"P'Arthit, apa kau habis membeli celana dalam baru?"
Arthit merengut, baru saja ia tiba setelah naik turun tangga hanya untuk membeli pink milk dingin kesukaannya. Agak sial sebenarnya, ia baru saja sampai dan tersadar jika dompet nya tertinggal. Lift diasrama nya sedang rusak, jadilah ia melatih otot-otot betisnya dengan cara naik turun tangga.
Baru saja tiba dikamarnya lagi dan menyeruput beberapa tegukan minuman surga itu, ponselnya berdering dan menampilkan sebuah nama yang membuatnya secara reflek tersenyum.
"Hah?"
Baru saja ia berkata halo. Topik pembahasan manusia limited edition diseberang telponnya itu sama sekali tak berbobot.
"Jemuranmu! Yang kutahu Celana dalammu tidak ada yang berwarna pink!"
Arthit tersedak dan hampir saja cairan merah jambu itu keluar dari hidungnya. Terlebih dari mana Kongpob tahu kalau celana dalamnya...
"Brengsek! Kau menguntitku lagi?"
"Kalau punyamu pink, maka aku akan membeli yang kuning. Agar kita bisa seperti spongebob dan patrick!"
Wajah Arthit memanas. Tanpa memutus sambungan, segera ia berlari menuju balkon kamarnya. Dan benar saja, celana dalam pemberian mamanya terjemur disana, melambai-lambai tertiup angin.
Astaga, kenapa ia bisa bodoh begini?
Segera ia meraih celana dalam laknat itu dan membawanya masuk."Au? Kenapa dimasukan?"
Benar kan? Kongpob seorang penguntit ulung.
"Sialan! Sepertinya kau punya hobi baru."
Kongpob diseberang sana tertawa. Arthit mengintip melalui celah tirai kamarnya, menatap kearah kamar Kongpob yang tertutup rapat oleh tirai juga.
"Aku suka memperhatikan P'Arthit."
"Termasuk celana dalamku?"
"Tentu saja. Aku hafal apa saja warna celana dalammu. Mau kusebutkan?"
"Tidak perlu!"
Huh. Arthit kalau sudah begini suka bingung harus apa. Mau marah tapi percuma saja, Kongpob terlalu bebal. Dibiarkan malah membuatnya tambah sial.
"Kemarin aku melihat P'Arthit sedang bermain ponsel saat jam kuliah. Itu tidak baik, jangan seperti itu lagi."
Kali ini Arthit mengernyit heran. Apa Kongpob punya jurus seribu mata? Kenapa semua kelakuannya bisa diketahui.
"Jangan bilang kau menguntitku sampai ke kelas?"
"Au, tidak. Itu hanya kebetulan. Kebetulan aku sedang rindu P'Arthit dan mengintipmu disana. Cuma mengintip saja kok."
Arthit mendengus, menyeruput lagi minuman kesukaannya. Hari ini entah kenapa Kongpob belum keluar kamar, itu sedikit membuatnya khawatir.
"Um, kau sibuk?"
Terdengar helaan nafas panjang, "Hm. Lumayan. Tugasku cukup banyak."
Arthit mengangguk, "Kalau sudah selesai...Um, nanti...bisa kau ketempatku?"
Tanya Arthit ragu. Mau bilang rindu tapi gengsi dan harga dirinya terlalu tinggi untuk diturunkan."Au, malaikatku..." Kongpob terkekeh. "Baiklah. Tapi aku punya permintaan. Boleh?"
Arthit berbinar, merasa lega sesaat.
"Apa?"
Oke. Perasaan Arthit mulai tidak enak.
"Boleh aku lihat warna celana dalam yang kau pakai hari ini?"
FIN
Holla~ Terimakasih sudah membaca 😀😀😀
Edisi Kongpob si psyco celana dalam 😱😱
Mungkin akan lebih imut jika Arthit pakai kancut warna pink dan ada gambar pororo dibelakangnya wkwkwk~Monggo Vote dan Comment 🙌🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer
FanfictionInspired by Kongpob and Arthit special interview. Super short story collection. - Menjadi lebih dekat dan lebih dekat lagi bersama Kongpob & Arthit. - Warning: BoyxBoy story. Sotus belongs to Bittersweet. Story by Harasu.