5. Tetangga Baru

64.6K 3.6K 58
                                    

Terkadang sikap Lo bikin gue bingung.
-Princessa Vanessa-

****

Pagi minggu yang cerah. Vanessa memanfaatkannya untuk bersantai di teras sambil menikmati sebuah Novel yang baru dibelinya tadi malam.

Sampai akhirnya mata Vanessa dibuat kaget dengan munculnya seorang cowok di teras sebelah rumahnya. Rumah sebelah masih kosong sampai kemarin malam. Dan gimana bisa Tristan sudah berdiri di sana sekarang?

"Lo?!" Pekik Vanessa.

"Nggak usah teriak bisa nggak sih?" Rutuk Tristan. Dia dengan mudahnya melangkah ke teras Vanessa dengan sekali lompatan.

Belum hilang keterkejutan Vanessa akan kemunculan Tristan di sana. Cowok itu kini tengah duduk di kursi santainya dan mencomot camilannya. "Lo.. kok bisa? Lo ngapain di sana?" Tanya Vanessa. Dia duduk di kursi yang satunya lagi, meminta penjelasan.

"Bukannya Lo nggak suka rumah itu selalu kosong? Lo takut kan?" Jawab Tristan dengan sebuah pertanyaan.

"Iya tapi kenapa? Gimana? Kok..."

"Nggak jelas ah Lo," Tristan mendorong kening Vanessa yang mendekatinya.

"Ih Tristan gue serius! Kok Lo bisa muncul dari situ?"

"Ya karena gue tinggal di situ sekarang."

"Hah?" Mulut Vanessa menganga lebar.

Vanessa memang selalu memimpikan rumah yang terletak couple dengan rumahnya itu segera terisi. Karena dia suka takut malam-malam keluar teras, lirik ke sebelah kosong nggak ada penghuni. Nyatanya, kehadiran Tristan ini bagaikan mimpi di pagi hari. Terlalu mustahil jika dianggap nyata. Dan terlalu nyata jika dirasa.

"Lo serius?" Tanya Vanessa lagi.

"Menurut lo gue ada tampang lagi becanda?"

"Aaahhhhhhh," Vanessa melompat girang. "Gila gila gila. Seneng banget gue. Akhirnya gue bisa buka teras kamar gue lagi malem-malem."

Tristan menahan untuk tidak tersenyum. Tetap memasang ekspresi datar agar cewek itu nggak semakin kepedean.

"Keluarga Lo ikut pindah?"

"Iya lah!"

"Tristaaaaannnn," Vanessa langsung memeluk Tristan. Mereka sampai jatuh ke lantai dengan tubuh Vanessa di atas tubuh Tristan.

"Lo nggak bisa diem sebentar apa ya," rutuk Tristan. Kepalanya sampai terbentur lantai akibat tubrukan itu.

Vanessa terkekeh. Dari jarak dekat dia mengamati wajah Tristan yang sedang mengaduh kesakitan. "Lo kenapa sih suka banget marah-marah. Nggak capek itu mulut?"

"Gue yang harusnya nanya gitu. Lo nggak capek berisik Mulu?"

Vanessa ledak oleh tawanya. Dia melupakan posisinya sampai akhirnya tersadar dan membuat rona merah di pipinya kembali hadir. Saat ingin bangkit, Tristan justru menahan pinggangnya.

"Kenapa jadi merah lagi?" Goda Tristan. Dia suka melihat warna merah itu. Vanessa terlihat menggemaskan.

"Lepasin. Biasa aja ngomongnya," Vanessa berusaha melepaskan diri. Menyembunyikan kegugupan namun gagal.

FriendZone #Book 1: PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang