7

87 24 9
                                    

"Hmm... pakai baju apa ya?" Aku mengerutkan dahi karena bingung harus memakai baju apa untuk dipakai saat rapat berlangsung. Hari ini aku harus ke perusahaan SM Entertainment untuk rapat bersama manajer Lee.

Aku mengambil jas hitam bergaris dan kaos putih di lemari yang berada di bagian atas, rok hitam bergaris di bagian bawah, mengambil tas hitam dan sepatu hitam di samping lemari pakaian.

"Hyera, sarapan dulu!" Teriak eomma yang berada dilantai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyera, sarapan dulu!" Teriak eomma yang berada dilantai bawah.

"Nee eomma!" Akupun teriak agar eomma mendengarku.

Aku menutup handle pintu kamarku dan malangkah ke anak tangga untuk menuju kearah bawah.

"Mani deuseyo." Eomma mengeluarkan suara setelah menaruh sarapan di meja.

"Hmm, masitta." Aku mencicipi miyeok guk yang dibuat oleh eomma.

"Eomma, yang lain kemana?" Tanyaku.

"Kerja, memangnya kamu saja yang berkerja." Jawabnya.

"Habisnya hanya aku saja yang berkerja di kota lain, sedangkan yang lain masih tetap di seoul." Aku mengerutkan bibirku.

"Pengalaman untukmu, cepat sarapan dan pergi berkerja." Eomma meninggikan suaranya.

"Aigoo, arraseo." Aku memakan masakan eomma dengan lahap. Sesudahnya menghabiskan makanan yang dibuat eomma, aku langsung berpamitan untuk pergi berkerja.

"Wae?" Aku menjawab telfon dari Hanaeul.

"Pali! Aku sudah di depan rumahmu." Haneul dengan suara tergesa - gesanya.

"Baiklah, aku kedepan." Jawabku.

"Eomma! aku kerja dulu ya, na ganda!" Aku melambaikan tangan ke eomma, eomma pun ikut melambaikan tangannya.

Aku menuju keluar dan sudah terlihat mobil putih milik Hanaeul. Ketika memasuki mobil Hanaeul, aku melihat matanya yang sangat bengkak seperti menangis berbulan - bulan.

"Omo, kau kenapa? Matamu bengkak sekali?" Tanyaku kaget.

"Salah satu dari orang tua Kai meninggal." Jawabnya sedih.

"Kai? Siapa? Saudaramu? Kasihan sekali, ayuk kita kesana sehabis rapat." Aku melihat Hanaeul tajam.

"Aniyo, Kai itu idolku di exo." Hanaeul balik melihatku tajam.

"Jinjja? Aku turut berduka cita atas kepergiannya, doakan saja yang terbaik untuknya, pasti orangtuanya bangga sekali memiliki anak yang sudah sukses seperti Kai itu, aku yakin sekali."  Aku menepuk pelan bahu Hanaeul.

"Iya kau benar, Kai adalah salah satu kebanggaan member exo, apalagi orangtuanya yang sangat mendukungnya dari nol hingga sekarang." Hanaeul melihatku dengan tersenyum.

"Kajja, kita ketempat rapat." Aku balik tersenyum lebar.

Hanaeul langsung menginjak pedal gas dan melaju kencang dengan mobilnya menuju  ke gangnam. Aku melihat mata Hanaeul sangat sedih, inikah rasanya terlalu menyayangi idol? Akupun terikut dengan perasaan sedih yang Hanaeul rasakan.

Sudah sekitar 30 menit aku dan Hanaeul hanya diam saja di dalam mobilnya. Aku memainkan handphoneku, sedangkan Hanaeul fokus menyetir.

"Yaa! Sebentar lagi sampai, siap siaplah." Tangannya menggoyangkan badanku untuk membangunkanku, Aku tertidur saat bermain handphone.

"Kau ke tempat rapat duluan saja, aku ingin ke toilet." Hanaeul menyuruhku keluar dari mobil untuk pergi terlebih dahulu.

"Arraseo." Jawabku.

Langsung saja aku memegang handle pintu dan langsung keluar dari mobil. Aku berjalan menuju kearah lift untuk menaiki lantai 4.

Seingatku ruangan rapat ada di samping kiri setalah lift, aku berjalan kearah kiri dan mendapati ruangan rapat.

Aku memasuki ruangan tersebut, tetapi yang kudapati berbeda, hmm kok berbeda ya? Ini seperti tempat photoshoot bukan seperti ruangan rapat, terlebih lagi tempat ini sangat sepi.

"Apasih kok lantainya licin sekali, mungkin habis di poles kali ya?" Tanyaku kepada diri sendiri.

Saat aku berjalan menuju lebih dalam ruangan tersebut karena rasa penasaranku tinggi. kakiku tak sengaja terpeleset barang yang berada di dekat kakiku, dan ditambah lagi lantainya benar - benar licin.

"WAAAAAAAAA!!!!!!" Aku berteriak seperti sedang mengikuti paduan suara chipmank.

"Hati - Hati!!!!" Entahlah, tiba - tiba seorang namja ataupun ahjussi berteriak dari arah belakang badanku. Ia menarikku dengan erat tetapi masih terasa lembut.

Aku memejamkan mataku, apa aku benar - benar terjatuh? Kok tidak sakit ya? Kenapa bibirku seperti menempel dengan sesuatu?

Aku membuka mataku perlahan. Aku sangat terkejut, karena aku terjatuh diatas badan namja!! dan lebih gilanya, bibirku dan bibirnya bersentuhan. dengan kekutan kilat sekaligus kaget, aku langsung duduk disamping namja tersebut.

"Neo michesseo?!!" Aku melihatnya sinis.

"Aku minta ..." Namja itu melihatku dengan mata memelasnya, belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, aku langsung memotongnya.

"Wae ciuman pertamaku diambil!" Aku berteriak karena aku benar - benar marah.

"Ciuman pertama?" Tanyanya.

Aku tidak menyadari bahwa namja tersebut masih berada diruangan yang sama denganku. Langsung saja aku berdiri dan menuju ke arah pintu.

"Aku benar - benar minta maaf, aku sungguh tidak bermaksud seperti itu." Katanya.

Aku terdiam sejenak dan menengok kearah belakang untuk melihat namja tersebut benar - benar serius meminta maaf atau tidak, namja tersebut melihat kearah bawah, mungkin ia benar - benar serius.

Aku terdiam sejenak dan menengok kearah belakang untuk melihat namja tersebut benar - benar serius meminta maaf atau tidak, namja tersebut melihat kearah bawah, mungkin ia benar - benar serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihatnya dan langsung membalikan badanku menuju keluar. Hariku saat ini benar - benar kacau.

"Aigooo!!!!!!" Aku memegang kepalaku dan mulai berputar - putar seperti orang gila.

unforgettable (Kyungsoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang