Mocil si monyet kecil meminta izin papa untuk mengambil pisang di ujung hutan hahah sendirian."Pa, aku mau membantu papa mengambil pisang di ujung hutan ini," pinta mocil.
Berkali-kali juga papa selalu melarang, dengan alasan mocil masih terlalu kecil, dan belum waktunya untuk membantu mengambil pisang yang ada di ujung hutan.
Selain karena jauh, untuk sampai ke ujung hutan, harus melewati berbagai jurang yang dalam, dan sarang binatang buas.
Tetapi bagi mocil papa tidak sayang padanya.
"Ah, papa selalu melarang keinginanku. Bahkan saat aku ingin membantu pun, papa tidak mengizinkanku," gerutu mocil.
"Mocil, suatu saat kamu sudah besar nanti papa akan mengizinkanmu pergi ke ujung hutan sendiri. Tapi bukan sekarang," sanggah papa monyet.
Mocil tidak peduli dan tetap bersikeras ingin pergi ke ujung hutan sendirian, dengan alasan mau membantu papa. Ia merasa pasti bisa mengambil dan mengumpulkan pisang hanya dengan melihat dan mendengar apa yang papa lakukan selama ini.
Ketika libur tiba, mocil bangun pagi sekali. Ia bergegas pergi ke ujung hutan. Mocil yakin bahwa dia bisa melakukannya persis seperti papa.
Di tengah perjalanan, mocil mendengar suara aneh dan sangat keras. Mocil terkejut. Langkahnya terhenti. Ia berusaha mendengarkan dari mana arah suara itu. Ternyata sepasang mata ular besar mengintip dari balik semak-semak.
Mocil berlari sangat kencang menjauhi ular itu. Tanpa disadari, tiba-tiba mocil terpeleset dan kakinya terantuk batu. Monyet kecil menangis dan meringis kesakitan.
Beberapa saat kemudian, papa monyet datang. Ia segera mengangkat monyet kecil yang masih memegang lutut karena menahan sakit, dan membawa mocil pulang.
Sepanjang perjalanan pulang, papa memeluk mocil erat. Mocil si monyet kecil hanya bisa tertunduk dan menahan tangis.
"Papa. Maaf, ...," ujar mocil tiba-tiba.
Papa monyet hanya diam, dan menggeleng kecil. "Kenapa mocil nekat pergi ke ujung hutan?"
"Maaf, Pa," kata mocil sambil menahan tangis, "mocil hanya ingin membuktikan bahwa mocil sayang Papa."
Monyet kecil memeluk papa dengan erat. "Mocil terlalu sombong dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri, sehingga mocil tidak mau mendengar kata-kata Papa," lanjutnya. "Apalagi papa selalu saja melarang. Seolah tidak pernah sayang sama mocil."
Papa monyet tersenyum, "mocil, selamanya papa akan sayang kamu, dan papa juga tahu bahwa kamu sayang sama papa. Tapi bukan dengan cara seperti ini."
"Iya, Pa. Sekarang mocil sadar kalau Papa sangat sayang sama mocil. Papa nggak mau mocil jatuh. Ternyata berjalan ke ujung hutan sendirian sangat berbahaya."
*****
Kasih sayang papah selalu disalah artikan....
Tapi yakinlah, bahwa papah, ayah, bapak, selalu sayang sama anak-anaknya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
RandomKatanya sih, dunia anak itu penuh dengan warna. Banyak hal bisa terjadi dan mungkin saja terjadi pada masa kanak-kanak. Buktikan sendiri! Subscribe channel Youtube Kak Elyne Dongeng, yuk. Tiktok: @elynedong IG: @kak_elyne_dongeng