#24 (part 1)

3.3K 245 7
                                    

kalau ternyata kebenaran lebih menyakitkan dari kenyataan, maka Aku lebih memilih untuk tidak mengetahuinya ---Lalisa Manoban

💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓

Tubuhnya jatuh merosot kelantai. Ia menangis lagi dibalik pintu kamarnya. Bersandar disana sembari memeluk lulut. Mengeluarkan segala luapan emosinya dalam tangisan yang entah kapan akan Ia akhiri.

Hatinya begitu sakit dan terluka. Begitu terpukul bahkan luka kesedihan untuk tangisan Ibunya sembilan bulan lalu tidaklah sesakit ini. Saat mengetahui pria yang dicintai justru ikut menyembunyikan kebenaran sesungguhnya, rasanya marah saja tidaklah cukup.

kecewa tentu saja. Sangat kecewa malah. Wanita mana yang tidak akan kecewa saat mengetahui itu semua justru dari orang lain, Seorang mafia licik pula. Dan kini Ia akan memenuhi  janjinya kepada pemimpin Hwang itu. Ia akan bekerja disana. Dikelab malam itu.

Lisa mulai merasakan kepalanya berdenyut sakit. Seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum. Ia terlalu banyak mengeluarkan air mata, sejak Ia mengetahui akibat dari kematian Ibunya disaat itupulah Ia mulai menangis.
Bakhan saat keluar dari gedung tuapun langkahnya diiringi dengan derai air mata. Ia juga tidak sadar ketika Jimin ikut masuk dalam taxi yang Ia tumpangi.

Dan lagi tadi, karena dipenuhi emosi tak terkendali. Ia sampai-sampai meminta cerai kepada Taehyung.
Lisa mengacak-acak rambutnya, lalu menghapus bekas jejak air mata pada wajahnya.

"Oppa..
Maafin Lisa...".

💜💜💜🔱🔱🔱💜💜💜

Sejam yang lalu, saat Jungkook tiba digedung tua itu, Ia sempat dikejutkan dengan pemandangan menggagetkan dirinya. Lisa keluar dari gedung tua sambil menangis, lalu di ikuti seorang pemuda yang sebaya dirinya dan wajahnya sudah babak belur. Keduanya juga malah menumpangi taxi yang sama. Jungkook ingin mengejar, tapi lebih dulu ditahan pria berbadan tegap.

"Aku akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus".
Pemimpin Hwang terbahak, saat menggingat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan grub Hwang.
"Nona Manoban dan juga kontrak yang akan ditanda tangani sepupumu itu".
Pemimpin Hwang menyeringai lalu melempar map berwarna merah kearah Jungkook.
"enam jam lagi".

"Kau tidak akan mendapatkan apa-apa".

kata Jungkook santai. Lalu mulai membuka isi map itu. Yang mana isinya adalah perjanjian tertulis dan harus ditanda tangani Taehyung. Tentu saja kontrak itu dibuat untuk mengguntungkan grub Hwang.

"wanita sepupuku dan juga tanda tangannya".

Pemuda Jeon menyeringai licik. Lalu mengangkat tinggi-tinggi map merah ditangannya melewati batas kepala, lalu menyobeknya hingga menjadi serpihan-serpihan kecil.

Diluar dugaan Pemimpin Hwang malahan tertawa. Seolah yang dilakukan Jungkook adalah sebuah pertunjukan menarik dimatanya. Dan pemimpin Hwang terhibur jadinya.

Tapi bukan Jungkook namanya kalau tidak berhasil menyulut emosi seseorang. Buktinya saja, setelah selesai menyobek map merah itu. Dengan gaya santai nan angkuhnya Ia merongoh saku jaket kulit hitamnya. Menggambil pematik lalu menyulut api. Membakar sisa-sisa serpihan kecil map itu. lalu dilemparnya diatas kain karpet beludru. Mengingat hampir keseluruhan ruang kerja pemimpin Hwang yang khusus menerima tamu, lantainya beralaskan karpet .

"apa yang Kau lakukan bocah tengik!!!???".
Teriak pemimpin Hwang terlampau kaget.

"menyulut api".
Jawabnya santai. Lalu Ia berbalik menuju pintu keluar.
"akan Aku bakar seluruh gedung tua ini, sampai rata menjadi abu" .
Ancamnya, lalu membuka pintu dan membantingnya dari luar.

my lovely husband(END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang