PdA.II 1: TETAP BERSAMA

3.2K 250 17
                                    

Veranda pov.

Tiga hari ini sekolah lebih ramai dari biasanya, tepat setahun lalu aku merasakan hal yang sama dengan mereka, para siswa baru. Karena sekarang bulan Juli, bulan penerimaan siswa baru, dan hari ini adalah hari terakhir Masa Orientasi Siswa aka MOS. Sekarang mereka sedang apel pagi dan mendengarkan sambutan dari Kak Melody alias Ketua OSIS.

"... Sekali lagi saya ucapkan selamat datang kepada kalian. Saya Melody selaku ketua OSIS yang masa jabatannya kurang lebih tiga bulan lagi akan berakhir, berharap banyak ke kalian adik-adik saya. Dan bagi kalian yang ingin bergabung di OSIS, silahkan. Seru loh di OSIS, kalian bisa dapat banyak sekali ilmu baru, teman baru, pengalaman baru, banyak pokoknya...." Dari sini terdengar suara kak Melody, padahal speaker-nya lumayan jauh dari kelasku. Dan kak Melody malah promosi OSIS, hehe. Ada-ada saja.

Oiya, ngomong-ngomong soal kak Melody, sejak 4 bulan lalu Lidya sama kak Melody nempel terus kayak upin ipin. Yaiyalah, kan mereka udah jadian, Lidya nembak kak Melody lagi setelah sebulan digantung. Dan langsung diterima. Lidya so sweet banget, waktu itu dia membak kak Melody pas dihari ulang tahun kak Melody. Tapi ya gitu, hubungan mereka cuma kami yang tau, karena gimanapun kak Melody masih menjabat sebagai Ketua OSIS, dirasa ngga pantas aja kalau Ketua OSIS punya hubungan kayak gini. Jadi mereka memutuskan untuk backstreet.

By the way, Desy kemana ya? Kan aku jadi sendirian di kelas. Kalau Lidya, Jeje sama Kinay sih pasti di lapangan ikut apel pagi, kan mereka anak OSIS. Kinay sama Jeje di komisi disiplin, sedangkan Lidya di komisi materi. Mereka benar-benar sibuk. Huuffftt...

"Vee...!!" Desy? Ngapain dia lari-larian gitu?

"Ada apa Des?"

"Hah... Hah... Capek gue!" Iyalah capek, siapa suruh lari-larian gitu.

"Kamu ngapain sih lari-larian gitu Des?" Tanyaku, Desy masih ngos-ngosan.

"Berita terbaru Ve, gue barusan liat di mading depan ruang guru. Udah ada pengumuman wali kelas. Dan lo tau wali kelas kita siapa?!" Desy cerita menggebu-gebu.

"Siapa? Jangan bilang bu Cleo." Tanyaku, karena aku tau kalau Desy sedikit sensi dengan bu Cleo.

"Untungnya bukan!, wali kelas kita bu Saktia lagi Ve!!!! Yeaaahh! Seneng banget gue. Hahah.." astaga Desy, segitu senengnya dapet wali kelas bu Saktia. Sebelas dua belas sih sama dia. Hehe

Dan ya, kami berlima sekelas lagi di XI-IPA-A. Tentu ini bukan hal yang kebetulan, Kinay bilang ini atas permintaan orang tuanya ke pihak sekolah agar kami berlima sekelas. Orang tua Kinay adalah salah satu penyumbang terbesar di yayasan sekolah ini, jadi pasti apapun yang beliau mau akan dilakukan oleh kepala sekolah.

Padahal sebenarnya yang berkeinginan dari awal menjadi anak IPA hanya Kinay, Desy, dan aku. Lidya ingin mengambil jurusan Bahasa, tapi dilarang orang tuanya, jadilah sekarang dia masuk IPA bersama kami. Kalau Jeje? Orang tuanya sih membebaskan dia mau IPA, IPS, atau Bahasa, tapi katanya dia ngga mau pisah dari kami. Jadi dia juga masuk IPA dan kami berlima sekelas.

"Vee.... dicariin nih!" Teriak Gaby dari depan kelas. Siapa ya yang nyariin aku?

Aku berjalan ke arah pintu masuk kelas, dan dia..

Kak Kevin?

"Hai Ve... Sibuk ngga?" Tanyanya, mau ngapain lagi sih dia?

"Eh.. Ngga kak, ada apa ya?" Tanyaku basa-basi, sebenarnya aku tau kalau dia mau pdkt, tapi ya gimana? Masa mau bilang sibuk. Kan sekarang jam kosong.

"Mau ngobrol bentar, hehe.. ke taman yuk?" Ajaknya, duhh males banget sebenernya. Eh tunggu.. itu Kinay sama Jeje kan? Mereka udah selesai apelnya?

Putih dan Abu-abu IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang