4. A question

1.1K 150 5
                                    

"Akhirnya kau bangun juga, aku pikir kau sudah mati."

Sowon mulai mengerjapkan kedua matanya, membiasakan diri dengan dunia nyata setelah lama bermain di dalam dunia mimpinya.

"Aku dimana ya?"

Tanpa hitungan detik Chanyeol langsung menjitak pelan dahi Sowon, membuat gadis itu meringis sakit.

"Kenapa kau memukulku? Siapa kau?"

"Yak! Kau ini gila atau bagaimana?" Chanyeol menghela nafas lalu mengelus dadanya sendiri pelan.

"Dia kan memang gila," batin Chanyeol.

"Oh... kau ini Chanyeol kan? Perawat," ucap Sowon seraya menunjuk Chanyeol.

"Sowon, kau ini harus meminum obatmu setengah jam yang lalu, tapi sekarang kau baru bangun," ucap Chanyeol.

"Kau sendiri tidak membangunkanku," balas Sowon.

Memang benar kalau Chanyeol tidak membangunkan Sowon, dirinya tidak tega melihat Sowon yang sedang tertidur pulas lalu harus dibangunkan.

"Kau terlihat sangat kelelahan," ucap Chanyeol seraya menepuk pundak Sowon pelan.

"Ganti pakaianmu dulu," ucap Chanyeol sembari menyerahkan sepasang kaos dan juga celana.

"Apakah itu obatku?" tanya Sowon polos.

"Ahrgg...! Tentu saja bukan Sowon, kau harus mengganti pakaian mu, bajumu itu terlalu tipis, kau bisa masuk angin," jelas Chanyeol gemas terhadap Sowon.

"Bagaimana caranya?" tanya Sowon lagi.

Gadis itu pun mulai berdiri, dirinya memang terlihat agak sedikit terkejut saat melihat kedua tangannya tidak dirantai.

"Aku tidak merantaimu," ucap Chanyeol lembut.

"Aku tidak tau cara mengganti pakaian," ucap Sowon polos.

Mata Chanyeol terbelalak saat mendengar Sowon mengucapkan hal itu.

"Yang benar saja." Chanyeol mengusap wajahnya frustasi.

"Tunggu sebentar disini, dan jangan beraninya kau keluar!" pintah Chanyeol.

Sowon tidak mengangguk, tidak juga menggeleng, dirinya hanya terdiam.

Tidak lama kemudian, Chanyeol masuk ke dalam ruangan itu bersama dengan Yerin.

"Kenapa kau membawaku ke sini?" tanya Yerin bingung saat melihat Sowon.

"Irene sedang tertidur kan, nah sekarang kau harus membantuku, Sowon tidak tau caranya mengganti pakaian," ucap Chanyeol.

"Pasienku memang sedang tertidur, tapi kenapa harus aku yang menggantikannya pakaian?" tanya Yerin lagi.

"Terus maksudmu, aku yang harus menggantikannya pakaian?" Yerin tertawa saat melihat ekspresi wajah Chanyeol saat ini.

"Aku hanya bercanda," lanjut Yerin.

"Kalian berdua ini ngomong apa sih?"

Yerin dan Chanyeol menoleh ke arah Sowon, "Bukan apa-apa, Yerin akan menggantikan pakaian mu," jelas Chanyeol.

Chanyeol pun keluar dari dalam ruangan itu, meninggalkan Yerin yang menggantikan pakaian Sowon.

* * *

"Sudah, pasien mu itu sudah terlihat lebih rapi," ucap Yerin setelah keluar dari dalam kamar Sowon.

"Benarkah?" tanya Chanyeol antusias.

Dirinya langsung masuk ke dalam ruangan kamar Sowon dengan senyuman yang terpancar.

Sekarang sedang berdiri di hadapan Chanyeol, seorang gadis manis yang menggunakan kaos berwarna putih dengan celana panjang berwarna putih juga, pakaian khusus untuk pasien di rumah sakit itu.

Chanyeol masih saja tidak mengerti, kenapa Sowon diperlakukan berbeda dengan pasien lainnya.

"Nah, begini kan kamu menjadi lebih cantik," puji Chanyeol tanpa sadar sudah membuat lekukkan senyuman di bibirnya.

"Aku terlihat seperti badut!" pekik Sowon yang membuat Chanyeol langsung tersadar.

"Tidak, kamu terlihat cantik. Sekarang makan ya," ucap Chanyeol.

"Tapi tidak mau di dalam tempat ini," ucap Sowon.

Chanyeol menghela nafasnya, "Baiklah, ayo." Chanyeol memeganggi pergelangan tangan Sowon.

Baru saja ingin melangkah keluar, Dr. Yeon sudah berada di ambang pintu kamar itu, menutupi jalan keluar bagi Sowon dan juga Chanyeol.

"Kalian berdua mau ke mana?" tanya Dr. Yeon terdengar dingin.

Tanpa di sadari Sowon langsung melepaskan genggaman tangan Chanyeol dari pergelangan tangannya, lalu perlahan berjalan mundur.

"Saya hanya ingin memberi Sowon makan," jawab Chanyeol.

"Sowon? Siapa yang menyuruhmu memanggil gadis itu dengan namanya sendiri?"

Saat ini Dr. Yeon seperti terlihat sangat marah.

"Dia merasa sangat tidak nyaman saat saya memanggilnya dengan nomor kamarnya," jelas Chanyeol.

"Lagipula itu kan tidak masalah jika saya memanggil namanya yang sesungguhnya," lanjut Chanyeol.

"Tidak! Kau tidak boleh memanggil pasien ini dengan namanya!" pintah Dr. Yeon.

"Kenapa tidak? Kenapa hanya Sowon? Kenapa pasien yang lainnya tidak?"

Chanyeol membantah.

"Kau sangat kurang ajar, sekali saya bilang tidak boleh, tetap tidak boleh!"

Chanyeol terdiam.

Sedangkan Sowon yang saat ini sedang terduduk di ujung kamarnya itu, terlihat sangat ketakutan. Dirinya gemetar melihat pertengkaran antara Chanyeol dan juga Dr. Yeon.

"007, jangan pernah keluar dari dalam ruangan ini lagi!"

Ucapan yang terdengar sangat memaksa dan dingin itu membuat Sowon meronta sejenak, kemudian dirinya kembali menangis.

"Dan kau perawat baru, jangan berani-beraninya kamu melawan dengan perkataan saya!"

Ucapan tegas dan juga dingin utu ditujukan Dr. Yeon hanya kepada Chanyeol.

Dr. Yeon langsung pergi dari tempat itu, meninggalkan Sowon dan Chanyeol dalam diam.

"Kau tak apa kan?" tanya Chanyeol lembut seraya berjalan mendekati Sowon.

Tidak dia duga kalau Sowon akan menampar wajahnya.

Chanyeol mencoba untuk tenang.

"Ada apa?" tanya Chanyeol sekali lagi.

Sowon tetap masih tidak menjawab, dia masih menangis.

"Aku ingin makan disini saja," ucap Sowon.

"Kenapa? Bukankah tadi kau ingin makan di luar?" tanya Chanyeol lembut.

"Kau harus mematuhi aturan disini, agar kau bisa mendapatkan 20 juta won mu itu."

Chanyeol benar-benar tidak menyangka kalau Sowon bisa berbicara seperti itu.

Ada apa dengan hidupku sekarang?

Siapa sebenarnya gadis yang ada di hadapannya ini sekarang?

Tempat apakah ini?

Semua itu benar-benar pertanyaan besar bagi Chanyeol.

Update soon

Stay With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang