harapan

29 0 0
                                    

"anjir ini telat nih" kataku terlonjak dari tempat tidur

Kulihat jam menunjukkan pukul 06.45 sedangkan sekolahku masuk jam 07.00 .Cuma 15 menit, pikirku.kugunakan untuk mandi 2menit ,persetan dengan sabunan, yang penting cuci muka dan gosok gigi. 3menit untuk berpakaian, 2menit untuk nyiapin peralatan, pake sepatu,buku kumasukkan semuanya dalam ranselku, rambut tidak kusisir, hanya kugunakan deodoran dan parfum sedikit. Lalu pergi secepat kilat.

"ah sial" kutengok pak satpam sedang menutup gerbang, aku segera berlari secepat mungkin.

"ayolah pakk"kata murid yang terlambat bersamaku

"iya pak, bukain dong, besok janji deh nggak lagi" pujukku.

Setelah berdebat dengan pak satpam sekolah ku, terjadilah tawar menawar , aku akhirnya disuruh masuk tapi hukuman tetap berlaku,aku disuruh bersihin laboratorium kimia dan fisika lelahnya bikin mampus.

Kulihat dilapangan basket ,kelas alditya sedang olahraga, kuperhatikan dia mengeshoot bola ke ring, entah mengapa bibir ini tertarik keatas, tiba-tiba aku merasa kepanasan , dan ragaku bergetar hebat. Batinku kegirangan tak karuan, saat keringat itu mengalir didahinya rasanya ingin aku segera kesana dan mengelapnya ,agar tak ada satupun wanita yang melihatnya selain aku.

"ra ini udah kelar, gue kekelas duluan ya"pamit temanku yang juga terlambat.

Aku hanya menganggukkan kepala, lalu aku ambil ranselku,kulirik sekali lagi kearah lelaki itu dan segera kekelas.

"daraaaa"sapa kemal padaku.

Aku tersenyum.

"telat lo?"tanya arka sambil minum airmineral.

"ya begitulah"ucapku.

"kan udah gue bangunin tadi subuh , lo sih begadang terus. udah gue ingetin jangan begadang, masih aja kekeuh mau begadang"canda al.

"hajar al"kata arka tertawa.

"yaudah gue kekelas yaa"pamitku.

"hati-hati, ucap nama gue 3 kali" kata al tertawa.

Sekarang ibu iis ,guru kima. pelajaran yang bikin kepala murid-murid puyeng dan sangat membosankan. Aku bimbang ,ingin masuk atau menunggu saja sampai jam pelajaran itu habis. tapi setelah kupikir, namaku sudah terkenal karena selalu bermasalah dengan absensi karena aku sering tidak masuk sekolah untuk mengikuti banyak lomba, lalu tidak kuselesaikan tugas-tugas yang menumpuk itu.maka kuputuskan untuk masuk tak ingin menambah masalah.

seperti yang kuduga pasti si ibu guru akan menanyakan kenapa aku baru masuk kekelasnya lalu dengan santainya aku menjelaskan bahwa aku dihukum karena terlambat, untunglah suasana ibu guruku sedang baik , lalu aku langsung disuruh duduk.

Tempat dudukku telah diduduki oleh ema, mungkin pikirnya aku tidak masuk hari ini.jadi sekarang aku duduk ditempat ema.

"telat lagi ra?"tanya salsa ,teman sebangkuku sekarang."disuruh ngapain aja?"

"bersihin laboratorium, capek mampus"aku meletakkan kepalaku di atas tangan yang sudah kulipat diatas meja.bersiap ingin tidur, aku yakin bu iis tidak akan menegurku.

"yaelah baru nyampe langsung tidur, gue rasa lo ga ada niat sekolah nih ra"salsa tertawa kecil

Aku hanya diam, memikirkan gestur yang kulihat dilapangan tadi, kulit cokelatnya yang bercucuran keringat entah mengapa aku suka.tibatiba bibirku terangkat lagi ada reaksi sendiri didalam tubuhku,seperti sentruman listrik yang membuatku kegelian.

"sal, kalo menurut lo di sma kita nih cogannya siapa?"

"kok tiba-tiba lo nanyain itu"ujar salsa sambil meletakkan pulpen diatas meja dan menghadap kearahku.

"gue lagi koleksi"ucapku sembarangan.

"anjay"salsa tertawa."banyak sih cuma banyak gak terkenal aja, tuh kak fauzi, kak bima ganteng tuh"

"ih bukan kakak kelas, angkatan kita maksud gue" kataku mulai serius.

"banyak sih, tuh kalo di kelas ini"katanya menunjuk yopi yang sedang menyalin materi dari papan tulis.

"terus siapa lagi"

"kalo anak ipa, ada yoga,fahri,rama,mahessa,bayu.kalo dari ips kemal,arka,yayan,wahyu,alditya, aduh banyak deh, tuh raka juga ganteng walaupun otaknya agak nggak waras".

"terus?"

"jangan ngomingin cogan ah, ngiler gue ntar"kata salsa sambil senyum mesem-mesem.

"is gakpapa kali, siapa tau aja ntar salah satunya jadi jodoh gue atau nggak lo" aku tertawa.

"aminnn, doain aja mereka putus dan langsung nglamar gue ?"salsa langsung tertawa.

"emang siapa yang punya cewek?" keningku berkerut, mentapnya serius.

"kemal,fahri,rama,bayu sedangkan yang lain udah ada gebetan semua"desah salsa kecewa.

"tapi masih ada alditya,masih ada arka,yoga ,yayan, wahyu .setau gue mereka semua jomblo sih"

"iya juga sih , alditya udah ada gebetan keless, lo gak tahu ra?"

"serius? Ya mana gue tahu sal , emang siapa? Murid disini? "tanyaku tertarik.

"kak yeka"

"kelas 12 ips 3?"

"iyaaa masa lo gak tau kak yeka sih?yaelah ra, satu sekolahan juga udah pada tahu kalo kak yeka deket sama alditya. Mereka udah deket dari waktu sekolah ngadain acara 17 agustusan kemaren, Cuma gue salut sama al ra"

"lohh kenapa?"

"dia udah nembak kak yeka udah 8kali tapi masih pengen berjuang, tuh baru cowok. Udah ganteng, gentlemen lagi, kan ngiler beneran nih gue" kata salsa tertawa

"lo akrab sama kak yeka sal?" nada bicaraku mulai tidak sesemangat tadi.

"ya gitu ra, semenjak gue pacaran sama kak hafis gue jadi deket sama dia, terus sering curhat gitu."

"ohh gituu"kataku mengambil pena lalu kualihkan fokusku ke papantulis lalu mulai mencatat.

Aku jadi kesal , entah dengan siapa. Dengan salsa kah? Atau kak yeka? Alditya? Atau aku?. Bagaimana bisa aku baper dengan seseorang yang seharusnya hanya menjadi temanku. Bagaimana bisa aku menaruh rasa dengan seseorang yang hanya menjadikanku sebagai bahan candaannya?

Kenapa aku tak bisa mengkondisikan keadaan pada saat itu? kenapa aku tidak bisa mengontrol hati? Adaapa denganku? Tiba-tiba aku bersyukur karena aku tahu ini sebelum kujatuhkan hatiku lebih dalam. Aku tidak seharusnya begini, ini tidak wajar. Al hanya bercanda saja, aku tahu pasti itu dan aku tak boleh menaruh cinta pada seseorang yang sudah mempunyai cintanya sendiri.

Katakanlah aku lebay, tapi jika kau diposisiku, kau sendirian saja, menghadapi beribu masalah yang bisa membuatmu gila kapan saja. Lalu ada seseorang datang memberi harapan adanya tinta dikertasmu , kau suka dan welcome saja, karena memang itu yang kau butuhkan, sebuah harapan dari panjangnya penantian, sebuah perhatian dari banyaknya penderitaan. Sampai kau begitu senangnya hingga lupa jika dia sudah menjadi tinta dikertas orang lain.

Dear AldityaWhere stories live. Discover now