19. Wedding

28.7K 1.2K 21
                                    

Who cares baby, i think i wanna marry you...

***

Arthur telah mempersiapkan sebuah acara mewah, bahkan paling mewah yang pernah diadakan dikota itu. Hotel bintang 5 yang telah dipesan khusus untuk pernikahan sang pengusaha miliarder, tamu undangan dari berbagai kalangan, seperti para politisi dan rekan bisnis sesama pengusaha. Botol anggur termahal berjejer rapi, hidangan makanan yang dibuat khusus oleh pihak hotel, serta musik klasik yang dimeriahkan oleh penyanyi internasional ikut memeriahkan pesta tersebut.

Aula gedung dengan daya tampung ribuan orang tersebut dihiasi dengan gaya klasik dan modern menyesuaikan era jaman sekarang, lampu bertebaran disetiap sudut ruangan makin meriahkan perayaan yang diadakan dimalam hari tersebut, dengan nuansa serba berwarna pink dan cream makin mempercantik keadaan disana.

Jane begitu gugup, ia menggenggam erat lengan pria yang akan menggiringnya dialtar dengan remasan yang cukup kuat. Jane terus berusaha menetralkan nafasnya sesuai pesan Andrea, namun tak mengurangi rasa gugup ditonton oleh beribu-ribu orang yang ada disana.

Gaun tanpa lengan berwarna putih terang dan sangat ketat dibagian bokong dan perut itu sangat pas ditubuhnya, bagian bawah yang menjuntai hingga kebelakang dan ditaburi beberapa swarowski disetiap jengkal gaun tersebut.

Rambutnya tergulung rapi dan menyisakan beberapa helai didahi dan pelipisnya makin mempercantik penampilannya, ditambah polesan wajah yang minimalis dari make-up artis ternama.

"kau gugup?" tanya pria disebelah yang menjadi penggiringnya.

Jane menggeleng lemah, pilihan terakhir hanyalah pria disebelahnya. Karena Ayahnya telah tiada dan ibunya yang tidak akan hadir diacara sakral ini menjadikan Ethan satu-satunya lah pria terdekatnya saat ini, bahkan keluarga Jaefferson yang lain tidak menghadiri pesta meriah ini.

"tenanglah Jane, kau memiliki Andrea dan aku. Kau tidak sendiri" ujar Ethan menyemangati, setidaknya dapat membuat lengkungan tipis dibibir berwarna peach tersebut hingga membentuk senyuman. Sepekan sudah Arthur tidak menemui dirinya karena sibuk mengatur jadwalnya dan menunda beberapa pertemuan penting demi hari ini, Jane sendiri tidak diperbolehkan ikut campur untuk menangani hari pernikahannya sendiri.

Semua sudah dikerjakan oleh salah satu orang kepercayaan Arthur, pria itu tidak ingin calon istrinya menjadi kelelahan hanya untuk mengurus acara pernikahan. Lagi pula, gadis itu harus bugar pada hari ini.

Suara piano mengalun pelan, semua orang yang duduk dimeja bundar segera berhenti bercakap dan menoleh kearah pintu guna menanti sang mempelai pria. Seseorang yang mengarahkan acara kemudian mengarahkan Ethan dan Jane bersiap pada posisinya membuat jantung Jane berdegub kencang dan lututnya hampir saja lemas.

"kau siap?"

"untuk Arthur, ya..." Ethan menyunggingkan senyum, keduanya berjalan pelan ketika pintu utama terbuka. Dengan percaya diri Ethan menggiring Jane diatas karpet merah dengan ribuan pasang mata tertuju padanya.

Diperhatikan membuat Jane semakin gugup, Jane bukanlah tipe gadis yang percaya diri. Ia sendiri tidak yakin dirinya tidak akan melakukan kesalahan dikhalayak orang banyak, apalagi semua tamu undangan berasal dari kalangan atas.

Ciutan dan bisikan kecil terlihat oleh Jane, seolah orang-orang disana menggunjing dirinya karena statusnya sebagai keponakan Arthur, makin membuat nyali Jane menciut. Gadis itu tertunduk malu dengan wajah masamnya, seharusnya ia berbahagia karena dipersunting oleh pria miliarder itu, namun bagaimana jika pria itu adalah pamannya sendiri?

Nasi sudah menjadi bubur, ia sangat mencintai Arthur dan begitupun sebaliknya. Undangan sudah terlanjur tersebar dan dirinya tak bisa mengubah keputusan pria itu. Hingga akhirnya, Jane berpura-pura tidak menanggapi gunjingan tersebut meski hatinya menjerit.

Jane mulai percaya diri ketika Ethan membisikan sesuatu agar tidak menghiraukan orang-orang itu, meski hal tersebut tidak dapat membantunya lebih banyak dan tak mengurangi getaran dijemarinya. Entah apa yang ada dipikiran Arthur hingga membuat acara sebesar ini dan membeberkan kegilaannya sendiri.

Hingga saat Jane mencoba untuk mengangkat tinggi dagunya untuk menaikan kepercayaan dirinya, saat itulah ia mendapati seorang pria.

Seseorang yang sangat tampan dibalik setelan jas formal dan sepatu mengkilapnya, seseorang dengan wajah tegas dan rahang sempurna serta hidung yang mancung. Alis mata setajam elang dan tatapan yang membuat dirinya selalu dibuat meleleh, poin tambah dengan postur tubuh yang tegap tinggi dan berotot.

Wajah Jane merona, sungguh beruntung dirinya dapat dicintai oleh pria seperti dewa yunani itu.

Saat menatap mata indah itu hati Jane merasa teduh, merasa yakin untuk menghampiri pria itu dan segera menjadikan dirinya sebagai istri sahnya. Tanpa menghiraukan apa yang dijadikan bahan perbincangan orang-orang yang ada diaula itu.

Arthur berdiri dengan sigap, saat dirinya mulai berdekatan dengan pria itu Jane melepaskan genggamannya dilengan Ethan. Disambut baik oleh Arthur dengan senyum mengembang diwajah tampannya.

Jane nampak percaya diri, berhadapan dengan Arthur dalam posisi seperti ini adalah impiannya sejak lama. Sejak benih cinta tumbuh dihatinya yang hanya tertuju pada pamannya itu.

"kau sangat cantik!" bisik Arthur seketika membuat wajah mulus itu merah merona.

Tak lama...
Setelah keduanya mengikrarkan janji suci, riuh tepuk tangan menjadi alunan diaula tersebut. Keduanya tersenyum lebar, Arthur mengecup dahi gadis itu dengan lembut dan mendapat sorakan dari para tamu yang ada disana.

Jane harus mendongak agar dapat melihat jelas wajah tampan Arthur meski ia memakai heels tinggi sekalipun. Mereka berdua saling bertatapan, membuat Andrea yang duduk disebelah Ethan menjadi terharu dan menitikan air mata. Setelah ini, Ayahnya tidak akan menyendiri lagi. Dan sepupunya itu akan bahagia telah mendapatkan pria yang dicintainya.

...

Malam hampir larut, Jane dan Arthur sedang menyapa para tamu dengan wajah yang berbinar bahagia. Terlihat para undangan menenteng segelas wine dengan jam dan perhiasan mewah serta pakaian dengan merk ternama memperjelas bahwa hanya ada kalangan strata atas disana.

Mereka melakukan berbagai sesi foto, pria yang hampir menginjak 50 tahun itu terlihat sangat pas bersanding dengan Jane. Meski umurnya yang telah menginjak 45, namun segala pesona dan tubuh pria itu terlihat lebih muda dan sangat sesuai dengan Jane yang juga cantik jelita.

Andrea dan Ethan juga turut berbahagia meski dengan perut yang kian membesar, namun dirinya menyempatkan untuk hadir diacara spesial Ayah dan sepupunya itu...

Sementara dari kejauhan, seorang pria dan wanita memandang keluarga bahagia itu dengan pandangan tak suka. Arthur, Andrea, Jane bahkan anggota baru mereka Ethan keys sudah seperti aib keluarga yang harus segera disingkirkan. Dan mereka berdua datang hanya untuk melihat pasangan itu bahagia hanya untuk sekejap saja.

"kalian akan menanggungnya setelah ini" ujar wanita dengan rambut pirang sebahu dan pria gondrong yang juga memiliki rambut dengan warna yang sama, mereka berdua kemudian meninggalkan aula gedung dengan saling merangkul satu sama lain sebelum melirik kearah keluarga bahagia itu dan menghilang dibalik kegelapan...

To be continue

***

Akan di update entah kapan...

Irma lg sibuk banget, maapkan yaa 🙏

Beautiful SubmissiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang