18 - This Is Getting Ridiculous

127 13 0
                                    

A pretty little things called,
pendekatan — Gretha.


Dari kejadian dimana kelakuan Darren ngeselinnya sudah super banget di hari senin itu, gencatan senjata alias trik menghindarnya Gretha makin mantap.

Pulang kantor selalu tenggo. Makan siang pun langsung turun kebawah satu menit sebelum jam dua belas. Iya lebay abis. Ya abis mau gimana? Gretha malah jadi merasa setakut itu buat ketemu Darren. Padahal, Darren kan gak gigit. :(

Email-email kerjaan malah semakin sering cowok itu kirim ke email internal Gretha. Tujuan utamanya, pengen lihat si Gretha blingsatan.

Cuma, dua harian ini Darren gagal banget sama rencananya itu. Gretha anteng aja ngerjain apapun yang cowok itu titahkan. Tapi, ada tapinya loh. Setiap mau ngasih berkas yang sudah Gretha selesaikan, dia gak mau mengantar langsung keruangannya Darren. Pasti dan selalu, nitip sama siapapun yang mau masuk keruangan cowok itu. Bahkan, Gretha pernah sampai mendatangi ruangan OB, hanya untuk minta tolong memberikan berkasnya ke Darren.

Unbelievable...

Dan hari ini, di saat orang-orang sudah diperjalanan menuju kantor dengan muka kusut, Gretha masih asik tiduran di kasurnya yang nyaman. Ugh..

Gesek-gesekin kaki disprei kasurnya. Aduh, itu masuk kedalam one of the best feeling in the world versi Gretha. Turunin suhu AC, lalu menenggelamkan lagi badannya kedalam selimut.

Yes! Gretha ngambil cuti sampai besok. Tentunya dengan alasan yang tidak masuk akal. Cuti mendadak ya, geng. Kalau cuti yang menggunakan form gitu kan, dia harus minta persetujuan Darren selaku bosnya. Orang lagi hide and seek, masa malah ngelempar dirinya sendiri ke Darren. Sorry not sorry lah ya.

Kalau Darren sampai tahu Gretha mau cuti, yang ada malah ditahan diruangannya dengan didiemin lebih dari tiga puluh menitan, lalu sadar begitu Gretha marah-marah nanya kenapa Darren diem aja. Dan, berujung dengan adu argumen kenapa permohonan cuti cewek itu harus di approve. Yang sudah pasti kita semua tahu, Gretha bakalan kalah. Darren kan selalu ada aja jawabannya.

Kegiatan cuti mendadaknya itu sama sekali gak asik. Gimana nggak? Cewek itu bahkan masuk kekamar mandi hanya untuk sikat gigi, cuci muka, dan buang air kecil. Lalu balik lagi menenggelamkan tubuhnya diselimut tebalnya itu.

Cuti yang biasa digunakan untuk liburan bagi karyawan normal lain, tapi buat Gretha cuma untuk menonton semua series menggantung yang belum sempat ia tuntaskan karena kerja lembur bagai kuda. Bahkan, ia keluar dari kamar hanya untuk makan.

"Nggak ngantor karna apa?" Tanya Mamanya begitu melihat Gretha sudah duduk dibangku meja makan, dan sedang menyendokkan lauk kedalam piringnya.

"Jalan yuk, Ma. Mumpung aku dirumah." Jawab cewek itu, gak nyambung.

"Mama tanya, kamu gak ke kantor karna apa, Gretha."

"Ngabisin cuti pengganti."

"Brarti besok masuk?"

"Nggak. Aku cuti sampe besok."

"Seinget Mama, kamu kerja hari sabtu cuma sekali. Kenapa cuti penggantinya dua hari?" Tanya Mamanya layaknya sedang menginterogasi.

"Ibu Lydia yang cantik, tapi tetep cantikkan aku. Gini ya, aku kan beberapa bulan ini kerjanya over banget, pulang malem terus, kena pressure tinggi lagi, nah aku butuh istirahat. Bahkan dua hari aja gak cukup." Jelas Gretha berhiperbola.

Respon Mamanya? Ya cuma memutar kedua bola mata jengah, karena kelakuan anak gadisnya yang sudah kumat berlebay ria itu.

"Makanya, ajakan aku tadi diiyain nggak?"

Ç'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang