#18

21 5 0
                                    

🍁

Kepada yang tercinta,
Aku selalu melihatmu dari kejauhan. Menatap sendu sebab ku tak berani mendekat. Aku tak memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk sekedar bertatap mata denganmu. Aku tak bisa memikirkan sebuah obrolan saat aku di hadapanmu. Aku selalu terdiam kaku dengan lidah yang telah lama beku seperti orang bodoh.

Saat itu aku berharap pada sesuatu yang hanya bisa aku lihat dari kejauhan. Disini, dari lantai atas aku melihatmu di lapangan. Bersemangat melakukan kegiatanmu, olahraga kesukaanmu.

Kemudian seseorang datang menemaniku saat itu. Tak lama aku tersadar sahabatku pun ternyata memiliki rasa padamu. Aku juga bisa melihat mata sendunya yang menatapmu dari kejauhan. Berada di sampingku sambil tersenyum setiap kali kamu memasukkan bola ke dalam ring. Aku rasa sebelum berjuang soal perasaan ini aku harus mengalah lebih dulu untuk menjaga perasaan sahabat sendiri.

Sekarang sahabatku bertanya, apa aku menyukaimu?
Aku menjawab 'mana mungkin suka pada orang sepertimu?'
Yang sejujurnya aku terbesit berkali-kali di dalam sini. Maaf aku jadi pendusta, sebab sebagai sahabatnya aku akan mendukungnya bahkan membunuh perasaankupun aku rela.

🍁

QuotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang