Ini bukan aku....
Itu juga bukan aku...
Sebenarnya aku itu seperti apa sih?
Semakin hari semakin bingung siapa aku sebenarnya...
Aku diam... salah
Aku bicara... salah
Aku bercanda... salah
Aku coba tak peduli... salah
Aku coba peduli... salah
Aku bertingkah ceria... salah
Aku bertingkah kalem... salah
Salah... salah... salah... salah...
Semua yang kulakukan dan yang tidak kulakukan dianggap salah.
Lalu aku mencoba mengamati orang lain yang pandai menilai, tidak jarang kutemukan mereka juga melakukan hal yang sama...
Dan luar biasa... Tiada yang menganggap salah, bahkan mulutku pun berat...
Wahai... Jika ini adalah sebuah masakan yang dimasak dengan resep yang sama, maka ini adalah semata karena tangan yang memasaknya saja.
Lalu mata ini tetiba melahirkan air yang menjanin berhari berbulan tahun...
Tetiba sembab tanpa kejelasan sebab...
Lalu wajah ini tetiba semerah tomat... Memerah dan memanas tak terkendali.
Lalu diri ini menjaga jarak, menyepi dan merenung...
Salah?
Yaa... Ada banyak kesalahan...
Salah?
Tidak... Tidak semuanya salah...
Tidak ada yang tidak salah dan yang salah...
Semua itu hanya selera mata, telinga dan hati para manusia.
Ada banyak mulut dengan selera kecap yang banyak pula.
Ada banyak telinga dengan selera nada yang banyak pula.
Jika kuikuti sepuluh mulut, sepuluh mulut lain mencerca.
Jika kuikuti sepuluh pasang mata, sepuluh mata lain mendelik.
Jika kuikuti sepuluh pasang telinga, sepuluh pasang telinga lain salah dengar.
Jadi bagaimana agar semua mulut, mata dan telinga ridlo?
Agar menerima dan mencintai apa adanya diriku?
Seperti aku yang tak peduli dengan alunan, bentuk dan rasa yang kukecap, kulihat, kuraba dan kudengar..
Wahai... Aku hanya ingin menjadi diriku apa adanya...
Apa adanya yang inginku tak seadanya sepanjang masa...
Apa adanya yang berproses meski harus membutuhkan banyak sekali stok waktu, tenaga dan kesabaran.
Wahai... Hentikanlah dan duduklah disebelahku dengan nyaman...
Berlembut katalah denganku agar kita saling memahami.
Sungguh dukungan semangat adalah jutaan kali lebih indah terdengar.
Sungguh senyum persahabatan adalah jutaan kali lebih indah terlihat.
Sungguh keberagaman ini layak untuk dipadukan dan akan tetap terlihat dan terasa indah.
Tapi lalu aku pun akan memahami setiap penerimaan dan penolakan...
Ahh... Bisa jadi karena aku makhluk dengan sembilan rasa dan satu logika.
Ahh... Bisa jadi ini ibarat sakit gigi, akan terlupa jika telah berlalu...
Ahh tapi rasanya ingin gantian dong....
Aku duduk disitu dan kau duduk disini
Biar impas... Biar sama tahu rasa... Dan biar kita nyengir bersama...
Menyadari bahwa dunia ini penuh dengan cermin-cermin...
Kaca benggala bagi setiap yang bernyawa.
Jadi kenapa harus menjadi yang bukan aku, bukan kamu, bukan kalian dan bukan mereka?
Jadilah diri sendiri dengan senyaman mungkin..
Senyaman yang tidak menyakiti dan yang tidak melanggar menantang hukum Sang Maha Penggenggam kehidupan dan kematian.
--------------
Assalamu'alaikum readers... Salam kenal... Ini kali pertama saya nulis... Afwan jika masih banyak kekurangan disana sini yaa.. Tafadhal beri saya saran lewat komentar agar saya lebih baik lagi dalam menulis... Jazakumullah Khairan Katsira..
YOU ARE READING
Kun Anta !
SpiritualUntuk setiap hati yang merasa asing dengan diri sendiri. Kau tak perlu menjadi terlalu percaya diri ataupun rendah diri. Bacalah dan mari kita belajar bersama-sama tentang bagaimana cara memahami diri sendiri dan orang lain.