang berbincang di ruang tamu. Namun, berbeda dengan sepasang suami istri yang baru menetas ini. Mereka memilih duduk di taman belakang dan para tetua pun tahu mereka butuh privasi untuk berdua.

“Ekhem” dehem seseorang yang begitu dalam dan menusuk indah di telinga Rena.

“Eh ” gagap Rena ketika sang suami berdehem membuyarkan lamunan indahnya. Tetapi sebenarnya bukan itu yang membuatnya gugup.

Yang membuatnya gugup itu sebuah tangan yang kuat dan kokoh sedang bertengger dengan manisnya di pinggang ramping Rena.

“Ngelamun apa eh, apa kamu sedang membayangkan malam pertama kita ya?” ujar sang suami dengan seringai nakalnya kepada sang istri.

“Ih apaan sih kamu Revan, dasar dari dulu otak itu gak pernah dicuci ya, dasar omes uh” jawab Rena dengan memalingkan wajahnya ke arah lain karena malu ditanya seperti itu oleh makhluk jahil di sampingnya.

Revano Putra Rajendra. Seseorang yang dulu Rena anggap sebagai hadiah yang begitu mengagetkan. Hadiah yang pernah ia anggap sebagai masalah dalam hidupnya.

Seseorang yang penuh dengan keseriusan, keintimidasian dan jauh dari kata lembut apa lagi jahil seperti ini.  Dan seseorang itu adalah suaminya. Suami tercintanya, seseorang yang tak disangka-sangka akan menemani hidupnya sampai ajal menjemput. Seseorang yang akan di panggil ayah oleh anak-anaknya. Membayangkan itu Rena jadi senyum-senyum sendiri.

“Nah ketahuan kan, kamu lagi mikirin ‘itu’, tenang sayang kamu gak usah bayangin. Nanti malam pasti kita bakal praktik kok” Revan berucap sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ia begitu senang bisa melihat bidadarinya tersenyum malu-malu seperti ini.

“Apaan sih kamu Revan, dasar nyebelin” jawab Rana sambil menabok paha Revan.

“Aduh sakit tahu sayang. Kamu kok agresif banget si. Gak bisa bayangin deh kalo di ranjang kayak apa” jawab Revan sambil tertawa dan mengelus pahanya.

"Tuh kan mesum"

"Lah, nggak papakan aku mesumin istri sendiri. Kalau aku mesumin istri tetangga lah itu gak boleh"

"iya lah nggak boleh, dosa itu namanya"

"Makanya biar nggak dosa, ya aku mesumnya sama kamu. Eh nggak mesum si, masak bilang kaya gitu sam istri dibabg mesum" ucap Revan membela diri.

"Iya terserah deh, tapi kan ini waktu dan kondisinya nggak tepat Revan"

"Oh iya, ya udah nanti di kamr kita omknginnya, eh jangan omongin. Praktekin aja sekalian, ya nggak," jawab Revan yang sebenarnya ia ingin terbahak melihat wajah snag istri yang merah merona.

“Ihhh” Rena tambah manyun di buat Revan. Wajahnya panas setiap kali Revan menggodanya.

Sebenarnya ia malu jika membahas topik ini. Dan untuk menutupinya ia selalu berusaha terlihat sebel, padahal di hati ia begitu malu dan ingin menenggelamkan wajahnya di dada Revan, ups.

Tiba-tiba Rena menjerit karena Revan menggendong tubuhnya secepat kilat ala bridal style. Awalnya Rena memberontak ingin di turunkan. Karena ia malu diperlakukan seperti ini oleh suaminya. Tepatnya, ia tidak mau mati muda karena serangan jantung.

Namun, Revan tetap membawanya menuju kamar mereka yang berada di atas.

Ketika melewati para orang tua di ruang tamu, Rena menenggelamkan kepalanya di dada Revan. Rena sangat malu beradegan yang sedikit fulgar ini di depan keluarga mereka.

Para orang tua hanya tersenyum maklum ke arah Revan dan Rena. Maklum pengantin baru. Ya lengket banget.

