12 - Meet Caessar

137 16 2
                                    


Don't be afraid of new beginnings. Don't shy away from new people, new energy, new surroundings. Embrace new chances at happiness — Billy Chapta



Dari kejadian Gretha yang melihat Darren marah-marah sama orang diseberang via telepon, dia ngerasa emang ada yang gak beres sama cowok itu. Ini sudah tiga minggu setelah kejadian itu. Dan, Darren benar-benar seperti orang yang kehilangan setengah kesadarannya.

Gimana enggak, datang kantor, langsung masuk ke ruangannya, disitu aja sampe jam makan siang, setelah itu gak keluar lagi dari ruangannya. Bahkan pernah, empat harian dia nggak keluar ruangannya sama sekali. Lalu gak ada tanda-tanda juga, dari cowok itu setiap jam kantor selesai.

Kayak orang depresi aja gitu. Ngurung diri. Tapi ini anehnya ngurung diri dikantor. Hhh...

Jahat sih kalau bilang, Darren kaya gini ngasih impact bagus ke Gretha. Tapi mau gimana lagi? Karena memang ada efek bagus yang Gretha rasain. Efek bagusnya, selama tiga minggu dia pulang kantor normal. Gak barengan sama anak gaul yang baru keluar rumah. Selama tiga minggu itu juga komunikasiya dengan Caessar, makin asik. Ughh...

Hari ini niatnya dia mau ketemuan. Setelah hampir tiga bulan lebih cuma via whatsapp sama telfonan aja. Iya, yang waktu Ceassar janji jemput setelah Gretha meeting kan gak jadi juga. Akhirnya, hari dimana Gretha penasaran banget sama muka aslinya Caessar, datang juga. Hip hip, Horaaayyy~

Bahkan, tiga puluh menit sebelum jam kantor selesai, dia milih buat diem di toilet kantor. Cuci muka, beneran cuci muka yang bukan cuma pake tissue basah. Setelah itu, put a simple make up.

Iya, dia seniat itu. Bahkan ke kantor pun dia nggak make up-an. Inget sisiran aja, udah syukur. Merasa cukup, dia melihat pantulan diri dicermin, dan selesai.

Tinggal, semprot parfum dibagian belakang kuping, leher bagian belakang, terakhir dinadi. Yang cewek itu tahu, dan percaya dari isi artikel di majalah yang ia baca waktu masih ABG. Daerah tubuh itulah yang akan menyerap wangi lebih lama.

Lagi, efek pendekatan ternyata seekstrim itu.

Keluar dari toilet, disambut dengan siul-siul khas mas-mas tengil dari Radith.

"Ihh, kesambet lo?" Tanya Radith, setelah siul-siul nyebelinnya selesai.

"Iya! Cewek dalem toilet nih nempel ke gue."

Radith yang notabene anak meme garis keras, dikasih jawaban begitu ya pasti ketawa nggak kekontrol. Gretha yang sadar, tawa cowok itu bakal lama banget selesainya, menggerakan tangannya, lalu menutup mulut Radith.

"Berisik!"

Bayangin, itu mereka masih didepan toilet, terus ketawanya Radith kenceng banget. Omongannya Gretha yang soal ketempelan, bisa aja bakalan kejadian di mereka berdua.

Radith yang gilanya udah level akhir, dengan entengnya malah ngejilat tangan Gretha. Yaiya dong, dibekep gitu. Biar dilepas ya jilat aja.

"Orang gilaaaa! Mati lo!" Rongrong Gretha.

"Ya lo yang pr. Ngapain gue dibekep gitu? Mau nyulik gue? Terus minta tebusan ke Mama Linda? Basi, G."

Guys, Gretha tuh beneran gak tahu mesti bersyukur apa merasa sengsara punya temen kayak Radith. Udah dikatain macem apapun, ini cowok balesannya selalu aja datar. Huff...

Ç'est La VieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang