Sudah minggu ketiga sekarang,
Kaupun tak kunjung pulang. Lihat lah tuan, rindu ini semakin menggebu-gebu.rindu itu seperti sisik dan aku ikannya;menyelimuti tubuhku.
Tuan,bagaimana suasana disana?apakah cerah atau mendung ingin hujan?bagaimana suhu disana? Panas hingga membuatmu berkeringat, atau dingin yang membuatmu butuh pelukan? Semoga bagaimanapun keadaan disana itu tidak merepotkan dan bisa membuatmu nyaman.
Tuan,bagaimana bisa kau membuatku merindu seperti ini?,rindu yang selalu meminta temu lalu bersapa dan mendekap.
Tuan,rinduku ini pengecut,ia tidak mau jujur jika ditanya namun membara diwaktu bersamaan,sampai-sampai rindu itu berubah menjadi kepaksaan hadirnya sosok tuan.Ia malu jika diungkapkan dengan lisan namun berani diungkapkan lewat tulisan.Rinduku bisa menyamar menjadi pertanyaan'kau sedang apa?',ia pandai sekali dalam hal mengumpat sampai sulit ditebak.Maaf tuan,jika rinduku merepotkan.Jika aku punya kendali yang lihai maka akan ku lakukan untuk ku pendam,karna aku tidak mampu membuat kau gelisah karna diriku hanya dengan perihal rindu. Semoga temu bisa menjadi obat pereda rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Yang Patah
PoetryLewat jemariku, aku menuliskan perihal-perihal rindu yang tak terbalas,rasa yang tak terungkap;tentang dia yang tak pernah mendekap.