Satu ~ XII MIPA 3

77 7 0
                                    

Angin yang berhembus sangat kencang menerpa permukaan wajah halusku. Setidaknya aku bisa bertahan walau tak bisa melawan.
Tetes demi tetes air mataku jatuh membasahi bumi. Rapuh. Kata itu yang cocok untuk menggambarkan kondisiku saat ini.
Ting!
Dengan cepat kuhapus air mataku dan kutatap handphoneku.

Mikos: Selamat anda mendapatkan uang senilai lima puluh juta dengan mengisi ulang pulsa anda!

Rasa kesalku kembali membuncah. Kurasa aku terlalu banyak berharap. Tapi, salahkah aku jika terlalu banyak berharap.
Jujur dari ulu hatiku, aku hanya menginginkan kehidupan semula. Kehidupan yang hanya berisi kata bahagia didalamnya. Namun, satu kejadian yang menjadi jalan masuk orang yang ingin menghancurkanku.
Kurasa aku tak perlu mengenang kejadian itu karena aku akan menjadi orang yang menyedihkan. Aku membenci itu.

🔜🔜🔜

Kulangkahkan kakiku dengan cepat karena waktu tak akan pernah melambat. Setidaknya, aku mempunyai sisa waktu lima menit untuk berjalan ke dalam kelas.
"Talitha!" teriak Bu Nini. Aku pun lantas menoleh.
"Ada apa, bu?" tanyaku.
"Tolong antarkan buku ini keruang XII MIPA 3!" ucap Bu Nini sambil menyodorkan tumpukan buku. Aku pun mengangguk dan menerima tumpukan itu. XII MIPA 3? Aih, aku takut memasuki kelas itu. Ralat, aku takut bertemu dengan laki laki itu. Seandainya aku menyadari bahwa buku ini akan diantarkan XII MIPA 3 aku akan menolaknya. Kutatap arlojiku sekilas dan melihat bahwa beberapa menit lagi bel akan berbunyi. Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari ke kelas XII MIPA 3 tanpa berpikir panjang lagi.

🔜🔜🔜

TBC
Thanks for reading
Next?
Jan lupa votement
Sorry kalau masih banyak typo😂

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang