The Choice • 05

691 131 449
                                        

05INGIN TAU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05
INGIN TAU

Wira tidak lagi terlalu terkejut dengan perilaku bebal juga ucapan kasar anaknya, Dirga.

Terlampau sering pertengkaran terjadi pasca kecelakaan dua tahun silam. Tidak pernah lagi ada sambutan hangat, atau bahkan keluarga sebagai wadah melepas lelah.

Berada pada jarak lima meter saling berhadapan, Dirga bahkan tidak sungkan melayangkan tatapan tajam. Terpaut jarak juga kecanggungan. Bahkan sejak dia datang.

Tidak ada yang memulai pembicaraan, Dirga lantas menghela nafas kasar. Baginya, bertemu dengan Wira hanya membuang waktu percuma. Tangannya disilangkan di depan dada kala Wira mulai membuka suara.

“Sudah puas buat masalah?”

Raut mukanya berubah sarkas saat kalimat singkat itu terucap. Bahkan sebesar apapun Dirga membuat masalah, Wira hanya sebatas bertanya tanpa bertindak apapun pada akhirnya.

“Empat hari kebelakang, kamu kemana?” tanyanya lagi.

“Kerja,” jawab Dirga singkat.

“Berapa kali Papa bilang, kamu cukup fokus dengan sekolah. Tidak buat masalah dan lulus dengan nilai memuaskan.” Wira menyilangkan tangan di dada. Melayangkan sebilah tatapan tajam menghunus tepat di mata. “Papa tanggung semua biaya hidup kamu. Semuanya kurang jelas?”

Dirga terkekeh setelahnya.

Dia telah kehilangan segala bentuk kehangatan bernama keluarga. Kehilangan sosok raga seorang ibu, juga jiwa seorang ayah pengertian seperti dulu. Perubahan terjadi seiring Dirga tumbuh dewasa. Wira bukan lagi sosok ayah penuh kelembutan seperti sebelumnya. Bahkan ada kala dimana ia menemukan pria itu menjadi sangat pemaksa. Seperti sekarang contohnya.

“Dirga nggak butuh biaya hidup dari Papa.”

“Papa nggak ngajarin kamu buat jadi seperti sekarang!”

“Emang Papa pernah peduli?” tertawa sinis, Dirga menyandarkan punggung ke belakang. “Apapun yang Dirga lakuin nggak pernah ada artinya buat papa kan? Buat apa sekarang sok ngurusin hidup Dirga?”

“Jaga bicara kamu!” tentu saja, Wira mulai tersulut.

“Sampai kapan Papa mau kayak gini? Bersikap dingin dan selalu menyalahkan Dirga atas kecelakaan—”

“Keluar!” Kalimat penuh penekanan terucap itu justru membuat sunggingan senyum Dirga semakin tampak.  Sorot mata dinginnya semakin jelas kala ia keluar dengan membanting pintu nyaring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang