Ada sosok tuan yang mengajaku pergi kepantai.
Ia berkata,
"Akan ku ajak kamu menikmati kuatnya ombak yang bisa membuatmu tertarik kedalam birunya pantai, kau tak usah takut biarkan kaki kita berdampingan aku akan mencegahmu agar kita telapak kita tetap sejajar walau ombak datang berusaha untuk menarikmu kesana".Senja aku ingin berkata kepadamu, aku senang mendengar perkataannya,aku ingin terus bersama dengannya menikmati pantai hingga kau(senja) berubah menjadi fajar pun tak apa, asal aku dengannya.
Sehabisan aku dibuatnya bersenang senang penuh kepuasan hati.
Lalu kau tau,ketika aku dan dia berdiri dengan menelapakkan kaki yang seruang,tiba-tiba ia mengangkat kakinya dari pasir itu,hingga raganya pun ikut pergi ikut beranjak.
Dia tak berkata apapun padaku,hanya pundak yang gelap yang nampak terlihat.Senja jelaskan padaku skenario apa yang sudah kau buat? ketika ia dengan senang hati melangkahkan telapak kakinya dan membawa raganya pergi dan meninggalkan ku sediri di pesisir pantai itu aku malah dibuat habis pincang saat aku berjalan?
Tuan itu jahat,ia membiarkanku sendiri meratapi ombak yang bisa menyeretku sampai kedalam lautan yang gelap.Air yang biru itu ternyata bisa membuat ragaku membelah;daging yang melepas dari tulangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Yang Patah
PoesiaLewat jemariku, aku menuliskan perihal-perihal rindu yang tak terbalas,rasa yang tak terungkap;tentang dia yang tak pernah mendekap.