Why Daddy -12

5.9K 122 0
                                    

Aku tidak bisa tidur semalaman, aku terus memikirkan apa saja yang harus ku lakukan saat bertemu dengan orang tua Gigi.

Aku gelisah dalam tidurku, aku terlalu senang.
Tuhan bantu aku, permudahkan pertemuan ku dengan ibunya.

"Zayn, kau belum tidur?" Sial ! Aku membangun kan gadis ku karena pergerakan yang ku buat di ranjang ini.

"Maaf, aku telah membuatmu terbangun. Aku tidak bisa tidur" ku lihat dia bangkit dari tidurnya dan merubah posisi tidurnya. Dia memelukku dan meletakkan kepalanya di dada bidang ku.

"Tidurlah, perjalanan kita besok sedikit melelahkan" tuturnya dan matanya kembali tertutup aku pun mengikutinya dengan menutup mataku.

"Selamat tidur Sweety" aku mencium pipi dan mengusap kepalanya lembut.

~~
Author POV

Seorang gadis dengan bucket bunga Lily dipelukannya sedang berjalan memasuki area pemakaman dengan seorang pria yang akan menyandang status sebagian kekasih nya. Mereka menghampiri makam yang sudah berbalut dengan rumput hijau yang tertata rapi.

Gadis itu berjongkok tepat di samping nisan yang bertuliskan nama yang tidak asing baginya dan di ikuti oleh pria di sebelahnya

SOFIA ROBHINSON

Lahir : 01 Desember 1986

Wafat : 15 Juli 2017

Dengan sebuah foto wajah yang tak akan pernah di lupakan oleh gadis itu

"Hai Bu, Carol jahat ya baru ngunjungin ibu?" Ujar gadis itu setelah menaruh bunga yang di bawahnya tepat dipusaran makam ibunya

"Bu, disini Carol bawa seseorang untuk bertemu dengan ibu. Dia mau bilang ke ibu kalo Carol boleh tidak jika pacaran dengan nya?" Gadis ini mengusap air matanya yang sudah sedari tadi membanjiri pipinya

"Coba aja ibu masih ada, ibu pasti bertemu dengan dia bu. Dia orang yang baik, Carol percaya dia akan menjaga Carol dengan baik" lagi-lagi gadis ini terus mengusap air matanya, sedang pria yang sedari tadi duduk di sebelahnya hanya terdiam dan merasa sesak melihat orang yang di sayang nya menangis tapi dia tidak bisa melakukan apapun.

"Ibu tau? Semenjak ibu pergi, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam hidup Carol Bu, meskipun tidak ada kehangatan dalam hidup Carol . Tapi pria ini, dia Zayn Bu. Dia yang akan menemani hari-hari Carol . Tapi ibu jangan khawatir, ibu tetap menjadi nomor satu di hati Carol dan tidak akan ada yang mengalahkan ibu di hati Carol"

Kata demi kata di lontarkan oleh gadis berambut pirang ini, dia tak peduli saat orang melihat nya menangis dan bicara dengan sebuah makam sekalipun. Dia terus bercerita dengan kehidupannya, apa saja yang ia alami dan siapa saja yang hadir dalam kehidupannya.
Termasuk Zayn yang akan menjadi kekasihnya.

"Nyonya, aku tahu kau tidak di sini lagi bersama kami. Tapi boleh kan aku juga memanggil mu dengan sebutan ibu juga? " Kini pria yang sedari tadi diam itu mulai mengangkat suaranya.

"Aku tahu Bu, kau Sekarang melihat kami. Aku kesini hanya untuk meminta izin mu . Untuk menjadikan putri mu ini masuk kedalam kehidupan ku. Aku akan menjaganya, seperti kau menjaga nya. Aku berjanji padamu tidak akan melukai hati nya bahkan hanya untuk membuat nya bersedih" Zayn terdiam sesaat dan menoleh kearah gigi dengan air mata yang berlinang

"Aku tahu, di sini bukan lah tempat yang baik untuk mengatakan perasaan ku" ujar Zayn sambil menggenggam tangan gigi.

"I love you, Will you be mine?" Saat pandangan mereka saling bertemu dan saling mengunci , gigi hanya tersenyum dan mengangguk di ikuti dengan air matanya yang mengalir seperti dua anak sungai

"Yes i Will" senyum mereka di bibirnya dan Zayn langsung mendekapnya erat

"Thanks" Zayn mengecup bibir gadis itu singkat

"Ayo kita pulang, cuaca semakin dingin" ajak Zayn pada gigi, gigi menoleh kearah makan ibunya dan tersenyum, mencium nisan ibunya dan mengucap kan salam perpisahan

"Kami pamit dulu Bu, maaf. Kami hanya berkunjung sebentar. Lain kali kami akan kesini lagi" ujarnya dan mereka melangkah meninggalkan perkarangan pemakaman ini.

.
.
.
.
.
.

Butiran salju turun di atas bumi New York.
Jalanan terlihat sepi dan sunyi karena kebanyakan dari orang-orang lebih memilih untuk duduk di dekat perapian dan meminum secangkir coklat panas.

Namun berbeda dengan Gigi , dia memilih untuk keluar dengan mantel berbulu nya agar menjaga suhu tubuhnya tetap hangat serta topi rajut dan juga syal yang melingkar di lehernya.

Gigi berjalan di lapisan jalan di perkarangan rumahnya.
Rumah baru mewah yang di bangun untuk ibunya. Dan mengatas namakan ibunya .
Melihat-lihat rumah baru nya itu.
Tersenyum, itulah yang di lakukan Gigi sedari tadi.

"Ini Musim dingin pertama ku tanpa ada ibu. Dan di sini rumah untuk ibu telah selesai di bangun" dia bicara pada dirinya sendiri.
Berjalan memutari rumahnya , kakinya meninggalkan jejak saat melangkah, Gigi mengambil salju dengan tangannya dan membentuknya seperti bola salju.

Gigi selalu melakukan ini saat salju pertama turun dengan ibunya .
Semenjak ibunya meninggal satu tahun yang lalu, tidak ada yang berubah darinya.
Mungkin hanya kehidupan nya yang sudah dapat di sebut dengan kata layak.

Gigi mendesah berat dan ekspresi nya berubah sendu, seharusnya ibu ada di sini bersama nya. Berdiri disampingnya menyambut salju pertama turun.
Berbagi pelukan di bawah dinginnya salju.

Gigi merindukan ibunya. Ia masih tak menyangka ibunya sudah tiada. Selama ini dia hanya beranggapan bahwa ibunya sedang pergi kerumah temannya ataupun pergi keluar kota. Sehingga dia tidak terlalu memikirkan nya dan tidak merasa sendiri .

Gigi memejamkan matanya menghirup nafas dalam-dalam kalau menghembuskan nya dengan pelan

Saat dia membuka mata, dia seperti melihat Zayn sedang berjalan menuju kearah nya.

"Hi" Zayn tersenyum tipis dan kedua tangannya bergerak untuk memperbaiki topi yang menutupi rambut pirang nya Zayn membersihkan butiran salju yang menempel di topi gigi

"Begini lebih baik" Zayn sedikit membungkuk kan badan agar sejajar dengan Gigi

"Aku tahu kau sedang bersedih" ucapnya lalu memeluk Gigi erat.

"Bukankah aku sudah berjanji pada ibu untuk menjaga mu, dan aku tidak akan pernah membiarkan mu sendiri" bisik Zayn tepat di telinga Gigi

Gigi hanya tersenyum, dia tak menyangka Zayn akan bersikap semanis ini

Why Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang