Masih Katanya

25 6 0
                                    

Dipukul sembilan pagi itu, Chiya yang tengah duduk dengan Anwar dan Yuu berbincang untuk menghabiskan waktu istirahat mereka. Minggu itu adalah minggu promosi ekskul. Yang mana setiap ekskul di sekolah mempromosikan jati diri mereka untuk menarik perhatian orang orang yang sehati dengan mereka.
"Aku pengen ikut paskib aja" Kata Anwar. Yaaah, Anwar yang berpostur tubuh tinggi dan ideal memang cocok dengan ekskul yang satu ini.
"Yaelah, ga usah war ga usah, kepribadian lu ga cocok, serius dah" ejek Chiya. Tentu saja itu tidak benar, Chiya mengatakan itu hanya untuk bercanda saja.

"Mending Anwar punya tujuan, timbang kamu enggak" Yuu yang nyeletuk tiba tiba membuat hatinya mendelik memaki maki.

"Yaelah becanda doang kalik" timpal Chiya. Hell... Emang semua smua harus lu anggap serius apa?! Mulut pedes banget, sarapan sama cabe sekarung kalik ya Chiya melirik kesal.

"Nah sip Yuu. Mending gue cocok di paskib karena gw tinggi, lah lo pendek. Lo yg ga punya talent apa apa keknya ga bakal diterima di ekskul mana pun Chi"

"Tampol nih?!!"

Seseorang kakak kelas masuk ke dalam ruang kelas X Mipa 2 dan meminta perhatian mereka sebentar.

"Permisi, kami dari ekstra kulikuler padsu mungkin ada yng berminta disini?"

Beberapa anak yang dikenal bersuara emas pun mendaftarkan diri, termasuk Yuu. Yuu mengajak Chiya untuk ikut bergabung, namun, Chiya menolak. Chiya teringat hal seperti ini tak akan diperbolehkan oleh ibunya. Yuu menarik paksa sambil tersenyum pada Chiya.

"Ayo ni,ikut" Chiya gagal fokus melihat deretan gigi rapi itu ditunjukkan kepadanya, sambil memegang tangannya.

"Nggak, nggak usah maksa" Chiya yang mendelik pura pura marah, tapi, padahal hatinya kegirangan. Sejujurnya, dalam hati Chiya, ia sangat ingin ikut serta, tapi, ingatannya selalu tertuju pada ijin ibunya. Dan lagi lagi,ia harus merelakan kesempatan untuk meraih keinginannya.
"Diumumkan untuk yang sudah mendaftar padsu, audisi dilaksanakan pada hari selasa sepulang sekolah. Sekian terima kasih"
Mbak mbak itu pun berjalan meninggalkan kelas yang sudah mulai kembali ramai. Yuu duduk di depan Chiya lalu berkata "kenapa sih ga mau ikut?"

"Gak interest"

Dan percakapan itu berakhir disitu.

****

Anna berjalan menyusuri koridor dan berhenti di depan kelas X MIPA 2. Ia mengetuk pintu perlahan, dan berkata pada seorang wanita yang menoleh padanya bahwa ia ingin menemui Yuu.
"Yuu keluar tadi"

Hatinya yang kegirangan dapat berbicara dengan Yuu, ternyata pupus mendapati Yuu tak ada dikelas.

"Yaudah terima kasih" Ucap Anna yang masih mengangkat kedua sudut bibirnya.

Chiya yang memperhatikan itu membuat pikirannya kembali mengarungi masa lalu. 'Anna adalah manusia pertama di hati Yuu' dam sekarang mencari Yuu. Chiya penasaran apakah Yuu akan mengabaikannnya seperti waktu itu, atau berbicara dengannya. Pikiran pikiran Chiya mulai kalut dengan pertanyaan pertanyaan yang yaaah bagaimana ya aku mendeskripsikannya? Intinya ia bertanya tanya apakah Yuu akan berbicara dengannya? Bagaimana jika Yuu kembali jatuh cinta padanya ketika berbicara dengan dia lagi? Ataukah jangan jangan Yuu memang menyukai Anna dan kembali dekat pada Anna. Chiya hanya bungkam.

Merasa sesak yang merebak dalam dadanya, ia memutuskan untuk membeberkannya pada Alma dan Ayni. Mereka menenangkan Chiya agar tetap berpikir positif bahwa semua akan baik baik saja.

****

Chiya, Yuu, Alma, Ayni, dan beberapa ratus siswa kini kembali pulang ke rumah. Mereka yng menghabiskan waktu sekitar 8,5 jam untuk mendengarkan ocehan penjelasan dan menatap kata kata dalam barisan, merasa penat. Chiya pergi mandi untuk melunturkan penatnya dengan guyuran air diseluruh tubuhnya.
Setelah selesai, ia membaca buku nya sejenak. Lalu,kembali merebahkan punggungnya diatas kasur setianya.
Notifikasi pesan masuk pun mengggema dikamar Chiya. Chiya menarik hpnya dengan malas mendekat ke dalam dirinya.

Yuu
Hai

Chiya Chan
Hai

Yuu
Lagi ngapain?

Chiya Chan
Tiduran aja. Kamu?

Yuu
Sama

Ya begitulah hanya sekedar basa basi. Itu wajar dilakukan antar sesama 'teman' bukan? Chiya memilih untuk me-readnya saja karena sudah pasti itu akan berakhir menurut Chiya. Hpnya kembali bergetar. Chiya pun kembali menyentuh hp yang baru beberapa detik yg lalu ia letakkan.

Yuu
Kenapa ga mau ikut padsu?

Chiya Chan
Td disekolah udah di kasih tau kan, aku ga interest

Yuu
Oh ya, sorry aku lupa.

Dasar pelupa kamu Chiya mengulum senyum. Chattan dengan Yuu membantu mengusir rasa penat di sekujur tubuh Chiya menjadi kesenangan yang disambut dengan tangan terbuka.

Chiya Chan
Hahaaa its okay

Yuu
Btw, aku kayaknya "masih suka sama kamu

"Hah?!!!" Tak sengaja Chiya sedikt melepas suara tingginya yang terpendam. Konon katanya jika mendengar suara tersebut kamu akan tuli seketika. Jelas saja hal itu mengundang beberapa orang yang satu atap dengan Chiya.

"Kenapa Chi?" Ibundanya berteriak sangar dari arah dapur, tanda tak suka.

"Nggak buu"

Chiya chan
Oh hehehe iya. Tapi, kok bisa?

Semenit, dua menit, tiga menit, lebih dari tiga menit, pesan Chiya masih belum terbaca oleh Yuu. Padahal, notifikasinya sedang online. Yaah sudah biasa seperti ini bagi Chiya. Chiya menekan pesannya yang baru saja membuatnya merasa bahagia. Mencopy paste dan mengirimnya di grup chat Zone Zone Club.
Sama seperti Yuu, di grup chatpun yang ia dapat hanya centang dua abu abu. Chiya berpikir mungkin orang lain sedang sibuk sekarang, sama seperti Chiya. Chiya yang tengah sibuk berpesta ria dalam hatinya, menahan rasa heran dan senangnya agar tidak membuatnya menari nari seperti orang gila saat ini.
Ia memutuskan akan membaca balasannya esok pagi. Chiya ingin bermimpi indah dulu untuk saat ini.

"Selamat malam Yuu"

ChiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang