5 - Worth To Try

184 16 1
                                    

Selama worth to try, takis aja cui! —Gunawan



Gak ada angin, Gak ada hujan, Gunawan datang menjemput Gretha pagi ini.

"Tante, gimana kabar? Sehat? Om Tony?"

"Hai, Gun! Sehat-sehat. Kalo Om mah, ya kamu tau lah. Duduk dulu, Gretha masih pusing milih baju kayaknya."

Lima belas menit Gunawan terbuang hanya untuk menunggu Gretha selesai dengan segala ritual sebelum kekantornya itu.

"Maa... Aku gak usah sara...pan deh. Ih lo ngapain pagi-pagi dah kesini?"

"Jemput. Buru! Sejam gue nungguin lo yang gatau ngapain aja diatas."

"Gue kan gak minta. Mau minta apaan lo dari gue, sampe tiba-tiba kerasukan setan baik gini? Pake segala jemput."

"Minta lo jadi mantu mak gue! Ya nggak ada lah, G! Negatif mulu jadi betina."

Gretha sudah akan memuntahkan semua ocehan yang berada diujung mulutnya, tapi kalah cepat dengan gerakan cowok itu.

Gunawan manyambar roti yang sudah diberi selai oleh Mama Gretha, dan berjalan keluar, menuju motornya.

"Aku berangkat ya, Ma" Ucap Gretha begitu sampai dipintu rumahnya. Mencium punggung tangan Mamanya, lalu berlari kecil kearah Gunawan dan motornya.

Setelah lima belas menit motor melaju dan mulai bergabung dengan semua kendaraan yang seakan tumpah ruah dijalan Jakarta pagi itu, Gretha mulai merasa bosan karena gak ada obrolan sama sekali diantara mereka berdua.

"Tiap hari aja Gun. Lumayan ongkos gue buat tabungan malem minggu."

Untuk kali ini, Gretha gak sama sekali komplain dengan motor yang Gunawan gunakan. Karena memang matic, gak capek nungging. Gak bikin punggung pegel.

"Mau malem mingguan sama siape? Pak Maman?"

"Aminin kek! Temen kampret lo emang."

"Haha iya, Amin! Kat catat Kat." (Kat = Malaikat)

"Btw, gue beneran curiga sih sama lo, kenapa sih?"

"Sambil cerita ya? Biar lo gak ngantuk terus nubruk-nubruk helm gue."

Gretha menyubit lengan Gunawan, yang tentu saja sia-sia, karena cowok itu kan pakai jaket.

"Iye bener! Kenapa luuuu?"

"Pusing gue, nyokap minta nyusul ke tempat Mbak Gita terus, selalu bilang kangen bokap lah, gue gapernah ada waktu buat beliau lah. Pokoknya abis keluar dari rumah sakit tempo hari, jadi suka ngaco omongannya."

"Ya wajarlah Gun, beliau kesepian. Lo sih! Jangan ngayap mulu makanya. Kalo yang soal nyokap lo mau ke tempat Mbak Gita, ya gapapa kali, lo tinggal urus semua, terus tinggal tanya deh, Mbak Gita oke apa nggak kalo nyokap kesana."

"Mbak Gita sih udah bilang iya...."

Gita adalah kakak satu-satunya Gunawan. Sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Australia.

Ç'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang