"Berhubung ada penilaian akreditasi jadi kalian akan menempati ruang kelas lama dekat ruang komputer dan ruangan ini akan digunakan untuk beberapa kegiatan" ucap Bapak Harto, guru PKN Chiya.
Setelah mendengar itu, siswa siswi kelas X MIPA 2 bergegas mengambil tas mereka.
"Ayo chi.." teriak Alma yang berdiri di dekat pintu dengan Ayni.
"Iya bentar"
Chiya yang mengejar mereka terhambat dipintu keluar karena rasa tak ingin untuk berdesak desakan. Chiya lalu menghampir Alma dan Ayni yang menunggunya di depan kantin sekolah. Kemudian, seseorang menubruk Chiya lalu berjalan terburu buru meninggalkan Chiya tanpa menoleh sedikitpun. "Ck... woi kam..." hampir saja Chiya berteriak pada orang itu dan mengumpat padanya, tapi, ia mengurungkan niat itu setelah mengetahui bahwa orang itu adalah Yuu.
Main nginyong aja lu batin Chiya kesal. Yah, walaupun hatinya menyukai Yuu tapi, bukan berarti orang yang Chiya suka akan tampak sempurna dimatanya. Dimata Chiya jelas Yuu memiliki kekurangan, selain kata katanya yang tak bisa dikontrol, cara bertindakpun terkadang juga berlebihan. Hal itu terkadang membuat Chiya takut dan juga kesal. Tapi, Chiya tetap mengagumi dan menyukainya. Yah, sekalipun Chiya tau perasaan Yuu kini hanya sebatas pernah.
Mina teman sebangku Chiya mengajak Chiya untuk duduk bersebelahan dengannya. Tapi, apa daya ketika sampai tempat duduk disebelah Mina telah terisi. Chiya pun menempati bangku nomor dua dari depan dekat jendela.
Pak Ari, guru matematika yang mengajar Chiya dan teman temannya hari ini membuat senyap ruangan yang sedari tadi ribut. Tak perlu banyak basa basi ia pun menjelaskan materi satu bab hingga jam perlajaran matematika usai.
Berikut kelasnya mendapati jamkos. Sudah dipastikan ramai adalah deskripsi kelas itu. Chiya menyimak perbincangan antara Anu dan Irdi. Mereka adalah duo palinh koplak yang ada dikelas ini. Yah, menyimak pembicarann mereka tak menjadi rugi, hitung hitung dapat tontonan stand up comedy secara live.
"Irdi ni punya satu mantan dulu pacaran satu tahun tapi, pas putus" cerita Anu mengisi topik.
"Syeh?" Tanya Chiya tak percaya. Kirain jons dari lahir hee batin Chiya.
"Eh reh... enjek enjek (translete :eh ni... ndak ndak) jangan percaya apa kata Anu, bohong dia mah"
"Beh... buat apa aku bohong?" Timpal Anu atas pernyatan Irdi.
"Terus kenapa putus?" Chiya penasaran karena sebenarnya Chiya mengagumi suara Irdi. Hanya itu saja. Anggap saja Choya adalah fansnya Irdi.
"Itukan yang cewek itu pinter sering juara satu, terus karena gak terima kalau pacaran, jadi disuruh putus wkwk" Jelas Anu tanpa merasa berdosa telah membuat Irdi itu tersenyum memelas.
"Oh kasian wkwk" Chiya melirik Irdi yang menampilkan wajahnya yang semakin memelas tapi, tetap tersenyum.
"Aku pernah ketemu cewek, cantik, dulu. Tapi, pas kuajak bicara tu ngomong pakai bahasa madura, aku jadi ilfeel giaman gitu"
"Lah? Kok bisa nu?" Tanya Chiya.
"Dan kamu tau Anu ini orangnya emang banyak gebetannya" ucap Irdi berniat untuk membalas dendam.
"Iyalah, kan cewek gitu ya cantik masa bicara pakai bahasa madura" jelas Anu tanpa menggubris ucapan Irdi.
"Ooooh kalau pengalamanku sih pernah nembak cowok" cerita Chiya pada teman temannya santai.
"Hah?!!!" Teman temannya itu kaget mendengar penuturan Chiya. Pandangan Chiya yang sempat menyapu ke seluruh ruangan tersendat di satu titik lalu kembali melihat pada Anu dan Irdi. SHIT!! Ia mengumpat dalam hatinya ketika mendapati Yuu tengah tersenyum dibangku sebelah menyimak ceritanya.
"Kapan kamu nembak cowok itu?" Tanya Anu.
