Jungkook berdiri gugup di depan pintu dengan sekotak martabak cokelat kacang dan roti bakar nuttella. Dia jadi mirip cowok yang ngapel kerumah pacarnya. Tapi, Jungkook nggak ngapel. Cuma mau ngajakin anaknya yang punya rumah dinner bareng. Yah, kata dinner sih kurang cocok, soalnya mereka belum pacaran. Mungkin lebih pantes disebut makan malam bareng kali ya, eh tapi, nggak bareng juga sih. Soalnya nanti yang makan paling cuma kak Taehyung, Jungkook udah makan dirumah.
Tok tok tok!
Jungkook ngetuk pintu dari kayu mahoni yang kalau kepala kita kejedot, benjolnya ampe berhari-hari. Jangan bilang Jungkook kampungan soalnya nggak tau fungsi bel. Dia cuma gugup. Iya, gugup.
Hati Jungkook dugem pake musik edm yang ajep ajep begitu pintu warna cokelat gelap itu dibuka dari dalem, menampakkan seorang ibu-ibu seumuran bundanya yang tiba-tiba langsung nyuruh Jungkook masuk.
“Duduk, nak.”
Jungkook tersenyum kaku pada mamanya kak Taehyung sebelum duduk di sofa kulit hitam. Di seberang, ada bapak-bapak yang Jungkook simpulin adalah papanya kak Taehyung. Jungkook makin deg deg-an lagi waktu papanya kak Taehyung natep Jungkook tajem dari balik majalah otomotif yang dibacanya.
“Kau siapa ya?”
Nahloh.
Jungkook menelan ludahnya, “Temennya kak Taehyung, om,” jawabnya pelan.
“Nama kau?” aksen bicara papanya kak Taehyung agak kasar dengan logat batak yang kental terdengar. Bikin Jungkook jadi merinding disko.
“Jungkook, om,”
Papanya kak Taehyung ngangguk-ngangguk, “Hmm, rumah kau? Dimana?”
“Dekat-dekat sini kok, om, cuma empat blok dari kompleks sini,” Jungkook mencengkram kantung kresek martabak manis yang dibawanya, masih tegang, kawan.
“Gakusahlah kau tegang-tegang begitu. Aku bukannya mau ngapa-ngapain kau. Nggak napsu.”
Astaghfirullah.
Jungkook speechless. Sumpah.
“Diminum dulu, nak,” untung mamanya kak Taehyung dateng bawa segelas teh anget buat disuguhin ke Jungkook. Untung aja. Untung.
Jungkook mengangguk, “Iya, tante,”
“Aduh, ganteng ya temennya Taehyung.. Namanya siapa, nak?” mamanya kak Taehyung nanya, raut mukanya kayak sumringah gitu.
“Jungkook, tante,”
“Kamu rum-“
Baru aja mamanya kak Taehyung buka mulut, terdengar grasak-grusuk dari lantai atas disusul umpatan-umpatan kasar. Jungkook kenal suaranya. Itu suara kak Taehyung. Nggak lama, anaknya udah turun ke bawah dengan ponsel dan tas di tangan kirinya sedangkan sepasang converse hitam di tangan kanannya.
Jungkook memuji dalam hati. Kak Taehyung kelihatan manis dengan kemeja putih garis garis biru oversize dan celana hitam. Aduh. Pokoknya menurut Jungkook ya, kak Taehyung cocok pakai apa aja. Apalagi kalau nggak pake apa-apa.Astaghfirullah, qotor( ͡° ͜ʖ ͡°)
Jungkook terkekeh pelan begitu kak Taehyung duduk bersila di lantai, memakai sepatunya dengan terburu-buru sambil mengomel, “Kok gamau bilang sih kalo udah nyampe, kesel,”
"Iya iya maaf,"
Taehyung menatap Jungkook dengan sebal, “Tapi kan lu jadi nungguin gua," Taehyung nali sepatu sebelah kanannya sebelum akhirnya berdiri, nepok-nepok pantatnya, siapa tau ada debu najkal lagi asik nemplok.
“Udah?”
“Masih nanya lagi? Lu ga bisa liat gua udah rapi gini, hah? Ayo buruan!” Jungkook cuma bisa istighfar dalam hati, berusaha maklumin sikap si Taehyung. Kayaknya dia lagi mens, makanya gitu.
Ga lama kemudian, Taehyung udah nyandar di bodi motor Jungkook. Nunggu Jungkook yang masih basa-basi sambil ngasihin martabak ke mamanya, "Ayo cepetan," katanya lagi.
Jungkook cuma ngangguk aja terus salim sama mamanya Taehyung sekaligus pamitan.
🍓🍓🍓
"Kita mau kemana lagi, kak?"
Kini mereka lagi ada di pasar atjeh. Duduk duduk di trotoar, senderan di pagar halaman belakang masjid raya baiturrahman sambil minum es cendol.
Taehyung menoleh setelah menghabiskan segelas cendol traktiran Jungkook tadi, "Lu maunya kemana?"
"Ke hatimu,"
"Gak muat, bego," kemudian kepala Jungkook ditoyor kasar. Sedetik kemudian matanya berbinar menatap Jungkook, "Ke McD aja. Mau kan?"
"Apasih yang enggak buat kakak,"
Taehyung mendengus. Ngambek ceritanya. Terus nggak lama, dia mukul pundak Jungkook, "Apaan sih," katanya terus pinggang Jungkook jadi sasaran cubitan maut. Tapi Jungkooknya malah ketawa. Taehyung jadi tambah sebel, "Bodo ah,"
"Yah ngambek. Maaf deh,"
Taehyung masih merengut.
"Mau es cendol lagi?"
Kali ini Taehyung senyum sumringah.
Bro, harga diri lu ga lebih dari es cendol segelas.
ciee yang pada kangen.
maaf ya. maaf banget. ini telat apdet banget karna sempet terserang wb terus lupa password terus tugas tugas jahanam yang minta di belai. hari ini aku double update. bye, mau mandi.
:june
;kamu:beli mi aceh yuk
;ayuk, naik apa?
:naik punggungku. kamu segitu mah enteng, hehe
;ih bisa aja, makin cinta dehterus kalian bangun dari mimpi
HE HE HE
aku syg kalian:*
KAMU SEDANG MEMBACA
sholeh ; kookv
Cerita PendekDISCONTINUE cuma Jungkook yang tiap hari kerjanya berdoa sehabis sholat supaya kak Taehyung kelak jadi makmumnya, kok:)) ❝Jika nun mati bertemu ba' maka disebut iqlab. Jadi kalau saya ketemu kakak, maka insyallah disebut ijab, hehe.❞ -jungkook2k18 W...