Happy reading & no edit
---------------------------------------Zelda sangat menikmati waktunya berendam di Jacuzzi di dalam kamar pribadinya. Aroma vanilla yang menguar dari pembakaran lilin aromaterapi serasa memberikan rileksasi pada tubuh lelahnya. Dia memejamkan mata saat merasakan air hangat memasuki pori-pori kulit di sekujur tubuhnya. Ketika sangat larut menikmati sensasi yang diterima kulitnya, perhatian Zelda teralih oleh deringan ponsel di pinggir Jacuzzi.
"Andri," gumam Zelda saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Setelah mengeringkan tangannya dengan handuk kecil yang di letakkan di samping ponselnya, Zelda mengangkat telepon dari Andri. "Ada apa, An?" tanyanya langsung.
"Hei, tidak bisakah kamu berbasa-basi dengan calon suamimu, Sayang?" Andri terkekeh mendengar pertanyaan Zelda.
"Aku sedang malas berbasa-basi dengan orang yang mengganggu acaraku bersantai," jawab Zelda pura-pura kesal sambil memainkan air di dalam Jacuzzi-nya.
"Bersantai? Kamu bisa bersantai saat calon suamimu ini tengah pusing dan kesepian?" tanya Andri dengan nada protes yang dibuat-buat. "Ngomong-ngomong, bersantai seperti apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" selidik Andri saat telinganya samar-samar mendengar kecipak air.
Zelda tersenyum mendengar gerutuan dan pertanyaan menyelidik dari lawan bicaranya di seberang sana. "Baru beberapa jam saja kita terpisah, kamu sudah pusing dan kesepian seperti itu, Sayang," Zelda terkekeh menjawab pertanyaan Andri. "Oh ya, sekarang aku dan calon anak yang masih di rahimku sedang berendam, An." Zelda mengulum senyum saat sengaja menggoda laki-laki yang akan menjadi suaminya.
"Zelda," Andri menggeram menyadari nada menggoda Zelda. Dia menjambak rambutnya saat merasakan adik kesayangannya bereaksi ketika pikiran nakalnya berkelana membayangkan tubuh Zelda.
Zelda tertawa karena merasa Andri termakan godaannya. Dia berani memastikan jika laki-laki yang digodanya kini tengah mengumpat dan dilanda frustrasi. Tanpa permisi dan meminta persetujuan, dia memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. "Selamat berfrustrasi ria, Andri Saputra Himawan," ucap Zelda pada dirinya sendiri setelah menaruh kembali ponselnya di tempat semula.
***
Andri mengusap kasar wajahnya saat mengetahui Zelda memutuskan secara sepihak sambungan teleponnya. Kekesalannya semakin memuncak ketika ingin melakukan video call, ternyata Zelda telah menonaktifkan ponselnya.
"Argh! Zelda, kamu benar-benar berhasil membuatku frustrasi dan menyiksaku malam ini," geram Andri sambil kembali menjambak rambutnya.
Usai menjambak rambutnya sendiri, Andri mengempaskan tubuhnya di ranjang, tempat biasanya dia dan Zelda berbagi kehangatan. "Zel, aku sangat membutuhkanmu sekarang," gumamnya. "Aku ingin mendekap tubuhmu yang selalu bisa memberikan kenyamanan," sambungnya sambil memejamkan mata dan membayangkan sedang memeluk calon istrinya.
Bukannya merasa lebih baik setelah membayangkan kehangatan tubuh Zelda, akan tetapi Andri semakin gelisah, terlebih adik kesayangannya kian berontak mengharapkan lepas dari kungkungannya. Andri segera duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya. "Argh! Maafkan aku, Adikku, malam ini terpaksa kita harus berendam air dingin," ujarnya nelangsa sambil melihat ke arah adiknya yang masih bersembunyi.
Dengan langkah gontai, Andri menuju kamar mandi untuk meredam hasratnya yang sudah di ubun-ubun karena merindukan belaian Zelda. Selain berendam karena hasratnya yang tidak tersalurkan, dia juga ingin melepaskan penat efek perdebatannya dengan orang tuanya di kediaman Himawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just An Escape
RomanceSudah tersedia di Playbook & Dreame/Innovel Karena ingin keluar dari permintaan kolot orang tua masing-masing, sepasang sahabat melakukan tindakan yang dianggapnya sama-sama menguntungkan. Seiring bergulirnya waktu, sepasang sahabat ini terlibat hub...