2. Edwelis Honter

5.7K 120 18
                                    

Edmund telah sampai di kerajaan Edwelis Honter selama dia disana hanya aktivitas biasa yang dilakukan rakyat pada umumnya tidak ada hal-hal yang mencolok. "Apakah cerita itu hanya rumor?" Batin Edmund mendengus linglung. Edmund duduk di tepi jembatan menatap pantulan dirinya di air, dirinya begitu menakutkan tak terawat.

"Agapi Edmund...." Samar terdengar suara yang tidak asing bagi edmund membuatnya menoleh tak karuan. "Laerinaaaa..." teriaknya. Agapi adalah panggilan sayang laerina kepada Edmund.

Karena kegelisahan Edmund mencari pemilik suara itu membuatnya tak sadar dan terjatuh kebawa jembatan dan tenggelam.

*Edmund POV

Saat kubuka mataku, semua begitu gelap, aku merasa kesakitan di bagian kepalaku, dimana aku? Aku terus bertanya-tanya dalam diam.

Aroma besi tua dan darah segar bercampur begitu menyengat, membuatku tak nyaman, semakin aku diam semakin pula terasa mencekam.

Kucoba bangkit dan menopang tubuhku yang rapuh ini dan berjalan dalam kegelapan namun tak menemukan apapun, rasanya aku berada di tempat luas yang gelap.  Samar-samar kudengar suara memanggilku dari segala arah. Aku ketakutan dalam kegelapan, kekhawatiranku tentang pemilik suara itu bisa saja menyerang ku dari arah manapun.

Dengan terengah-engah aku berani bertanya dengan suara lantang berharap orang itu menjawab "Siapa kau? Kenapa aku disini?" Teriakku. Tak ada jawaban dari pemilik suara itu, Aku mencoba mencari celah agar bisa keluar dari kegelapan ini. Dan tiba-tiba saja lampu menyala dengan redup sesekali berkedip.  Sorot cahaya nya seperti menusuk mataku, rasanya tak nyaman.

Aku melihat sekeliling tampak seperti dinding tanpa jalan keluar, aroma besi bercampur darah itu semakin menyengat, hanya aku dalam ruangan yang kosong tanpa celah. Entah dari mana kabut yang sangat tebal itu datang. Seketika menyelimuti semua ruangan. Dan muncul sesosok berjubah hitam didalamnya.

"Hasratmu memanggil kaumku keluar" Suaranya menggema

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hasratmu memanggil kaumku keluar" Suaranya menggema. Aura dingin menyelimuti.

*Author POV

Suasana makin mencekam namun Edmund tetap berdiri tegap seolah yang dihadapi bukan apa-apa. Edmund tak takut sama sekali matipun ia siap jika itu takdirnya hari ini. 

"Ternyata rumor itu benar masih ada penyihir disini" Batin Edmun menimbulkan harapan dihatinya. "Aku Raja Edmun Cormac dari kerajaan Chaeyeleigha" Lantang suara Edmund dengan tegap dia berdiri aura Raja beringas muncul setelah sekian lama.

Terdengar cekikin salah satu penyihir "Raja apa? Kerajaan apa??" Ejeknya membuat Edmun tertegun tidak bisa di pungkiri yang dikatakan penyihir itu memang benar membuat mental Edmun menciut.

"Memang kini aku bukanlah Raja, tapi aku adalah seorang suami yang sangat mencintai istrinya" Jelasnya.

"Tidak kau adalah orang bodoh, pengecut "Balas Penyihir membuat semua cekikin puas.

Tiba-tiba kilatan petir biru menyambar hebat dan memunculkan penyihir bernama Zinovia colteht yang menyerupai persis Laerina membuat Edmund kaget dan memancarkan wajah kerinduan yang begitu dalam.

Namun tak lama Zinovia merubah kewujud aslinya, Seketika semua yang ada dalam ruangan itu menunduk hormat kepadanya. Namun Zinovia malah memberi hormat Edmund. Membuat semua penyihir kaget.

"Maafkan aku karena meniru Ratumu" Ucap Zinovia karena telah mempermainkan Edmund di atas jembatan hingga membuatnya jatuh kedalam air. Zinovia lalu menunjuk penyihir yang mengolok-olok Edmund itu, seketika dia lenyap menjadi debu.

Sontak karena hal itu semua penyihir langsung tertunduk. Edmund juga bingung dengan apa yang baru saja dia saksikan, banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya. Kenapa penyihir Zinovia begitu menghormatinya padahal ia bukanlah orang yang berkuasa lagi.

"Raja Edmund maafkan kelancangan mereka, aku sudah menghukumnya atas apa yang telah dia perbuat" Jelas Zinovia sambil membungkuk hormat. "Aku sangat tahu nasib buruk yang menimpa istrimu" Lanjutnya.

Dengan mata penuh harapan Edmund memohon agar niatnya segera diindahkan. "Tapi tentu saja kau tahu tidak mudah memenuhi permintaanmu itu"

"Apapun akan aku lakukan jika itu mungkin mengembalikan Laerina kepadaku" Ucap Edmund penuh harapan yang menggebu-gebu membuat Zinovia tersenyum penuh arti.

Vrykolakas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang