Episode 01

381 27 19
                                    

○○○

(Kerajaan Skycart)

"Sora."
Panggil ayahnya.

"Ada apa?"

"Apa tidak apa-apa soal ingatanmu yang hilang?"

"Soal itu... aku sudah melupakannya, mau bagaimanapun aku tidak dapat mengingat hal sekecil apapun dalam ingatanku yang dulu."

"Segitu parahnya ya. Maafkan ayah yang sudah membuatmu seperti ini. Kamu telah kehilangan ingatan yang begitu berharga bagimu selama di dunia Griffinia." Sahutnya sambil tertunduk lemas.

"Griffinia? Apakah aku pernah kesana?"

"Iya, kamu sangat menyukai tempat itu."

"Tidak mungkin!"

"Ada apa Sora?" Tanyanya dengan cemas.

"Tidak mungkin ayah! Mana mungkin aku menyukai tempat para manusia hidup. Pasti ayah keliru soal ingatan itu."

"Tidak Sora... itulah kenyataannya."

"Sudahlah! Aku mau berlatih."
Kataku sambil berjalan meninggalkannya.

Tidak lama kemudian setelah beberapa langkah aku berjalan, ayah berkata dengan lantang...
"Sora! Temuilah gadis itu. Kamu sudah cukup lama tidak menemui orang yang mencintaimu, carilah Selica!"

Gadis?

Seorang gadis?
Selica???

Siapa dia??
Apakah aku memiliki seseorang yang dekat denganku?

Tidak mungkin...

Tiba-tiba kepalaku menjadi sangat sakit, karena otak yang bekerja mencoba mengingat masa lalunya.
"Ahh! S-s-sial! Sakit sekali!"

"Sora! Pengawal bawa dia pergi ke kamarnya, cepat!" Sahut ayahnya dengan sigap.

"Sora, aku yakin ingatanmu akan segera kembali. Karena sedikit sakit yang kau derita saat ini akan memulihkan sedikit demi sedikit ingatan di masa lalumu. Walau itu bagaikan secercah kertas..."
Ujar dalam hati ayahnya.

6 Bulan Sebelumnya...

(Kerajaan Skycart)

Yak...
Misiku akhirnya selesai.
Mencari pedang Pra Sejarah itu sungguh merepotkan.
Tapi aku mendapatkan pengalaman yang tidak ada duanya, yah bisa di bilang ini setimpal.

Tapi, masih ada satu masalah kurasa...

Ahh... entahlah, yang penting sekarang aku harus menjaga perdamaian di dunia ini, Griffinia benar-benar dunia yang menarik.

(Keesokan Harinya)

"Lihat ini..."
Ayah memberiku selembar kertas.

"Apa ini?"
Tanyaku.

"Itu adalah lambang sebuah kelompok yang menentang pemerintah, Quantum menurut rumor itu nama kelompoknya."

"Ha!? Siapa pemimpinnya?"

"Ada saksi yang beranggapan bahwa dialah dalang di balik semua ini."
Katanya sambil menunjukkan sebuah gambar padaku.

Jubah hitam...
Topeng gagak...
Dan di kedua tangannya memegang pedang yang di aliri kekuatan supranatural?

Orang ini...
Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana ya.

"Bagaimana?" Tanya ayahku.

"Sepertinya aku pernah melihatnya, kurasa di dunia Griffinia. Tapi aku lupa dimana tepatnya."

"Aku harap kau jangan sampai bertemu dengannya. Karena ayah merasa dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Matanya memancarkan aura yang sangat buruk, mata itu seperti mata iblis yang mampu memanipulasi kita."

Benar...
Matanya sangat tajam, berwarna merah pekat.
Persis seperti yang aku lihat, walau itu samar-samar pada waktu itu.

Ternyata ini, perasaan yang selama ini menghalangiku, perasaan yang sangat tidak nyaman.

Kelompok Quantum ya...
Akan kuingat.

Setelah Kayaze muncul masalah baru lagi. Aku harus memberitahu Selica segera.

Aku pun langsung menuju ke dunia Griffinia melalui portal yang telah dibuat. Tapi portal ini tidak sembarang orang boleh melewatinya.

(Griffinia)
08.30 AM.

Cerah juga pagi hari disini, baguslah.

Aku langsung menuju kerumah dimana Selica berada.

Setibanya disana...
"Hallo, apa ada orang?"

Hmm... tidak ada disini nampaknya, apa mungkin di halaman belakang?
Pasti dia ada di tempat favoritnya sekarang.

Lalu aku berjalan menuju halaman belakang rumah, ternyata...

Hmm...
Benarkan dia pasti duduk di dekat kolam ikan.
"Selica..."

"Sora?"

Aku datang menghampirinya dan sambil memeluknya.
"Aku senang bisa melihatmu."

"He'em... aku juga, tapi kenapa tiba-tiba kamu pulang sekarang? Bukannya selama satu minggu kamu akan ada perundingan dengan para petinggi?"

"Sebenarnya ada satu hal yang ingin kusampaikan."

"Apakah ada masalah?"

"Iya, di dunia ini masalahnya. Apa kamu pernah mendengar kelompok Quantum?"

"Quantum? Bukankah itu kelompok pemberontak?"

"Jadi kamu sudah tahu ya..."

"Aku hanya menerima kabar saja dari orang-orang yang katanya kelompok itu telah menyerang pos pertahanan di wilayah hutan selatan."

"Ha!? Kapan itu terjadi?"

"Beritanya sih sekitar lusa kemarin."

Berarti mereka masih berada di dekat sini, aku harus segera bertindak.
Jika tidak akan terjadi banyak korban lagi.

"Sora?"
Panggil Selica.

"Ehh... iya."

"Jangan kamu berpikir untuk mendatangi mereka."

"Hehe... tenang aku hanya..."

"Pokoknya jangan! Itu sangat berbahaya jika kamu sendirian."
Sahutnya tiba-tiba.

"Ehh... i-iya, aku tidak akan mengambil risiko. Tapi, bagaimana cara menghentikan mereka? Kudengar mereka orang-orang yang cukup kuat dan memiliki kekuatan yang langka."

"Hmm... kalau itu sih belum ada yang tahu, soalnya belum ada yang pernah bertatapan langsung dengan mereka."

Jadi semakin sulit jika belum mengetahui kekuatan mereka saat ini.
Dan kemungkinan mereka berjumlah cukup banyak, tapi tidak sebanyak para pemberontak Kayaze sebelumnya.

Aku harus segera mencari informasi tentang mereka, seperti apa dan letak lokasi mereka saat ini.
Karena aku merasa bersalah jika menutup mata soal masalah ini.

Aku, Ardelt Sora Reinhardt, putra kerajaan dan pelindung tanah ini.
Akan menghukum mereka yang membuat onar seenaknya.

Quantum... kalian musuh dunia ini.

○○○

Skycart World 2: Life In GriffiniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang