12. HAREM

470 43 63
                                    

HAREM.

GAY STORY.
R 18+
M PREG

RENDRA mengelus surai hitam Ihza sayang. "Mau sampai kapan kau tidur, hm?"

Rendra mengecup kening Ihza lama. "Maafkan aku.. Ihza." Tak berapa lama Rendra merasa pergerakan kecil ditangan Ihza yang kini ia genggam.

Sontak Rendra mendudukan dirinya menatap Ihza yang kini berkedip kedip untuk menetralakan fokus penglihatannya.

"Ihza.."Rendra tersenyum sambil memeluk Ihza yang masih mencerna situasi.

"Ihza... Maafkan.. Aku.. " Rendra mengecup kepala Ihza sayang. "Maaf Ihza.. Maafkan aku! Jangan benci aku!!" Ihza kini mulai mengingat kejadian pelecehan seksual yang ia alami dalam kurun  sehari. Bagaimana Rendra meminta Ihza berhubungan badan dengannya malam itu hingga Rendra kembali menggagahinya sore harinya dengan kejam hingga merusak badannya.

"Maafkan aku.."

Ihza ingat ketika dirinya meminta Rendra berhenti tetapi malah sentakan keras dianusnya yang ia peroleh.

"Maafkan aku Ihza.. Aku salah!" Lalu bergulir hingga anusnya pedih dan berakhir ia tak sadarkan diri. Mengingat hal itu Ihza menangis terisak. Ia merasa hina, dilecehkan oleh sosok yang ia idolakan. Ihza memang akan dengan senang hati memberikan  hal itu pada Rendra jika ia meminta seperti malam hari yang mereka lakukan. Tapi jika sampai begitu Ihza benar benar merasa hina.

Rendra merasa kemejanya basah, ia menunduk melihat wajah merah Ihza yang penuh air mata.

"Ihza.." Rendra menangkup wajah Ihza hingga kini Ihza menatap  kecewa padanya. Bibir Rendra kelu dibuatnya, ia sungguh sedih melihat Ihza begini, apalagi karena dirinya.

"Maaf Ihza.." Rendra menggigit bibir bawahnya yang masih terlihat ada sedikit luka yang mengering dan bisa dipastikan itu akibat gigi Rendra.

"Ihza.."Rendra mencoba meraih tubuh Ihza dalam dekapannya hingga terhenti saat Ihza beringsut mundur dengan tubuh gemetar.

"Hiks.. Sakit hikssss.. Ku..mohon jangan lagi... Hiks sakit.." Hancur sudah hati Rendra melihat bocah bermata jernih kesayangannya telah benar hancur karena dirinya yang berengsek telah merusak tubuhnya.

"Ihza.. Maaf.." Rendra yang melihat Ihza kembali menggeleng membuat amarahnya tersulut. Rendra tak terima Ihza menghindarinya. Ia tak suka. Ihza itu miliknya. Entah mengapa begitu mengetahui fakta tentang Alvino membuatnya tanpa ia sadari berubah menjadi sosok yang mengerikan layaknya monter.

"Ihza..."Rendra masih memanggil halus nama Ihza sembari menekan emosinya. Tapi Ihza masih bergetar di tempatnya. Rendra tak mau kalah segera mencekal lengan Ihza hingga Ihza berada di sampingnya tanpa perduli Ihza yang kini benar benar tertekan.

"Ihza.. Dengar!! Aku mencintaimu.. Mau tidak mau kau harus mau.. Aku tak meminta tapi memaksa!" Rendra berbicara dengan nada serius yang membuat Ihza tertegun dengan kalimat yang baru terlontar. "Hiks.. Tuan.. Hiks aku.." Rendra menunduk menatap Ihza yang berada di dekapannya. "Stttt..."Rendra meletakan jari telunjuknya di bibir Ihza yang mulai bewarna merah kembali." Aku mencintaimu... Maafkan aku atas sikapku! Tapi aku tak akan mengubah sifat posesifku padamu... Mulai sekarang panggil aku Rendra.. Dan kau milikku.. Begitu juga sebaliknya.."

Ihza mulai kemali meneteskan air matanya sambil meremas kemeja yang di kenakan Rendra tanpa perduli Jika kemeja itu kusut.

"Aku juga mencintai Tuan.."

HAREM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang