BAB IV T

82 38 28
                                    

TERKEJUT

Author POV

Tak terasa sudah hampir satu bulan Revan dan Rena sah menjadi pasangan suami istri. Revan selalu memperlakukan Rena bak seorang ratu. Karena memang benar, Rena adalah Ratunya, ratu di hatinya.

Sekarang ini Revan dan Rena sedang menghabiskan weekend mereka di rumah orang tua Revan.

"Revan, kapan mama dapat cucu?" tanya mama Revan.

Revan dan Rena sama-sama tersedak makanan saat mendengar pertanyaan sang mama.

"Ya Mama sabar dong. Revan juga baru nikah belum ada satu bulan" jawab Revan kepada mamanya.

"Gimana mama bisa dapat cucu. Orang kamu kerja terus. Kalian pun belum bulan madu. Kasihan Rena sayang" tutur Bu Aisyah kepada anak sulungnya.

"Iya Ma, bulan ini memang jadwal Revan sedang padat-padatnya. Terus Rena juga gak masalah kok kalau kami gak bulan madu. Di rumah juga bisa. Ya kan sayang" ujar Revan sambil melirik istrinya yang dari tadi hanya menundukkan kepala.

"Iya Ma, Rena gak masalah kok. Mas Revan juga kerja buat nafkahi Rena" ungkap Rena membela Revan. Namun, berlainan dengan suara hatinya.

"Ya kan setidaknya kalian jalan berdua. Menghabiskan waktu tanpa adanya berkas dan dokumen" sindir Bu Aisyah kepada anaknya.

"Iya Ma, nanti Revan usahakan" tutup Revan.

"Kamu itu cuma ngomong aja tapi tidak dilakukan. Kamu itu seharusnya--"

"Ayo lebih baik kita makan. Kasihan menantu Papa jadi terganggu makannya" ucap Pak Andhika yang sedari tadi hanya diam menyaksikan perdebatan antara ibu dan anak yang kemungkinan tidak ada endingnya.

♡♡♡

Rena POV

Sebenarnya aku juga ingin bulan madu. Ingin jalan-jalan, diner romantis dan ingin menghabiskan waktuku dengan suamiku tanpa ada yang mengganggu. Tidak perlu ke luar negeri, ke kota sebelah pun aku sudah senang.

Memang benar, selama sebulan pernikahanku Mas Revan sangat sibuk. Namun, dia tidak pernah mengabaikanku. Dia selalu ada untukku.

"Sayang" panggil Mas Revan membuyarkan lamunanku.

"Iya Mas" sahutku.

"Maaf ya aku belum bisa ngajak kamu bulan madu" kata Mas Revan yang sedang fokus ke arah jalan. Sekarang kita masih di perjalanan pulang dari rumah mama.

"Iya Mas nggak papa, nggak usah dipikirin. Toh kita sudah bulan madu di rumah" jawabku asal.

"Iya sayang kalau itu mah perlu. Wajib malah hukumnya" kata Mas Revan sambil tertawa.

Setelah itu hening. Perjalanan kami selanjutnya hanya di isi oleh suara radio.

♡♡♡

Revan POV

Sebenarnya aku merasa bersalah pada istriku. Sudah hampir satu bulan pernikahan, aku belum pernah mengajaknya makan malam romantis seperti pasangan pengantin baru pada umumnya. Makan malam saja belum pernah apa lagi bulan madu dan liburan.

Sebenarnya aku ingin, tapi karena tuntutan pekerjaan memaksaku menunda terus hal-hal itu. Sekarang ini pun aku akan melaksanakan meeting dengan investor dari Singapura.

"Maaf Pak, sepuluh menit lagi meeting akan dilaksanakan" ucap Pak Hendi membuyarkan lamunanku.

"Baik, saya segera ke sana" jawabku.
lebih baik aku selesaikan dulu pekerjaanku. Sepertinya setelah ini jadwalku tidak padat.

You Are The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang