Black ♥

686 44 1
                                    

Kumuh, sarang laba-laba, debu, barang bekas, dan gelap. Inilah tempat yang sekarang mereka tempati.

Keempat remaja ini, sedang menjalan kan misi mereka. Misi untuk menyelamatkan sahabat ? No !! Lebih dari itu. Yaitu Max.

keempat remaha itu tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Aku sudah melakukan tugas ku " ucap James, dia berpindah dari kursi menuju sofa dengan layar plasma didepannya.

"Semua tugas kita sudah terselesaikan .... bagaimana dengan para gadis itu "?? Tanya Brian.

"tenanglah .... para gadis itu pasti bisa menjaga diri mereka, setidaknya  aku yakin untuk itu " kata Alvaro.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu diketuk untuk beberpa kali. Awalnya tak ada satupun orang dari mereka berniat untuk membukakan pintu, namun sebuah suara yang familiar terdengar dari balik pintu itu.

"Apa ada orang disana "??

Dan seketika, Max. Dia berdiri dan segera memebuka pintu itu seakan dia tak ingin seseorang dari balik pintu itu menunggu terlalu lama, padahal tadi mereka mereka sama sekali tidak berniat untuk membukakan pintu untuk orang dibaliknya.

Setelah pintu dibuka, Max segera mempersilahkan tamu itu masuk kedalam. Dari ekspresi yang ditunjukan tentu mereka pasti sangat terkejut, keadaan ruanan ini benar-benar jauh dari kata layak.

"Akhirnya kalian datang .... apa kalian kesulitan untuk menemukan tempat ini "?? Tanya James.

"Tidak ... " jawab Jisoo.

"Ok ... sekarang apa yang akan kita lakukan disini "?? Tanya Rose.

"Sebelum itu, mari nona-nona .... ikut kami terlebih dahulu " ucap Alvaro, dia sekarang menjadi ketua yang berada didepan untuk memimpin jalan.

Para gadis itu digiring oleh para laki-laki tampan ini menuju tempat yang sebenarnya.

Para gadis itu dibawa Alvaro menghadap lemari tempat berisi buku-buku yang sudah berdebu. Alvari kemudian mengambil salah satu buku itu dan .... Ding ... Dong ... lemari itu seketika terbuka menampakan ruangan yang masih gelap.

Setelah para gadis itu dipastikan masuk, barulah penerangan diruangan ini dinyalakan.

Amazing. Satu itu mungkin cukup untuk menggambarkan bagaimaan isi ruangan ini. Ruangan ini jauh dari kata layak. Iya ... layak untum tidak ditempati.

Ruangan inipun jauh dari kata kekurangan, semuanya ada disinu. Dari mulai tv, sofa yang empuk, alat komputer, Ac, dan lainnya yang bersifat elektronik dan canggih.

Keempat gadis itu langsung duduk disofa yang empuk itu, menghadapa kearah layar transparan yang menampilkan sebuah sketsa. Rumah.

"Rumah siapa itu "?? Tanya Lalisa.

"Pertanyaan bagus babe, ini adalah rumah korban " jawab Max. Setelah mendengar kata ' korban' mereka seakan sudah tahu apa yang akan keempat laki-laki ini lakukan.

"So ? Kita akan datang kesana dan mengancam mereka untuk tidak menjebloskan Max kedalam penjara ? Apa itu rencana kalian "?? Tanya Jisoo yang sudah mengerti segalanya ? Mungkin.

"Hampir benar sayang "ujar James.

"Hampir ? Jadi ? Apa rencana kalian "?? Tanya Janne.

"Dengarkan baik-baik .... " kata Alvaro. Diapun mulai menjelaskan rencana yang sudah disusun oleh mereka beberapa jam yang lalu.

"Apa kalian mengerti "?? Tanya Alvaro, setelah selesai mengataan rencana mereka.

"Iya .... kita mengerti "

BLACK PINK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang