Why Daddy-11

6.5K 111 2
                                    

Hancur, Lemah, tak berdaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hancur, Lemah, tak berdaya.
Di tempat yang Ramai ini aku merasa sendiri, di tengah kegembiraan mereka aku terpuruk namun Fake smile 😊 selalu ku perlihatkan seolah aku bahagia seolah aku pria yang beruntung bisa menjadi CEO muda , memegang perusahaan ternama .
Tapi bukan ini yang ku ingin kan.
Di usia yang semuda ini aku ingin menikmati masa remaja ku. Seperti anak remaja pada umumnya .
Kuliah, bersenang-senang, dll.
Tapi aku? Aku yakin waktu ku tak kan ada yang tersisa karena pekerjaan yang aku sama sekali tidak ada di dalamnya.

Aku marah? Tentu saja aku marah , bahkan sangat marah

Sedih? Itu pasti

Kesal ? Jangan tanyakan lagi kalian pasti tahu seperti apa rasanya.

Otak dan Hati ku seperti memberontak di dalam sana .

Tapi tubuh ku tetap terpaku di sini, demi ke hormatan orang tua ku.

Aku tidak ingin di sebut sebagai anak yang tidak sopan, walau aku tak ingin. Tapi aku tidak bisa menolak jika sudah begini caranya.

Kabur? Aku ingat terakhir kali aku kabur, dan itu tidak akan pernah berhasil.

"Zayn ayo pulang, besok ada peresmian CEO baru. Dan kau harus istirahat yang cukup"

Mommy, kenapa kalian tak pernah mengerti ? Aku punya hak untuk memilih. Oh Gosh bawa aku pergi. 'gerutu ku di dalam hati

"Ya mom" aku lebih memilih menjawab ini . Dari pada berargumen dengannya

**

Sampainya di rumah, kepala ku terasa ingin pecah . Aku melihat Daddy dengan senyum lebar mengambang di wajahnya.
Aku Benci dia, dia bukan seperti seorang ayah tapi Boss yang memperbudak anak buah nya.

"Come here buddy, aku ingin bicara" ucapnya sambil menepuk-nepuk kursi yang ada di sebelahnya.
Aku hanya mengikuti perintahnya

"Aku senang kau menerima nya dengan baik, jadi aku tak perlu menjelaskan apapun lagi. Ternyata kau sudah dewasa dan bisa mengerti maksud kami dengan baik" tuturnya lembut tanpa menghilangkan senyuman nya

Aku hanya tersenyum mengejek " ya, tapi aku sedikit tidak senang dengan rencana licik kalian" jawab ku singkat dan ku lihat ekspresi Daddy berubah senyumnya hilang dan di lanjutkan dengan wajah seriusnya.

"Apa maksudmu? Bukan kah kita sudah membicarakan nya sudah lama sekali"
Nada bicara nya tenang tapi sedikit menekan ku

"Dad, aku tidak pernah ingin! Dan tidak akan pernah! Kalian tahu itu sedari dulu , aku ingin seperti anak remaja lainnya. Mempunyai pilihan mereka sendiri. Apa kalian tak memikirkan ku? Apa yang kalian pikirkan hanya menaikkan jabatan mu sebagai Presiden Direktur dad? Begitu?" Aku tak tahan lagi , sedari tadi kata-kata itu ingin keluar dan akhirnya aku berhasil meluapkan nya

Brugh pukulan bertubi-tubi mendarat di pipi ku. Aku hanya memegang sudut bibir ku yang sedikit mengeluarkan darah.

"Anak tak tahu di untung, aku ayah mu dan kau harus menurut padaku. Karena keinginan ku adalah perintah untuk mu"

Why Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang