04
BERTEMU LAGI◾
Seperti suatu beban berat menikam hebat sesuatu dalam diri Aletta. Ia benci keadaan dimana dia telah meruntuhkan segala tembok pertahanannya untuk kuat namun tak berarti untuk suatu hal.
“Nyesel gue nanya, nyesel!” Bahkan hingga terbangun di keesokan paginya, dia masih sempat menggerutu tentang bagaimana Dirga bersikap seolah tidak mengenalnya.
“Anjirt emang!” Segala macam bentuk benda dihadapannya kini menjadi sasaran empuk kala emosinya belum juga terkendali. “Yang ditinggal siapa, yang pura-pura lupa siapa?”
“Pundung gue bangsul.” Sekali lagi gerutuannya lolos keluar disela sibuknya menuruni anak tangga.
“Bahasa mana lagi tuh lo pake?” Arabella, atau sering disebut dengan panggilan Bella menyahut dibalik tubuh Aletta.
“Eh, anjrit!” Gadis itu berjengit menggeser tubuh ke samping. Menatap kedua temannya berdecak tak suka. “Napasi ngikut mulu Rena Bella!”
“Gak tau,” Bella menapak turun pada anak tangga untuk berada satu langkah di depan Aletta. “Pengen aja pokonya pengen.”
“Suka-suka lo.”
Berbeda dengan Bella, Rena masih berada pada jarak satu meter di belakang mereka. “Punya kebiasaan baru suka ngomel, Mba?”
“Iya!” sahut Aletta sepersekian detik kemudian. “Mau gue omelin juga?!”
“Ampun!” Rena mengacungkan dua jari ke udara. Mensejajarkan langkah sebelum mulai menunjuk kerumunan manusia di tengah lapangan. “Kita mau ke situ. Ikut yuk!”
“Emoh.”
“Letta mah susah di ajak hepi!”
Sekumpulan manusia saling berdesakan di lapangan tentu tidak terlalu menarik perhatian Aletta untuk tahu, dia mengibaskan tangan tiga kali, untuk selanjutnya berjalan berlawanan arah menuju ruang OSIS.
🔥
“Kenapa pake masuk segala sih, OGEB!”
Setelah berkata demikian, lelaki dengan dasi yang sukes melonggar kembali mengangkat tangan untuk hormat di bawah terik bersinar. Berkali-kali kalimat terlontar, dan sebanyak itu pula ia diabaikan.
“Untung gue tu baik,” Bobby namanya. Anggota OSIS paling menguras emosi dengan berbagai pelanggaran yang sengaja ia buat. “Rela berkorban, ganteng, idaman.”
“Lagian masih jaman aja di hukum pake beginian.”
“Heran gue heran!”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
Novela Juvenil"Akan selalu di hadapkan pada sebuah pilihan dalam setiap kehidupan. Menyerah atau menyelam dalam luka?" _______ Tidak ada yang tahu cara semesta bekerja. Kadang berpihak, atau mungkin malah berbalik arah. Mung...