Sore itu unik.
Ia sesuka hatinya berganti warna; kuning, oren, bahkan fana merah jambu.
Kau juga pelepas lelah, mencairkan kalbu; pilu, sungguh pelik.Tapi aku tak selalu setuju.
Kau kadang tak menghiraukan rindu.
Semakin parah menusuk keji sampai-sampai aku pilu.
Aku terlihat palsu.Bukan aku.
Tapi kau yang selalu menitipkan hujan
Kau serakah puan.
Kau berhasil menipuku.Sudahlah.
Pada akhirnya sajakku tak lagi perlu.
Di biarkan tenggelam-membisu.
Tak mampu; hanya pasrah.Puan dan sore terlalu cerdik,(berdiskusi).
Memaksa ku bertubi-tubi.
Sampai pagi berganti.
Tak peduli ironi; terus saja menghakimi.Aku sudah lelah, Menanti resah yang tak kunjung menyerah.
Sungguh, kalian penipu indah.
Dan kemudian aku yang berdarah.~10-mei-2018~