Siang itu, seluruh kelas mendapat Jamkos untuk mempersiapkan persiapan Karnaval tanggal 30 Agustus nanti. Mulai dari kelas X hingga XII mempersiapkan diri untuk menampilkan yang terbaik di depan juri nanti. Chiya yang merasa tidak enak badan, tak bergabung di luaran sana dengan teman temannya. Chiya lebih memilih duduk di kelas, ditemani dengan beberapa orang temannya yang tidak menjadi panitia persiapan karnaval.
"Kenapa kok gak ikut Chi? Kamu panitia juga kan?" Tanya Anwar membuka pembicaraan.
"Lah iya kenapa Chi?" Bella yang bergabung dengan mereka berdua di pembicaraan hari itupun ikut penasaran.
"Gak enak badan" Chiya membalas singkat.
"Ohhh... Mahhh curhat dong" Ucap anwar tiba tiba. Chiya hanya membalas dengan anggukan semata.
"Mantanku kemarin pulang ya mah, terus dia tuh beh... cantiknya MasyaAllah. Terus, aku chattan sama dia ya mah, dia itu kangen sama aku katanya, pengen balikan. Duh aku deg deg an gimana gitu,biasane anaknnya pemalu kalo disuruh terang terangan gitu" jelas Anwar. Terdengar suara deritan pintu terbuka. Chiya yang menoleh mandapati Yuu masuk kedalam ruang kelas dengan kamera yang di kalungkan dilehernya.
"Lah, terus bebebmu yang baru kemarin jadian gimama?" Tanya bella.
"Lah iya itu. Masa mau diselingkuhin?"
"Apa putus aja ya mak?"
"Eh anjay... seenaknya bacot lu ya... gini war, masa lu ya ga inget perjuangan lu buat menarik perhatiannya dia? Tiap hari lu selalu perhatian sama dia, dia juga perhatian ama lu war. Terus, pas dia sakit, lu yang jenguk dia padahal waktu itu lu ada kumpul wajib ekstra, dan ujung ujungnya lu dimarahin. Lu sering beri dia bunga. Inget pas dia ultah, lu bela belain ga jajan kan buat beliin hadiahnya dia? Lah terus lu mau buang dia gitu aja?" Omel Chiya. Begini memang kelakuan Anwar kalau menyangkut cewek. Sekali melihat yang Lebih Cantik, langsung ingin berpindah ke lain hati.
"Tapi, kan mubadzir gitu kalo ga dicomot, jarang jarang kan ada yang cantik bicara gitu ama gue mahh..." timpal Anwar.
"Dih onta, lu mah jan pleiboi napa? Mikirin perasaan bebeb lu juga dong. Lagipun kalo si mantan lu ga bersikap baik ama lu gimana?"
"Kalem mak, tapi dia baik kok mak. Dia udah berubah"
"Dih... apa lo dipikir Manusia Club pas ngerjain lu ketika ultah lu ga berubah?"
"Berubah sih. Tapi, kan pura pura"
"Nah pikir juga kesitunya, kalo dia pura pura terus dia nyakitin lo gimana?" Lanjut Chiya "Paling juga ntar lo mewek sambil guling guling kek orang kesurupan lagi.. Cih"
Yuu yang bergabung dengan percakapan itu dari barusan, ikut menimpali.
"Pilih orang yang bener bener tepat war" ucap Yuu.
Mereka pun membicarakan kisak kisah tentang Anwar bersama para mantan. Anwar menyetujui untuk tidak putus dan menolak mantannya yang cantik itu, walau dia merasa kurang ikhlas.
"Kalo kamu Yuu? Kamu pernah suka ke orang gak seh?" Tanya Bella.
"Oh pernah, dua kali"
"Serius?"
"Yap. Yang pertama pas SMP yang kedua pas SMA" Chiya yang menyimak itu, hanya terdiam. Iya sih suka, tapi sekarang kan udah nggak lagi, cuman "pernah" doang. Batin Chiya. Percakapan hanya sampai disitu. Yuu yang tipe orang pendiam sepertinya tipe orang yang tidak terlalu terbuka, atau cenderung tertutup. Karena ketika Bella menanyakan siapa yang dia suka ketika SMP, Yuu lebih memilih untuk tidak menjawab dan malah mengalihkan pembicaraan.
Sore itu Chiya tidak langsung pulang ke rumah. Chiya masih mampir ke rumah Manda untuk membantu persiapan karnaval.
Sesampainya disana, perkerjaan hanya tinggal sedikit. Chiya membantu hal hal yang sekiranya bisa dia lakukan. Chiya pun bergabung dengan Alma dan beberapa teman yang duduk di teras depan rumah Manda. Lagi lagi ada Yuu disana, hidup Chiya memang dipenuhi dengan Yuu.
Ada Bima, Manda, Rere, dan beberapa orang lain yang tidak Chiya kenal berbincang disana.
"Na" Bima memanggil seorang anak yang duduk disebelah Chiya. Seorang anak perempuan manis berjilbab abu abu, kulitnya hitam manis, dengan hidung yang tidak pesek tapi juga tidak mancung, menoleh ke arah Bima. Mendapat respon, Bima berbicara.
