Otat si kelinci kecil yang bulunya cokelat lagi sedih.
Dia duduk di bawah pohon sambil melirik ke tengah taman. Mukanya cemberut.
Lalu, dari belakang, datang kelinci besar.
"Otat, kenapa kamu murung?" tanya si kelinci besar.
"Iya, otat lagi sedih, kelinci besar."
"Kenapa?"
"Itu, coba lihat," kata Otat, sambil menunjuk ke tengah taman. Beberapa kelinci lain sedang asyik bermain bersama.
Otat kembali murung. Wajahnya menunduk.
"Otat sedih, karena mereka tidak mau main sama Otat," gerutunya.
"O, ya?"
"Iya, kelinci besar. Niiih," Otat menjulurkan kedua tangannya, dan menunjukkan seluruh bulu di badannya yang berwarna cokelat. "Mereka semua bulunya putih, kelinci besar. Cantik. Sedangkan otat, ..."
"Bulunya cokelat?" celetuk kelinci besar.
Otat mengangguk sedih. Lagi-lagi ia menundukkan kepala.
"Otat kan malu, ... Otat jelek. Kenapa Otat tidak bisa secantik mereka? Kenapa Otat tidak putih seperti mereka? Kenapa otat dilahirkan berwarna cokelat? Huh! Andai saja bulu otat bisa secantik mereka, ... Andai saja otat putih ..."
Kelinci besar menghela napas. Ia mendekati otat dan duduk di sebelah kelinci kecil yang lagi murung itu.
"Siapa bilang otat jelek? Dilahirkan dengan bulu cokelat itu luar biasa, lho. Unik." kelinci besar berusaha menghibur Otat.
"Tidak! Otat mau putih!" teriak kelinci kecil berbulu cokelat itu.
Kelinci besar mengetuk-ngetukkan jari ke hidungnya, seolah sedang berpikir.
"Otat mau bulunya jadi putih?" tanya kelinci besar.
Otat pun berbinar. Ia melonjak kegirangan, sambil berteriak, "Mau!" dan mengangguk cepat.
"Baiklah, kalau begitu." Kelinci besar melanjutkan, "Otat, di belakang taman bunga yang luas ini, ada sebuah pohon yang sangat besar. Di sana, kamu bisa menemukan ramuan yang akan membuat tubuhmu menjadi putih."
"Pohon besar? Ramuan?" Otat semakin penasaran dan nggak sabar untuk berubah menjadi putih.
Otat selalu merasa bulunya yang cokelat itu membuatnya tidak disukai siapapun, sehingga ia tidak pernah bermain bersama kelinci yang lain.
Kelinci besar mengangguk. Tanpa menunggu lama, Otat pun langsung menuju pohon besar itu.
Sesampainya di depan pohon besar, Otat disambut seekor beruang dengan auman yang sangat keras.
"Apa yang kamu inginkan, kelinci kecil?"
"A - a - aku mau buluku ini jadi putih, Pak Beruang, supaya bisa bermain dengan teman-teman." Otat menjawab dengan terbata-bata karena ketakutan.
Beruang tertawa terbahak-bahak, lalu meminta Otat untuk menunggu sampai ia kembali membawa ramuan yang konon kabarnya bisa membuat Otat menjadi putih.
Otat mondar mandir di depan pohon besar itu. Waktu terasa sangat lama. Sesekali ia melompat ke kiri, ke kanan, lalu menyusun kerikil kecil menjadi menara. Ya, otat hampir bosan sampai ia mendengar auman yang lebih keras mengejutkannya.
Beruang keluar sambil membawa mangkuk hitam. Otat semakin girang dan nggak sabar.
"Kamu bawa ini pulang, dan ikuti petunjuknya dengan benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
RandomKatanya sih, dunia anak itu penuh dengan warna. Banyak hal bisa terjadi dan mungkin saja terjadi pada masa kanak-kanak. Buktikan sendiri! Subscribe channel Youtube Kak Elyne Dongeng, yuk. Tiktok: @elynedong IG: @kak_elyne_dongeng