Jam dinding menunjukan pukul 04.00 sore, akupun bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat aku menimba ilmu akhirat. Yaa... Ke majlis maksudnya hehe.
Seperti biasa, aku pergi diantar sama kakak ku, panggil aja dia kak Saher. Umurnya denganku tidak berbeda jauh, jadi sering banget temen-temen aku nyangga dia itu pacar aku.
Duuhhh.... Pacar? Musim kah?
Aku dan kakak ku sangat akrab, begitulah tanggapan teman-temanku.
***
"Dek! Jadi berangkat ga? Nanti keburu selesai pengajiannya noh!"
"iya kak, sebentaar!"
Si kakak ini emang ga sabaran dan cerewet minta ampun kaya cewek lagi PMS! tapi dia tetep gagah dan handsome kok dengan kulit sao matang dan kacamata eksotis nya.
***
Dengan baju gamis warna pink dan jilbab hitam serta handsock yang senada dengan bajuku. Aku bergegas turun dari lantai dua kamarku, jilbabku melambai-lambai terbawa lari ku dari tangga.
"Masya Allah, abis ngapain kamu? Lama banget sih! Keburu adzan subuh nanti!"
"Biasalah kak namanya juga cewek. Kalo kakak yang dandan lama baru ga biasa alias ga wajar bin ga normal, hahaha" wajah nya hanya mengerenyit kesal dan mungkin dalam hatinya menggerutu ga jelas.
***
Jam sudah menunjukan pukul 05.00 sore. Selama di perjalanan aku tak henti-hentinya ngobrol sama kak saher.
Ntah bagaimanapun, saat itu aku tak ingat dengan segala masalahku yang membuatku melamun sedari pulang sekolah. Intinya aku tertawa lepas dan fun bareng kak saher.
***
Aku turun duluan di depan gerbang majlis dan kak saher pergi untuk cari tempat parkir yang tak jauh dari majlis.
"wah, sudah banyak yang hadir ternyata. Ntah karena mereka yang rajin atau aku yang dateng terlalu sore hehe."
"Allahuakbar Allahuakbar..
Allahuakbar Allahuakbar..
Ashaduanlailaahaillallah..
Ashaduanlailaahaillallah..
Ashaduanlamuhammadarrasulullah..
Ashaduanlamuhammadarrasulullah..
Hayya'alasshalaah..
Hayya'alasshalaah..
Hayya'alalfallaah..
Hayya'alalfallaah..
Allahuakbar Allahuakbar..
Allahuakbar Allahuakbar..
Laailaahaillallah.."
"masya Allah, ntah suara siapa kah itu yang jelas sangat merdu suaranya. Bikin hati aku adem ayem gituuu. Mungkin bukan hanya aku yang ngerasa gini. Soalnya euh banget lah suaranya!" gumamku dalam hati.
Sadar aku senyum-senyum sendiri aku segera bangun dari lamunanku.
"ehh! Apa sih Del, Astagfirullah. Shalat woy shalat!"
Aku bangkit dari tempat ku menuju tempat wudhu, membasuh lengan, wajah, dan semua yang harus dibasuh sesuai rumusnya.
Setelah selesai aku kembali ke dalam. Sambil menunggu iqomah aku ambil Al-Quran dalam tas dan ku lantunkan dengan suara perlahan.
***
Seperti biasa, selesai shalat selalu di dawamkan shalawatan dan membaca ratib. Tapi ada yang berbeda hari ini.
Lagi-lagi hatiku tertegun, terdengar jelas di telingaku suara itu. Suara yang sama dengan suara adzan tadi. Suara merdu bak suara khas pagi menyejukan hati.
"euhhh ya Allah, aku makin penasaran, siapa lelaki shaleh bersuara emas itu?" hasraktu dalam hati ini tak henti-hentinya bertanya.
"ah sudahlah del, ingat tujuan utamamu datang ke majlis ini."
***
Emang tujuan deli datang ke majlis apa? Cari jodoh! Eh upss😅
Lanjut aja deh.. Happy reading😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Titik atau Koma
Genç KurguAku sadar ini belum saatnya aku jatuh hati. Disaat aku terjebak cinta bersamamu hidupku lebih bahagia ketika bersamamu, Tapi haruskah aku mengakhiri demi menunggu waktu yang belum pasti? Atau menjeda sejenak dan melanjutkan semua ini? Pilihan ini...