"Nih lhoo Yuu" sambil menunjuk ke arah Yuu. Chiya mengernyit heran, bertanya tanya ada apa, dia siapa, didalam benaknya. Anak perempuan itu tersipu malu. Dia menundukkan kepalanya sambim tersenyum yang dapat Chiya lihat dengan jelas. Chiya berganti melihat ekspresi Yuu yang biasa saja, tidak menanggapi apa apa.
"Yuu tuh lho Anna" Bima menyenggol Yuu.
"Terus?" Yuu mengangkat sebelah alisnya.
"Sieeh ga usah malu malu na" Bima berganti menggoda Anna. Yuu menatap datar pada Bima. Ntah apa yang tersirat dibalik wajah itu, tapi, Chiya berpikir bahwa Yuu tidak suka. Namun, Chiya ragu, Yuu benar benar tidak suka digoda seperti tu atau itu terlihat begitu karena perasaan Chiya yang cemburu mendengar itu semua. Setelah hal itu, Chiya sering memperhatikan Anna. Anna yang bergerak lincah dan sangat percaya diri itu membuat Anna merasa takut, mungkin. Bagaimana jika Anna yang dekat dengan Yuu sekarang? Itu adalah pertanyaan yang melekat jelas di kepala Chiya. Chiya berpikir hal itu memiliki kemungkinan besar yang terjadi, secara Anna yang terlihat ramah, kalem, baik, dan menyenangkan, sedangkan Chiya tidak seperti itu. Chiya cenderung seperti orang yang tidak tahu malu, dia juga bukan manusia yang kalem, ia pun tak merasa dirinya baik, apalagi ramah karena setiap hari Chiya sangat suka merengut.
Lalu, seorang teman meminjam hp Yuu untuk menelpon orang tuanya. Ketika hendak dikembalikan, Anna mencegat dan meminjam hp itu, lalu diotak atik. Chiya melirik pada Yuu yang hanya rebahan melihat ke arah atap. Beberapa menit kemudian, Anna berdiri dan menghampiri Yuu. Anna menaruh hp Yuu disebelahnya.
"Terima kasih" ucap Anna lembut. Namun, anehnya Yuu bahkan tidak melirik perempuan itu.
"Yuu ga boleh tidur dibawah" Anna itu berbicara lagi. Tapi, Yuu tetap bersikap seolah olah tak ada orang disana. Anna yang berusaha menarik perhatian Yuu, sambil mengulang ngulang kalimat itu, diabaikan begitu saja oleh Yuu. Chiya yang melihat itu merasa miris namun, juga merasa cemburu. Namun, Chiya tau apa hak Chiya untuk cemburu. Padahal, Yuu bukan siapa siapa.
Jam pun menunjukkan pukul 05.30 sore. Sebelum pulang mereka membereskan kekacauan yang telah dibuat. Chiya berdiri disamping Yuu sambil menunggu semuanya kelar. Alma yang berdiei paling dekat dengan Yuu, menggeser Chiya untuk berdiri didekatnya. Dilihatnya Yuu biasa saja.
"Besok ada pr gak?" Ucap Yuu tiba tiba.
"Nggak tahu yah. Coba liat aja ntar digrup kelas"
Percakapan yang sangat singkat. Lalu, kemudian Anna berjalan melewati keduanya sambil memajukan bibir bawahnya, seperti sedang kesal. Chiya mengerutkan kening, ia melihat Anna dan Yuu bergantian.
Sebenernya mereka ni kenapa sih Chiya bertanya didalam hati. Alma pun mengajak Chiya pulang. Ketika dijalan karena merasa penasaran, Chiya bertanya pada Alma, karena Alma sudah berteman dengan Yuu lebih lama dari dirinya.
"Ada yang suka sama Yuu selain aku ya?" Tanya Chiya.
"Iya ada. Perempuan yang tadi di goda Bima tuh"
"Oooh"
"Dulu sebenernya mereka dekat, saling suka, tapi sekarang udah nggak"
"Hmm" Chiya merutuk dirinya karena telah bertanya. Rasa cemburu itu semakin memanas mendengar hal seperti ini. Dan lagi Chiya berusaha menyadarkan dir Chiya bukan siapa siapa Yuu, dan mencoba mengusir rasa cemburu. Tapi, Chiya sdikit senang, karena berarti suka yang terjadi diantara mereka sekarang hanya suka yang bertepuk sebelah tangan, sama seperti yang dialami Chiya.
"Jadi itu ya manusia pertama yang Yuu suka?" Tanya Chiya lagi.
"Iya. Tapi, tenang aja sekarang udah gak suka lagi kok" Alma berusaha menenangkan Chiya. Alma memang sahabat yang mengerti Chiya.
"Iya"
Sesampai dirumah, Chiya langsung terlelap dikamarnya untuk melupakan sejenak hal yang telah terjadi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiya
RandomAku yang merasa beruntung mendapati sosokmu yang begitu tenang, namun luar biasa. Menerima liku dalam belukar pikiranku. Menemani detikan yang kukira akan terasa hampa. Kau tahu tentang ucapan orang orang "Masa terindah adalah masa masa SMA?" kurasa...