Kamu nggak punya cukup kekuatan untuk mengalahkanku. Selain menggunakan cara licik.
-Tristan Gavin Samudera-****
"Princessa Vanessa, would you be my girl?" Seorang cowok tengah berdiri di tengah lapangan Futsal. Berlutut sambil memegang sebuah buket mawar merah berukuran besar. Dia adalah Digo, Kapten Futsal yang sudah lama mengincar Vanessa, namun baru memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaannya hari ini, setelah tau kalau Vanessa putus dengan pacar terakhirnya pagi ini.
Vanessa, cewek yang sedang menjadi target dari drama penembakan di jam istirahat ini, sedang berdiri dengan tangan terlipat di depan perut. Dia menatap manik-manik cowok yang sedang berlutut itu dengan jenis tatapan maut yang mampu melumpuhkan lawan.
"Apa yang gue dapet kalo gue Nerima Lo?" Tanya Vanessa.
Ini adalah jenis pertanyaan yang nggak bisa dijawab dengan sembarangan. Karena satu kali aja salah menjawab atau jawaban itu nggak menarik buat seorang Vanessa, dia akan langsung menolak mentah-mentah tawaran untuk berpacaran itu.
"Apapun yang kamu mau. Asal kamu mau jadi pacar aku," jawab Digo dengan penuh keyakinan.
Vanessa menaikkan sebelah alisnya. Jujur, itu adalah jawaban klise yang terlalu sering dia dengar dari mulut cowok yang menembaknya. "Oke... I have one request,"katanya sambil membungkuk agar bisa mensejajarkan wajahnya dengan wajah Digo.
"Apa?" Digo merasa dirinya akan diterima, untuk itu dia akan memenuhi apapun permintaan Vanessa. APAPUN.
"Lepas jabatan Lo sebagai Kapten Futsal, hari ini juga."
Suasana hening yang tadinya menyelimuti drama di tengah lapangan futsal ini, berubah menjadi dengungan yang tertangkap samar di Telinga. Semua mempertanyakan kenapa Vanessa meminta syarat semacam itu pada Digo. Padahal, satu Minggu lagi team Futsal akan bertanding di Liga Final melawan SMA musuh.
Digo sendiri nggak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia melongo sejadi-jadinya. Di bahkan rela memberikan apapun yang dimilikinya, harta sekaligus nyawa. Tapi jabatan Kapten Futsal? "Kamu bercanda kan Vanessa?"
"Nggak sama sekali. Gue serius," jawab Vanessa dengan tegas. "Nggak masalah kok kalo Lo keberatan. Itu artinya..."
"Oke aku mau!" Digo langsung berdiri dan memotong omongan Vanessa. Tapi dirinya langsung diprotes keras oleh nggota team futsal yang tadinya sudah mati-matian membantunya dalam drama ini.
"Go, nggak bisa gini, Man. Inget, kita ada tanding Minggu depan. Nggak lucu kalo futsal kehilangan kaptennya," protes Beni, salah seorang anggota Futsal pimpinan Digo.
"Iya, Go. Pikirin lagi lah," sambung Riko. Lalu dia menoleh ke arah Vanessa sambil berkata, "dan Vanessa, ayolah... Kenapa harus ini syaratnya?"
Vanessa tersenyum miring. "Kalian tenang aja. Gue udah siapin kok Kapten baru buat team futsal kalian."
Semua menatap Vanessa lekat-lekat. Termasuk Digo, yang masih shock bertubi-tubi.
"Ronald, dia yang akan gantiin Digo," kata Vanessa kemudian.
"What?!!!" Beberapa anggota Team Futsal serempak kaget dengan perkataan Vanessa itu. Tapi pada akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak. Bukan mentertawakan Vanessa, melainkan pada pilihannya bernama Ronald, si cowok kutu buku yang selalu setia menjadi suporter Futsal dan berteriak paling keras tiap kali team mereka mencetak gol.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone #Book 1: Player
Teen Fiction(Repost dan Revisi) Princessa Vanessa memiliki semua hal yang diinginkan oleh kebanyakan cewek pada umumnya. Dia cantik, kaya raya, populer dan supel. Tapi kelebihannya itu dia jadikan sebagai alat untuk menguasai sesuatu, yaitu laki-laki. Dia tumbu...