🍁
Temanku bercerita bahwa dia pernah menyesal karena telah menyia-nyiakan orang yang mencoba terlihat lebih baik di hadapannya. Ia bahkan seorang wanita tegar yang mengalahkan rasa egonya untuk menanyai kabarmu walau sebenarnya dia sedang di selimuti emosinya.
Ia seolah memiliki sebuah benteng agar hatinya tidak terluka olehmu namun selalu memberi celah bila saja kamu ingin memperbaiki semuanya.
Ia selalu bisa meredakan emosimu dengan sabar dan menunjukkan rasa perhatiannya yang bukan hanya sekedar ucapan.
Ia selalu bisa memperjelas berkali-kali kalau kamulah yang dia ingin dan kamulah yang ia cintai.
Namun katamu, itu semua dulu ketika kamu dan dia masih menjalin suatu hubungan kekasih. Dan waktu itu saat malam yang sunyi menerjangmu kamu menghubungiku, temanmu. Kamu bercerita bahwa kamu menyesal telah menyia-nyiakan orang yang pernah mencintaimu setulus itu. Namun di waktu yang sama kamu takut kalau kejadian di masalalu terulang lagi, saat dimana kamu menyia-nyiakannya dan membesit terus hatinya yang sebegitu tulusnya mencintaimu.
Dari situ aku belajar, mungkin seseorang yang telah di perjuangkan sebegitu baiknya namun dia menyia-nyiakannya seperti itu akan ada saat dimana mereka menyesal. Akan ada saatnya mereka menyesal walaupun tak pernah kamu dengar dari bibirnya secara langsung.
Akan ada saatnya.
🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes
PoetrySecarik kertas tertuliskan kesanku untukmu. Bayangan tentangmu bagaimana bisa aku lupa? Tak kunjung lupa soal malam gelap itu yang kini berganti menjadi pagi akibat ulahmu. Dan tak lupa juga saat kertas putih itu tertumpahkan tinta hitam pekat hingg...