"Kamu nekat, sih," sahut Suma gemas. "Sudah kubilang, kan? Badanmu sehat. Kamu cari penyakit kalau minum obatku sembarangan.""Obat ini berefek pada penciumanmu juga. Makanya kamu harus berhenti."
"Tapi, kita beda. Kalau aku berhenti, aku bakal balik lagi kayak dulu...."
"Kita sama."
Baca Juga: 'Kutukan' Olfaktori dalam Aroma Karsa
Jati memerintahkan Suma untuk berhenti mengonsumsi obat dan mulai melatihnya untuk mengasah kepekaan indra penciumannya. Proses ini merupakan hal yang berat bagi Suma, namun ia bertekad tidak menyerah. Ia ingin hidup normal dan memiliki penciuman yang kuat dan tajam seperti Jati. Ujian terekstrim yang harus dilalui Suma mengantarkan dirinya ke Bantar Gebang. Di puncak tumpukan beragam rupa sampah yang sudah sangat dikenal Jati, ia memaksa Suma untuk mengenali spektrum aroma, memilah satu demi satu bau ke radar penciumannya dan menyimpannya ke dalam memori. Sejak saat itulah hubungan Jati dan Suma bergulir mulus. Layaknya ungkapan "dari benci jadi cinta", Suma berbalik terpikat kepada Jati dan demikian pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aroma Karsa
FanfictionJati Wesi, pria 26 tahun, tinggal di TPA Bantar Gebang selama hidupnya. Ia diasuh oleh penadah bernama Nurdin Suroso yang memperkerjakan Jati sejak kecil. Di antara berbagai pekerjaan kasar yang dilakukan Jati, ada satu profesi yang paling ia bangga...