PENERBANGAN TERBAIK
Author POV
Setelah selesai shalat subuh berjamaah. Sepasang suami istri itu mulai mengemasi barang-barang yang akan dibawa mereka untuk beberapa hari di Lombok. Lebih tepatnya hanya sang istri.
"Kamu ngapain bawa yang itu si sayang. Itu kita bisa beli di sana," ucap Revan ketika Rena memasukkan beberapa kaos longgarnya ke dalam koper.
"Ya kan kamu tau, aku nggak bisa tidur kalau nggak pakek kaos ini. Terus, kita jangan boros-boros lah Mas. Aku tau, tiket pesawat sama hotel di sana nggak murah. Kita harus hemat mulai dari sekarang. Emang uang kamu banyak. Tapikan rejeki mana ada yang tau," jawab sang istri panjang kali lebar kali tinggi.
"Iya si bener, tapi kan kalau kaos longgar gitukan nggak mahal-mahal banget sayang. Kan kalau bawa sedikit kit----"
"Udah kamu diem aja. Tenang aja, aku itu bawa nya sengaja yang murah-murah. Lah, terus pas di sana aku bakal beli yang mahal-mahal. Jadi kamu nggak perlu takut uang kamu nggak habis oke." potong Rena untuk mengakhiri perdebat mereka.
Sebenarnya ia memang bukan tipe perempuan yang suka shopping dan menghambur-hamburkan uang sesukanya. Ia lebih senang menabung untuk masa depan. Ia perempuan yang lebih memikirkan masa depan yang lebih indah.
"Wah, ternyata istriku hahaha. Tapi tetep aja ribet sayang. Udah yang itu nggak usa---"
"Udah suamiku tercinta. Kamu duduk manis aja ya di situ oke. Gara-gara kamu ngomong terus. Yang ada ini nggak selesai-selesai." Ucap Rena sambil mengantarkan suaminya ke sofa di sudut ruangan.
Yang disuruh duduk hanya mengikuti perintah sang Ratu sambil cengar-cengir kek kambing.
Revan duduk bersandar pada sofa sambil memperhatikan Rena yang mondar-mandir mempersiapkan segalanya. Hanya dengan memakai kaos putih longgar dan hotpents, Rena terlihat begitu seksi dan manis menurut Revan.
Revan menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menghilangkan pikiran mesumnya dari Rena.
"Mas, ngapain geleng-geleng kepala gitu? Kamu pusing?" Tanya Rena mendekat pada Revan.
"Nggak, aku nggak pusing sayang. Cuma lagi nikmatin ciptaan Allah." Jawab Revan memandang istrinya.
"Ciptaan Allah?" Tanya Rena agak bingung.
"Iya, udah ah aku mau ganti baju dulu, kamu juga belum mandi kan?. Bau banget tau gak sih," ucap Revan sambil mengilas-ngipasi hidungnya.
"Ih, apan sih. Orang wangi gini juga." Bela Rena pada dirinya sendiri dan dengan bodohnya ia malah mencium kedua ketiaknya.
"Hahahaha, bau ih bau. Udah ah sana mandi" Revan berlalu dari Rena. Jangn lupa, kecupan manis di dahi Rena tak pernah absen.
"Katanya bau, kok cium-cium. Uuuh dasar bapak-bapak mesum" dumel Rena sambil memonyongkan bibirnya.
♡♡♡
Revan POV
Senang rasanya bisa melihat istri tercinta bisa tersenyum bahagia seperti ini. Sejak membuka mata setelah azan subuh berkumandang. Senyum di wajah istriku tak pernah hilang. Itulah salah satu kebahagiaan terbesar dari seorang suami. Melihat sang istri tersenyum bahagia, dan lasannya karena kita, sang suami.
Oh iya sampai lupa, sekarang aku dan Rena sedang berada di antara awan-awan yang saling begandengan bersama sang surya yang sejak pagi terlihat begitu bersinar. Yap, aku sedang berada di pesawat menuju tempat liburan sekaligus honeymoon.
Aku sengaja mengambil penerbangan paling pagi. Aku melakukan itu supaya nanti di sana aku dan Rena bisa istirahat terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas 'liburan' kami. Pasti disana Rena tidak akan mau diam saja di hotel. Dia pasti tidak akan betah. Jadi inilah salah satu hal yang dapat aku lakukan untuk mempersiapkan tenaga ekstra.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason
RomantizmDi setiap kejadian pasti ada sebuahnya alasan. Baik kejadian yang menyenangkan maupun menyakitkan. Dan salah satu alasan terbesar ialah seseorang. Terlihat sederhana, namun sangat bermakna. ♡♡♡ Kamu adalah Sebuah Alasan. Alasanku mengenal apa itu...