part 3

25 5 0
                                    


***
Disaat waktu berkata akan indah pada waktunya. Aku percaya ia tidak akan ingkar janji. Walau terkadang dihiasi dengan gemerlap perih.

***
.
.
.

Ntah kenapa,
Seseorang yang belum aku ketahui identitas dan rupanya. Namun hatiku terpedaya olehnya.
Seseorang yang belum aku ketahui kepribadiannya. Namun batinku berkata dia yang terbaik untukku.

"ya Allah jangan biarkan hati ini jatuh pada hati yang membuatku lupa terhadapmu ya Allah. Ku sandarkan dan ku pasrahkan semua kepadaMu"

Fikiranku sudah tak lagi karuan kesana kemari tak tentu apa yang terjadi di otakku. Antara mendengarkan kajian dan memikirkan si pangeran bersuara emas.

Fokus del fokus syutt ahh. Kata batinku sambil menepuk-nepuk kepala ku pelan.

***
Di depan pintu gerbang majlis ku tunggu kak saher keluar. Tak lama aku menunggu dia datang dengan kuda besi nya dan kami pun pulang.

***
"Del,  laper ya?  Dateng-dateng ke rumah langsung makan aja lahap bener dahh ampe ga tawar-tawar gitu sama kakak!  Hahaha dasar bocah! "

Teg!  Okhok okhok!  Ihhhhhhhh kakak kenapa sihhh ganggu orang lagi makan aja ah.  Suruh siapa tadi sebelum ke majlis gak kasih kesempatan ke deli buat makan dulu.  Ihh untung aku ga mati konyol gara-gara keselek!" aku pun berenti makan dan pasang muka judes sembari mengerucutkan bibirku.

"kalian ini kerjaannya ribut lagiiii ribut lagiiii,  masalahin apasih!" kata ibu sambil duduk disampingku.
"ini bu,  si kakak masa deli lagi makan dikagetin,  kan sebel iyshhhh!"

Aku terus cembedut dan pasang muka jutek.

"dasar bocah!  Marah nih celitanya?  Yakin mau marah sama kakak?  Padahal tadinya mau ajak kamu keluar beli martabak. Tapi udah ah gajadi. MALEZZ!"

Wah wah dasar ni punya kakak bisa aja bikin adenya luluh. Aku pun tersenyum .

"yaudah iyaa deli ga marah lagi sama kakak,  tapi ada syaratnya"

"Apa syaratnya?" jawab kak saher datar.

"aku ga marah lagi asal kakak beliin martabak keju ya buat aku!"

Kak saher hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum tengil,  mungkin dalam hatinya dia pengen ngubik-ngubik aku yang udah nyogok dia demi aku ga marah lagi wkwkwk.

"Bodoamat lah yang penting aku kenyang hahaha."

***
Jam dinding menunjukan pukul 21.00, aku yang sedari tadi menunggu kak saher pulang dan membawa martabak keju sudah tak sabar rasanya ingin segera mengunyah martabak itu.

"euhh kakak mana sih lama banget ah!"

Angan-angan tentang martabak itu pun sudah berganti dengan rasa kantuk tak tertahankan di bola mataku.  Akhirnya aku pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan mengambil wudhu setelah itu aku siapkan buku pelajaran untuk sekolah besok karena tadi sepulang majlis belum sempat aku menjadwal.

***

Jujur aja ya, aku senyum senyum sendiri pas mikirin deli marah sambil monyongin bibirnya itu hihihi. 

I hope you like it 😘

Antara Titik atau KomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang