01
KEBETULAN ATAU TAKDIR?◾
“Total belanjanya tiga puluh ribu rupiah, saya terima uangnya lima puluh ribu rupiah, ya.”
Sekilas gadis itu melepas senyum hangat, sesekali pandangannya bergerak turun pada ponsel untuk segera memesan layanan ojek online sebelum waktu terus berjalan.
Pramuniaga dengan dominasi baju biru menyerahkan satu kantong plastik belanja berisi minuman juga jajanan ringan. Lagi, Aletta menyambut manis disusul ucapan terimakasih sebagai balasan.
Berjalan keluar, ia lantas memutuskan duduk pada bangku panjang yang tersedia. Tatapannya belum berhasil lepas dari layar, tangannya bergerak lincah membuka random aplikasi guna mengusir bosan. Tersenyum, mengernyit, berdecak adalah hal paling wajar yang dilakukan ketika tanpa sengaja berita sang idola terpampang nyata dibalik layar.
Hingga 15 menit lamanya mampu membuat Aletta tersadar, jika ia tidak bisa harus menunggu lebih lama. Melirik jam pada pergelangan tangan, napasnya mulai terengah gusar. Segera ia mengeluarkan aplikasi instagram untuk beralih pada aplikasi Go-jek.
Aletta meletakkan benda pipih persegi panjang pada telinga untuk melakukan panggilan. “Sisa pulsa anda tidak cukup—”
“Asstaghfirullah, kebiasaan. Jiwa miskin gue suka gak tau tempat,” terselip nada umpatan, ponselnya kembali diletakkan pada saku seragam putih dengan logo OSIS menempel jelas. Aletta kembali bangkit untuk segera masuk membeli pulsa.
Saat seharusnya kini langkahnya menapak maju, justru Aletta dibuat membeku tepat kala tubuhnya sukses menghadap pintu kaca. Jantungnya refleks bertalun hebat hingga ia berusaha berdeham beberapa kali untuk menetralkannya.
Namun sial, sosok siluet yang kini mulai terlihat jelas mampu mengunci rapat pandangan Aletta untuk tidak bergerak. Bagaimana bisa hanya menggunakan seragam putih abu-abu dengan balutan jaket kulit hitam mampu membuat sosok laki-laki di sana tampak begitu sempurna?
Perubahan signifikan mulai dari penampilan, gaya rambut, hingga aura mencekam pada setiap derap langkah yang menikutinya mampu menyihir Aletta terpaku hingga saat dimana lelaki itu mendorong pintu kaca besar di sana.
Bahkan sebelum sempat Aletta bergerak, nafasnya seakan tercekat hebat mengetahui pengabaian telak dari lelaki yang berjalan lurus melewatinya.
“Ekskiusmi, gue dilupain gitu aja?”
🔥
“Aletta Joey Valerie?” mencoba mempertajam penglihatan dibalik kacamata minusnya, Bu Anita menilik arah bangku kosong pada meja nomor dua dari depan. Satu tangannya memegang erat pena merah pemberi tanda siswa-siswi tidak taat aturan, seperti terlambat atau langgaran lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
Teen Fiction"Akan selalu di hadapkan pada sebuah pilihan dalam setiap kehidupan. Menyerah atau menyelam dalam luka?" _______ Tidak ada yang tahu cara semesta bekerja. Kadang berpihak, atau mungkin malah berbalik arah. Mung...