Sekeras apapun usaha kamu untuk bersembunyi. Aku selalu menemukan cara untuk menemukanmu.
-Princessa Vanessa-****
"Tristan Gavin Samudera. Kapan Lo kembali?"
Sebelah alis Tristan terangkat. Vanessa tau di siapa? Atau dia yang salah mengerti pertanyaan.
Vanessa tersenyum. "Lo nggak cukup pinter buat sembunyi," kata Vanessa lagi. "Gue kenal dengan baik setiap apa yang ada di sini," Vanessa membelai alis Tristan. Hidungnya. Kemudian bibirnya. "Masih sama persis seperti empat tahun yang lalu."
Tristan mengamati wajah Vanessa. Sejenis wajah cantik yang kerap dipakai untuk menggoda. Seperti sekarang. "Kapan lo tau?"
"Ada deh," Vanessa justru melepaskan diri. Mendorong tubuh Tristan agar bisa bernafas. Jarak sedekat itu membuatnya kepanasan. "Kenapa disembunyiin?"
Tristan ikut duduk di atas kap mobil. Di sisi Vanessa. Hari sudah semakin gelap. Dan mungkin, Vanessa akan tetap berputar di mobilnya yang pecah ban kalau saja dia nggak datang tadi.
"Bisa pulang sendiri kan?" Tanya Tristan kemudian.
Hal yang sangat nggak Vanessa harapkan. Harusnya cowok itu bertanya, udah makan belom? Jalan yuk! Atau apa kek. Cowok mati rasa!
"Anterinnn," rengek Vanessa. "Kalo nggak makan dulu deh. Atau kemana kek gitu. Baru juga jam segini."
"Nggak!" Tristan langsung turun. "Jauhan dari mobil gue." Sambil menarik tangan Vanessa turun.
"Ihhh, masa iya Lo nolongin gue setengah-setengah. Sekalian anterin pulang. Ya ya ya," rengek Vanessa sekali lagi.
"Nggak!" Tristan baru akan masuk ke mobilnya sebelum Vanessa menggelayuti tangannya. "Apa lagi sih?!"
"Gue laper."
"Terus?"
"Makan yuk bentar."
"Bisa makan sendiri kan? Udah gede juga."
"Ihhhh Tristan. Temenin kenapa sih. Lagian kita bisa banyak ngobrol. Gue juga penasaran pengen tau kenapa Lo nggak mau ngasih tau gue kalo lo itu Tristan yang itu."
"Nggak penting."
Vanessa cemberut. Kali ini dia membiarkan Tristan masuk ke mobilnya. Dia menggeser tubuhnya agar mobil itu bisa lewat.
"Kunci mobil lo. Masuk ke mobil gue," suruh Tristan.
Mata Vanessa langsung melebar nggak percaya. Nggak mau membuang waktu, Vanessa langsung mengambil tas di dalam mobil. Mengunci mobil dan naik ke mobil Tristan.
"Kita mau kemana?" Tanya Vanessa karena mobil Tristan berbelok ke arah dia datang tadi.
"Mau makan kan?"
Vanessa mengangguk.
Mobil pun melaju cukup kencang. Vanessa mengamati Tristan dari sudut matanya. Cowok itu terlalu dingin untuk ditaklukan. Wajahnya tetap aja datar meski sudah banyak cara yang Vanessa lakukan untuk memancing perhatian.
"Rok Lo turunin," suruh Tristan tanpa menoleh.
Vanessa baru menyadari kalo roknya sedikit terangkat. Makin membuatnya penasaran, dia menoleh ke arah Tristan. "Lo kok bisa nggak tergoda sih sama gue? Di saat cowok lain bahkan sangat ingin ngeliat gue ngelepas semua pakaian gue. Kenapa Lo justru kayak gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone #Book 1: Player
Teen Fiction(Repost dan Revisi) Princessa Vanessa memiliki semua hal yang diinginkan oleh kebanyakan cewek pada umumnya. Dia cantik, kaya raya, populer dan supel. Tapi kelebihannya itu dia jadikan sebagai alat untuk menguasai sesuatu, yaitu laki-laki. Dia tumbu...