"Mmm terakhir sih... kelas 9 ini"Chiya tak tahu apa yang dipikiran mereka, tapi, yang Chiya tahu bahwa mereka tengah kaget tak percaya saat ini. Menurut Chiya itu bukanlah suatu hal yang luar biasa, lagipun apa salahnya jika seorang perempuan menyatakan perasaannya pada laki laki, bukankah itu berarti perempuan itu mau berjuang untuk lelaki itu?! Terkadang Chiya merasa heran melihat mereka yang heran karena ini. Bagi Chiya hal ini sudah biasa.
"Dulu pas SD, suka sama cowok, karena ga cepet nyatain yaudah aku nyatain duluan, di tolak hehe... yang kedua sih pas SMP ini kelas 9, nembak temen sekelas terus diterima, tapi abis itu putus karena tengkar mulu" kata Chiya santai. Teman temannya masih menatapnya heran. Chiya sesekali melirik pada Yuu, Chiya takut jika pada akhirnya Yuu jijik kepadanya. Tapi, ketika ia melihat sekilas, Yuu hanya tersenyum tipis. Seperti tak ada masalah dan rasa heran pada Chiya saat itu. Chiya mengerutkan kening.
"Ga malu tah Chi?" Tanya Anu lagi.
"Kalau malu sih ya malu awalnya, tapi lama kelamaan ya b aja"
Teman teman Chiya masih terheran, namun, pada akhirnya mereka membahas hal yang lain. Tapi, perlu diketahui, batin Chiya masih memikirkan Yuu. Apa setelah ini Yuu akan jijik padanya? Apa setelah ini Yuu akan tambah menjauh? Padahal mendengar kata "Pernah" saja sudah cukup membuat Chiya kecewa. Apa lagi ditinggal?! Perhatian Chiya teralih,matanya melirik Yuu yang berpindah tempat dan duduk berdua dengan Ita didepan.
Cobaan apa lagi ini? Woi!!! Ga ngerti kek kalo ada cewek suka sama situ, paling nggak ngepeknya diluar aja ngapa?!!cih.. apa jangan jangan lu ga suka lagi ama saia karena itu wanita ya? Jangan sama dia berat, mending sama gw aja. Ya tau sih cantikan dia, tapi gue tulus. Peka ngapa lu peak Chiya hanya membatin. Melirik malas antara kedua manusia itu yang tengah asik mengobrol.
Chiya langsung berdiri mendekati Alma dan Ayni. Berbicara dan bercanda dengan mereka, berusaha mengabaikan Yuu yang sedang asik mengobrol dengan wanita lain. Chiya, Alma, dan Ayni bercanda. Chiya yang sengaja mengeraskan suaranya ketika tertawa berharap Yuu mendengar dan tahu bahwa dia disini, sedang melihatnya. Tapi, Yuu tetap asik mengobrol dengan Ita. Jelas saja itu membuat Chiya kesal dan semakin berpikir bahwa Ita lah yang menggantikan posisinya di hati Yuu.
Chiya berusaha mengalihkan pikirannya dengan kembali bercerita banyak cerita dengan Anwar, Alma, dan Ayni. Mereka duduk di bawah papan membahas hal hal biasa hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang. Terlihat Yuu hanya mondar mandir kesana kemari seperti orang tak ada kerjaan. Ia berjalan melewati Chiya dan teman temannya menuju pintu keluar, ia hanya celingak celinguk lalu kembali masuk kedalam. Chiya yang melihatnya dari tadi mengernyit heran. Seperti bisa membaca pikiran Chiya, Alma pun menyeru pada Yuu.
"Yuu sini kumpul! Duduk disebelahnya Chiya ni" ucap Alma. Chiya yang mendengar itu terkaget. Lalu, mendelik pada Alma yang hanya nyengir diwajah polosnya. Yuu yang menghampiri mereka berempat, lalu duduk tepat disamping Chiga.
Deg.. Chiya salting rasanya, mukanya mulai panas. "Ekhem..." Ayni berdeham. Chiya mendelik pada Ayni, yang hanya menoleh seperti ia tak melakukan apapun. Yuu memperhatikan tingkah Chiya yang aneh itu.
"Kenapa emang kalo aku duduk disini?" Yuu pun bertanya pada Chiya.
"Ehh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chiya
RandomAku yang merasa beruntung mendapati sosokmu yang begitu tenang, namun luar biasa. Menerima liku dalam belukar pikiranku. Menemani detikan yang kukira akan terasa hampa. Kau tahu tentang ucapan orang orang "Masa terindah adalah masa masa SMA?" kurasa...