Ketika mereka telah melawati tangga, terdengar suara dari bawah.

“Kak Revan, ngebet banget ya. Ati-ati loh, jangan sampe kak Rena pingsan liat kakak yang gak sabaran itu” kalimat itu di lanjutkan dengan gelak tawa para keluarga.

Revan tahu itu suara adiknya. Kevin Azlan Rajendra. Cowok tengil tapi cengeng. Dan sok-sok jadi playboy.

“Dasar bocah tengil” geram Revan.
Rena masih tetap menenggelamkan kepalanya di dada bidang suaminya yang sendereble banget. Sampai Rena tidak sadar bahwa mereka sudah sampai di dalam kamar.

Revan mendudukkan Rena yang sedang gugup setengah mati. Rena bukan wanita polos yang tidak tahu apa yang akan dilakukan sepasang suami istri di dalam kamar saat malam pertama. Rena jelas tahu soal itu. Rena terus menunduk dan memejamkan matanya.

“Kamu kenapa tegang gitu?” tanya Revan yang tentunya tahu alasan istrinya gugup dan tegang.

“Gak papa kok” sahut Rena menunduk. Revan mendekati Rena. Rena semakin memejamkan matanya. Rena sudah deg-degan dan..

‘cup’

Revan mencium kening Rena.

“ Ya udah, aku ke kamar mandi dulu” Rena agak bingung dengan kelakuan Revan.

"Lah kok makah pergi, nggak jadi ya? Apa Revan kebelet," ucao Rena pada diri sendiri.

Revan pergi ke kamar mandi dan Rena pun menunggu apa yang akan di lakukan suaminya itu.

Ketika keluar, wajah Revan masih basah dengan air, lalu ia membuka lemari dan mengambil dua sajadah.

“Ambil wudhu gih sana” kata Revan sambil menggelar sajadah.

“Tadi kan kita udah Sholat isya’ Rev” kata Rena agak bingung.

“Kita Shalat sunnah sayang” jawab Revan pelan sambil tersenyum,
Rena mengangguk dan masuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Rena menenangkan degup jantungnya.

Ia bahagia sekaligus terharu. Suaminya begitu berbeda dengan laki-laki lain. Tak pernah berhenti ia mengatakan bahwa ia sangat beruntung mendapatkan suami seperti Revan. Setelah tenang meskipun masih senyum-senyum sendiri, Rena mulai mengambil air wudu.

♡♡♡

Mereka menjalankan Shalat sunah dengan khusuk. Revan begitu bahagia karena untuk saat ini dan seterusnya di dalam setiap Shalat dan doanya ada seseorang yang berdiri di belakannya dan selalu mengamini setiap doanya.

Setelah selesai Shalat, Revan mendekati Rena yang duduk di ranjang. Revan menunduk dan membacakan doa sebelum melaksanakan kewajiban mereka sebagai suami istri.

Revan semakin mendekatkan dirinya dengan Rena. Rena yang tadinya gugup sekarang telah tenang setelah melaksanakn shalat dan mendengar lantunan doa dari bibir suaminya.

"Aku mencintaimu Renata Zaina Rajendra"

"Aku juga mencintaimu Revano akbar Rajendra"

Revan pun mulai mencium kening Rena dengan lembut. Ciuman itu mulai turun ke bawah, dan berhenti di bibir manis Rena. Ciuman penuh dengan kelembutan dan cinta, tidak ada nafsu liar di dalamnya. Namun, dapat memberikan efek besar bagi keduanya. Memberikan rasa dimana mereka saling membutuhkan sentuhan akan cinta, saling mendamba akan kasih sayang.

Selanjutnya hanya Tuhan dan mereka yang tahu apa yang terjadi di malam itu.

Tapi tunggu dulu, author nebak kalian juga tahu apa yang bakal mereka lakukan. Jadi nggak usah diperjelas ya. Itu malam mereka bukan malam kita.

♡♡♡

Hai ketemu lagi😊

Semoga suka ya.
Jangan lupa aku minta STAR nya ya⭐⭐

Terutama komen dan sarannya.

Happy Reading❤

You Are The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang