Zelda mengabaikan tatapan nyalang Daramikha yang tengah menikmati sarapannya di meja makan. Tanpa memberi salam, Zelda menuju kamarnya untuk membersihkan diri sebelum berangkat kerja. Dia hanya tersenyum samar ketika mendengar umpatan wanita itu yang di alamatkan kepadanya atas sikapnya.
"Umpatlah aku sesukamu, Nyonya Besar," cibir Zelda sebelum memasuki kamar tidurnya.
"Jika anak itu tetap berada di rumah ini, maka hidupku tidak akan pernah tenang. Aku harus bisa membuatnya keluar dari sini, bila perlu dia diusir oleh Papanya sendiri. Hanya satu cara membuatnya pergi selamanya dari tempat ini. Aku yakin Papanya pasti menyetujui ideku ini, dan keinginanku untuk mendepak anak itu tidak terlalu kelihatan. Daramikha, kamu memang jenius. Tidak salah Luan memilihmu menjadi istrinya," ujar Daramikha membanggakan dirinya sendiri atas pemikirannya ingin menyingkirkan Zelda.
***
Zara dan Ivan kembali membahas mengenai ucapan putra semata wayangnya kemarin malam. Keduanya masih marah atas tindakan Andri yang dianggap kurang ajar, terlebih secara langsung sang anak menolak permintaan mereka. Zara sangat tidak terima karena putranya akan menikahi wanita yang selama ini dinilainya mempunyai pergaulan liar dan selalu keluar masuk club malam. Dari kenalannya juga dia mengetahui jika Zelda sering berganti pasangan kencan, bahkan menjadi wanita simpanan lelaki hidung belang.
"Argh!" Zara membanting sendok makannya di atas piring dengan kasar saat membayangkan Zelda benar menjadi menantunya.
"Ada apa, Ma?" tanya Ivan yang menghentikan aktivitasnya menikmati roti panggangnya.
"Mama masih tidak terima jika Andri menolak permintaan kita mentah-mentah, Pa. Mama tidak mau wanita liar itu menjadi menantu di keluarga ini," ujar Zara marah.
"Papa juga berharap Andri berubah pikiran dan menyetujui permintaan kita, tapi yang menjadi masalah sekarang Zelda tengah mengandung. Kita tidak bisa gegabah mengambil keputusan dalam hal ini, karena dampaknya sangat serius terhadap kondisi keuangan perusahaan. Mama tahu sendiri, Luan baru menanamkan sahamnya di perusahaan kita," balas Ivan dengan ekspresi sulit dibaca. "Saham yang Luan tanamkan jauh lebih besar dibandingkan milik ayahnya Ruhan," sambungnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Menyetujui pernikahan mereka dan wanita liar itu menjadi menantuku? Ini akan menjadi mimpi burukku seumur hidup." Dengan geram Zara menanggapi ucapan panjang suaminya.
"Terpaksa untuk sementara kita harus mengalah dengan menuruti keinginan Andri. Papa tidak mau Luan menarik kembali saham yang sudah ditanamkannya di perusahaan kita. Setelah Andri menikah dengan Zelda baru pikirkan cara untuk memisahkan mereka dan melanjutkan rencana kita semula. Mama harus memendam sebentar ketidaksukaan terhadap Zelda agar nama baik keluarga kita tidak tercoreng oleh kelakuan Andri," ujar Ivan memberikan pengertian.
"Namun, bagaimana kita menjelaskan dengan keluarga Atmaja mengenai pembatalan pertunangan ini?" Zara meneguk cepat air putihnya karena saking frustrasinya.
"Tidak ada pembatalan, hanya kita tangguhkan dulu. Pertunangan itu akan dilanjutkan ketika Andri sudah menceraikan Zelda," jawab Ivan mantap.
"Jika Andri tidak mau?" tuntut Zara.
"Pasti mau, karena aku sudah mengetahui kelemahan terbesar Andri. Aku pastikan kali ini anak itu tidak akan berani menentang, apalagi menolak permintaan kita," Ivan meyakinkan istrinya.
Meski masih diliputi keragu-raguan, tapi Zara tetap mengangguk saat menangkap sorot mata yang dipancarkan suaminya sangat meyakinkan. "Walau pada kenyataannya Zelda menjadi menantuku, tapi aku tidak akan pernah menganggapnya seperti itu. Status menantu tidak akan membuat penilaianku terhadapnya berubah," ucap Zara dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just An Escape
RomansaSudah tersedia di Playbook & Dreame/Innovel Karena ingin keluar dari permintaan kolot orang tua masing-masing, sepasang sahabat melakukan tindakan yang dianggapnya sama-sama menguntungkan. Seiring bergulirnya waktu, sepasang sahabat ini terlibat hub...