EPILOGUE

1.3K 132 5
                                    

Dua bulan kemudian

Pagi ini, cahaya yang masuk melalu sela-sela kain penutup jendela berwarna putih itu tidak banyak, bagaimana tidak, cahaya matahari dipagi hari ini ditutupi oleh awan yang tebal.

Angin yang berhembus kencang, membuat kain penutup jendela itu sedikit berterbangan, begitu juga dengan helaian rambut panjang gadis bernama Sowon ini.

"Aku tidak ingin semua kejadian ini terjadi," gumamnya sendiri.

"Aku tidak mau kehilangan Chanyeol, saat dimana aku sudah mengingat semua, aku malah kehilangan sosok orang yang menemaniku selama ini," lanjutnya.

Buliran air mata bening itu, menetes keluar tanpa diduga, Sowon terisak.

"Dimana aku harus mencarinya?" Sowon tidak melepaskan pandnagannya kepada langit kelabu itu.

* * *

"Apakah takdir akan mempertemukan kita lagi?"

"Aku harap begitu,"

"Tapi bagaimana jika tidak? Aku merindukanmu Sowon,"

Chanyeol menghela nafasnya berat, terlalu rindu untuk bertemu dengan Sowon.

"Bagaimana dengan janji bayarannya?" tanya seorang pria yang saat ini sedang duduk di sebelah Chanyeol.

"Sudahlah Lay, aku tidak memerlukan bayaran itu lagi," jawab Chanyeol.

"Terus apa gunanya kau bekerja disana, bersama dengan orang-orang gila itu?"

Chanyeol langsung menatap Lay dengan tatapan tajam, dan juga sangat dingin.

"Mereka bukan orang-orang gila," balas Chanyeol.

"Baiklah, baiklah," ucap Lay menenangkan.

"Aku bekerja disana memang untuk bayaran itu, tapi semua itu berubah saat aku bertemu dengannya," gumam Chanyeol.

"Ahh aku tahu, gadis bernama Sowon itukan," tebak Lay.

Chanyeol langsung mengangguk menepati jawaban dari Lay itu.

"Hey, jika kau dengan Sowon memang ditakdirkan untuk bersama, tenang saja, kau tidak akan kehilangan dirinya," ucap Lay mencoba untuk menghibur Chanyeol.

"Aku harap juga begitu," balas Chanyeol.

* * *

"Sowon," panggil Dr. Yeon.

Sowon menoleh sekilas ke arah perempuan itu, yang terjadi dua bulan lalu, benar-benar mengubah kehidupannya kini.

Kehilangan sosok Chanyeol, dan kini merasa sangat kosong.

"Apa kau sudah makan?" tanya Dr. Yeon, Sowon tidak menjawabnya.

Dirinya bahkan tidak menatap Yeon.

"Aku tahu ini rasanya pasti sangan aneh, aku memang tidak pernah bertanya seperti ini padamu kan? Bisakah kita memulai ini semua dari awal lagi? Seperti seorang Ibu dan anak perempuannya."

Sowon membalikkan tubuhnya menghadap Yeon, entah mengapa perkataan Yeon tadi benar-benar menyihir dirinya.

"Kita sudah memulai dari awal sejak hari itu, sejak pengakuan itu," ucap Sowon singkat.

Yeon menghela nafasnya berat, lalu menatap Sowon dalam.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Sowon heran.

Stay With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang