3. Ciuman Pertama

113 14 20
                                    

"Chan Yeol-ssi, apa kamu baik-baik saja?" tanya para kuman.

Chan Yeol hanya menatap ke depan dengan bibir menutup rapat, ia memperhatikan gadis lusuh yang sedang duduk di depannya. Entah apa yang membuatnya sangat unik dimata Chan Yeol, dia tidak mempunyai kelebihan, ia tidak kaya, tidak pintar, ia mungkin sangat cantik jika bisa merawat dirinya.

"Berhentilah menggangguku!" bentak Chan Yeol pada kuman-kumannya, membuat kuman-kumannya diam.

Tatapan penuh dendam, itulah yang Ye Na rasakan saat ini, tepatnya tatapan itu berasal dari belakangnya, dan orang yang menatapnya sudah pasti Chan Yeol. Ye Na yang sering dipanggil 'Cihuahua-jenis anjing' itu sudah tidak peduli jika ia akan dipukuli, ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.

"Lain kali kamu jangan dekat-dekat dengan Cihuahua ya, dia mungkin terlihat manis dan lucu tapi jika sudah marah ia bisa mengigit sampai kamu terluka" jelas salah satu dari para kuman.

Chan Yeol hanya terkekeh pelan, bagaimana bisa gadis semanis Ye Na bisa berkelahi, kenyataan itu hanya membuat Chan Yeol menggelengkan kepalanya.

"Hah, cihuahua bodoh" ucap Chan Yeol pelan.

Tiba-tiba Ye Na beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas. Disaat yang bersamaan Chan Yeol mendapatkan sebuah pesan dari seseorang.

Mr.X : Apa kamu sudah mencari info tentang Manager Jung itu?

Chan Yeol : Oh! Aku baru ingat tujuanku pindah ke sekolah ini.

Mr.X : Cepat cari info tentangnya, waktu kita tidak banyak tuan Kim.

Setelah mendapat pesan seperti itu, Chan Yeol bangkit dan berlari keluar dari kelas hingga para kumannya tak dapat mengejarnya. Ia harus mencari informasi mengenai seseorang yang bernama Jung Gi Tae. Chan Yeol membaca satu persatu nama ruangan disisinya, perpustakaan, ruang administrasi, kelas musik, kelas seni, dan ia berhenti. Kantor guru.

Matanya menelusuri setiap sudut ruangan, memastikan tidak ada seorang pun yang melihatnya. Dengan langkah yang mengendap-ngendap, ia perlahan masuk dan mencari papan nama Jung Gi Tae. Setelah ia menemukannya, ia mengobrak-abrik seluruh dokumen di meja maupun di laci. Chan Yeol menemukan Biografi lengkap mengenai Guru Jung dan menyembunyikannya dibalik seragamnya. Namun, ia telat menyadari jika seseorang sedang memperhatikannya tepat di depan meja Guru Jung.

Shin Ye Na membelalak dan memperhatikan meja Guru Jung yang berantakan,
"Ya! Apa yang kamu perbuat dengan meja Guru Jung?! Kenapa ka--"

Chan Yeol membungkan mulut Ye Na dengan tangannya ketika ia mendengar langkah seseorang, sepertinya itu adalah Guru Jung. Chan Yeol segera menarik tangan Ye Na dan menyuruhnya merunduk. Namun, Guru Jung tetap melanjutkan langkahnya, mau tak mau Chan Yeol melakukan hal yang tidak terduga.

Ia menarik kepala Ye Na mendekat ke wajahnya, perlahan ia mencium bibir tipis dan merah itu dengan lembut. Ye Na merasakan jantungnya berdegup kencang, ia merasakan bibirnya seperti memakan sebuah mochi, sangat lembut dan manis. Guru Jung yang melihat hal itu segera bersembunyi.

"Aigoo, anak jaman sekarang tidak tahu dimana tempat untuk bermesraan. Aigoo, aigoo" cibir Guru Jung kemudian keluar dari ruang guru.

Chan Yeol, melirik kearah pintu dan tak menemukan siapa-siapa disitu, ia kembali menatap kehadapannya. Saat ini, ia mencium Ye Na, tapi kenapa rasanya ia tak mau melepaskan ciuman itu. Rasanya seperti membuat orang kecanduan saja. Lalu, kenapa Ye Na menutup matanya? ia seperti sangat menikmati ciuman ini, lucu sekali.

Segera Chan Yeol melepas ciuman itu, ia menatap Ye Na dengan wajah memerahnya, serta bibirnya yang terbuka sedikit. Ye Na masih tak percaya dengan apa yang barusan terjadi, ini adalah kali pertamanya ia berciuman.

Chan Yeol menarik dagu Ye Na sambil menatap bibir yang kemerahan itu,
"Hah, paboya Cihuahua" ucapnya.

Setelah itu Chan Yeol pergi dari kantor guru dengan santainya, seperti tak melakukan dosa sama sekali. Sementara Ye Na, ia memikirkan ciuman berharganya, yang selama ini ia jaga dan pertahankan. Namun, dengan seenak jidatnya, Chan Yeol mengambil ciuman pertamanya. Ini tidak boleh dibiarkan, Chan Yeol harus membayar apa yang telah ia perbuat pada Ye Na.

🌻

Seusai bel pulang berbunyi, seluruh murid segera menuju kerumahnya masing-masing. Sedangkan Ye Na, ia sedang mengikuti Chan Yeol pulang. Dari awal, ia sudah curiga dengan cecunguk satu itu, gerak-geriknya sangat mencurigakan di kantor guru tadi. Ada sesuatu yang ia sembunyikan, dan Ye Na harus mengetahui apa itu.

Chan Yeol berjalan menyusuri jalanan kecil itu, tapi ia terhenti ketika mendengar suara langkah kaki dibelakangnya. Ia menoleh, tapi ia tidak menemukan siapa-siapa.

Sementara Ye Na bersembunyi dibalik pohon, ia bercucuran keringat juga jantungnya berdebar kencang, jangan sampai Chan Yeol menyadari kehadirannya. Ye Na kembali mengintip, tapi sosok Chan Yeol sudah menghilang.

"Apa kamu sedang bermain petak umpat hah?!" batin Ye Na, kesal.

Ye Na mencoba mencari Chan Yeol di sebuah pertigaan diujung sana, saat ia membalikan badannya, Chan Yeol sudah berdiri di depannya sangat dekat hingga hidung mereka bertemu. Lagi, Ye Na kembali lagi merasakan jantungnya berdegup kencang, ketika ia melihat bibir Chan Yeol ia kembali mengingat ciuman di kantor tadi. Dan itu membuatnya gila.

"Kenapa kamu mengikutiku?" tanya Chan Yeol.

Ye Na segera mendorong badan Chan Yeol, ia tak bisa berkata-kata jika terlalu dekat dengan Chan Yeol.
"A-aku tidak mengikutimu, aku juga satu arah denganmu" dusta Ye Na.

"Benarkah? Kalau begitu mari jalan berdua" ajak Chan Yeol, sambil menggandeng tangan Ye Na.

Ye Na hanya menatap tangannya itu, hangat dan nyaman. Tak lama kemudian ia sadar.
"Lepas tanganku, apa kamu ini memang tidak tahu sopan santun ya? Menggandeng tangan seseorang seenakmu, mencium bibir seseorang seenakmu. APA KAMU INI MESUM HAH?!" Ye Na berteriak dan membentak Chan Yeol, sampai-sampai wajahnya memerah, sedari tadi ia ingin melontarkan kata-kata itu pada Chan Yeol.

"Owh ciuman itu.."

Ye Na menautkan kedua alisnya,
"Hanya itu?! Apa kamu tahu? Itu adalah ciuman pertamaku, dan kamu dengan mudahnya mengambil ciumanku itu?!" Ye Na kembali membentak.

"Itu ciuman pertamamu? Bhahah, jaman sekarang masih saja ada yang memperdulikan first kiss. Tapi, sepertinya kamu menikmati ciuman itu, buktinya kamu memejamkan matamu" jelas Chan Yeol, berhasil membuat Ye Na membatu.

Chan Yeol mendekatkan wajahnya pada Ye Na sambil melangkah pelan hingga Ye Na terpentok di sebuah pohon. Ia sepertinya bersiap untuk mencium Ye Na yang kedua kalinya.

"Apa aku perlu menciummu lagi untuk mengembalikannya?" Chan Yeol tersenyum kecil dan menatap mata Ye Na, ia melihat kegelisahan disana.

Chan Yeol mendekatkan wajahnya, sementara Ye Na hanya mematung, ia kembali terpesona akan ketampanan Chan Yeol. Wanita manapun pasti tidak bisa berkutik, jikalau dihadapkan pada seorang laki-laki seperti Chan Yeol. Waktu terus berjalan dan bibir keduanya saling berdekatan, semakin dekat, lalu.

Shiny BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang