06

2.4K 204 8
                                    

Setelah itu, Ara dan Mark berjalan menuju ke parkiran, tentu saja banyak mata yang tertuju kepada mereka, terutama teman-teman Mark.

Ara pun menghentikan langkahnya karena merasa tidak nyaman dengan tatapan murid-murid lainnya.

"Kenapa Ara?" tanya Mark yang setelah itu mengamati sekelilingnya.

"Sudah, nggak usah dihiraukan," ucap Mark.

"Ehm, baiklah," jawab Ara.

Setelah itu mereka masuk kedalam mobil, dan Mark pun mulai menancap gas nya meninggalkan pekarangan sekolah.

Selang beberapa menit, mereka pun sampai di rumah Ara.

"Makasih ya Mark, udah nganterin pulang," ucap Ara.

"Iya sama-sama," jawab Mark.

"Nggak mau mampir dulu nih?" tanya Ara basa-basi.

"Lain kali pasti aku mampir kok, kalau hari ini aku masih ada acara sama temen-temen," jawab Mark.

"Oh gitu, hati-hati di jalan ya," ucap Ara.

"Oke," jawab Mark.

Setelah mobil Mark menghilang dari pandangannya, Ara pun masuk kedalam rumah, lebih tepatnya kedalam kamarnya.

Ara pun meletakan tasnya, lalu duduk ditepi ranjang.

"Menyenangkan sekali hari ini," ucap Ara sambil tersenyum.

Tidak lama senyum Ara memudar.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan hari ini?" batin Ara.

"Aneh sekali hari ini, kenapa aku nggak bisa ingat apa penyebab aku pingsan," ucap Ara.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" ucap Ara.

"Terus kenapa Mark yang menolongku? Bahkan Bambam juga tahu kalau aku pinsan, tapi kenapa Nana tidak," ucap Ara.

"Aku udah coba buat mengingat, tapi kenapa nggak ingat juga," ucap Ara.

"Ah, sudahlah, lebih baik nggak usah aku pikirin," ucap Ara.

Pukul 18.00
Malam itu terlihat Ara dan ibu nya yang berada di meja makan untuk makan malam.

"Hari ini ibu memasak makanan kesukaan mu," ucap ibu dan Ara pun tersenyum lebar.

"Makasih bu..." jawab Ara dan ibu pun mengangguk.

"Makan yang banyak ya," ucap ibu.

"Oh ya, bagiamana sekolah mu? ceritakan kepada ibu," ucap ibu.

"Mereka semua baik Bu, Ara merasa sangat nyaman disana, aku sebagai murid baru merasa sangat terbantu," jawab Ara.

"Oh ya Bu, Ara juga punya sahabat disana, dia benar-benar baik," lanjut Ara.

"Syukurlah, ibu senang mendengarnya," jawab Ibu dan Ara pun mengangguk sambil tersenyum.

"Meskipun begitu, tapi kamu harus tetap berhati-hati untuk bergaul," jawab Ibu.

"Oh ya bu, laki-laki di sana tampan-tampan," ucap Ara sambil terkekeh.

"Maksudmu kamu putri di antara pangeran, begitu?" ucap ibu kemudian mereka pun terkekeh.

"Tidak juga bu, sepertinya kalau mereka diibaratkan seorang pangeran, pasti aku mirip dengan pelayan mereka," jawab Ara.

"Jangan seperti itu, putri ibu ini yang paling cantik," ucap ibu.

"Ibu bisa saja," jawab Ara.

"Oh iya, aku cerita ke ibu enggak ya, kalau akhir-akhir ini aku susah buat ingat sebagian kejadian yang udah aku alamin," batin Ara.

7 PRINCE~GOT7 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang