GUA GATEL BAT PENGEN PUBLISH AKSBSJAMSSU. BYE.
-------
Gue berjalan celingak-celinguk kayak orang goblok di sepanjang koridor ini. Ini hari pertama gue sekolah di sini, sebagai murid baru yang ga mau cari ribut, gue ga masang tampang songong sama sekali. Takut-takut ntar jadi bahan omongan abis itu dilabrak, kan gak lucu.
Sebelumnya nama gue Olivia, Olivia Hood. Orang-orang sih biasa manggil gue Oliv, cuma ada satu orangg yang manggil gue dengan sebutan yang sangat tak enak didengar, Liper. Dia adalah Calum Hood si hidung jambu yang mukanya mirip tukang jaga warnet, dan kenyataannya dia adalah Abang sepupu gue. Bokap gue sama Bokapnya Calum itu sodara kandung, dan gue belum ketemu lagi sama dia semenjak gue pindah ke Singapore.
Gue tau Calum sekolah di sini, Nyokap gue yang bilang. Tapi Calum sama sekali ga tau kalo gue bakal pindah ke sini.
"Buset dah ini kantor kaga ketemu-temu," gumam gue seraya terus berjalan. Gue akhirnya nyerah pada keadaan dan memutuskan untuk bertanya di mana letak kantor.
"Misi," gue menepuk bahu seorang cewek yang ga gue kenal. Dia lagi main HP di depan kelasnya. Dia ngeliat gue heran.
"Apaan?" tanyanya sambil ngasih gue pandangan sinis. Buset dah serem amat. Namanya Nadira, gue tau gara-gara liat bet namanya.
"Gue cuma mau nanya di sini kantornya di mana," kata gue berusaha ramah.
"Murid baru lo ya? Tanya yang lain aja. Gue tiba-tiba amnesia." Dia tiba-tiba masuk kelas tanpa menganggap gue ada. Sakit. Jahat amat jadi orang bangsat.
"Ye ... tai juga." Gue memutuskan buat nyari lagi orang-orang yang bisa gue tanyain. Sayangnya mukanya songong-songong semua. Bikin takut euy.
"WOI LIPER LO SEKOLAH DI SINI?! SEJAK KAPAN BANGSAT?!" Yak. Si hidung jambu yang mirip tukang jaga warnet hadir lagi dalam kehidupan gue.
Otomatis orang-orang yang ada di koridor langsung menoleh ke arah Calum. Tapi Calum dengan santainya lewat seakan hal yang dilakuin dia barusan itu cuma angin lewat.
Ini nih salah satu kenapa gue gamau dia tau kalo gue sekolah di sini, dia heboh, ga bisa nyante.
Calum kampret ini berlari menghampiri gue. "Wah gila! Udah lama banget ga ketemu sama lu ye." Dia nepuk-nepuk kepala gue layaknya tingkah seorang Kakak.
"Sante, njing," kata gue menepis tangannya. "Kok lo masih kenal sama gue?"
"Muka lu kaga berubah, tetep jelek."
Tai.
"Yah, ngajak ribut nih kayaknya."
"Damai, bor." Ia mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya. "Eh lu sejak kapan dah sekolah di sini? Kok kagak ngasih tau gua sih."
"Dari tahun kemaren. Lo-nya alay, malu gua punya sepupu alay kayak lo."
"Dih, ngegas lu ya." Calum noyor kepala gue, langsung gue balas dengan tabokan di bahunya. "Sakit, bego."
"Salah sendiri."
"Seriusan dah, lu baru masuk apa udah lama sih?" tanyanya penasaran.
"Kebo juga ya lo."
"Kepo, Liper. Kepo."
"Iye dah. Jadi gue baru hari ini masuk dan dari tadi gue nyari kantor kaga ketemu, anjing. Gue nanya malah dicuekin. Tai banget ga sih?"
Calum ketawa. "Sedih banget nasib lu. Sini dah gua anterin." Calum narik tangan gue. Banyak pasang mata mandang gue yang lagi digandeng sama Calum dengan tatapan sinis dan heran. Aneh dah.
Apa mereka pacar Calum semua ya?
"Jangan heran, gua tuh salah satu cogan hits." Sepertinya Calum menyadari kebingungan gue. Halah tai.
"Sok yes lu."
"Lah emang kenyataan." Ia memasang tampang songong. Kayaknya songong-songong semua nih orang di sini.
Akhirnya gue dan Calum sampai ke depan kantor. Tau gini mah minta tolong Calum aja dah gua dari tadi.
"Noh udah sampe. Masuk aja sana lu. Ati-ati ga bisa keluar ntar. Canda deng." Calum nyengir, gue muter bola mata males.
"Ada guna juga ya lo gataunya."
"Cungurna enak banget ditampol," katanya dengan wajah kalem-kalem bangsat. "Udah ah gua mau ke kelas. Dah!" Calum pergi. Ngga untuk selamanya kok.
Gue memutuskan untuk memasuki ruangan itu, mau nemuin kepsek ceritanya.
"Permisi," kata gue sopan.
Sayangnya bukan kepsek yang gue temui, melainkan serpihan surga yang mungkin diciptakan untuk membuat hari-hari gue lebih berwarna. Dia duduk di sofa yang emang disediain di sana. Dan,
DIA NATAP MATA GUE ANJING!
SEKETIKA GUE LANGSUNG AYAN.
Ngga deng.
Dia tersenyum, manis banget yaela kayak es teh dikasih sari manis.
"Mau nemuin Pak Drake ya? Lagi ke toilet dianya. Tunggu aja."
Suaranya ... sangat cocok untuk lagu penghantar tidur.
Gue bengong, terpesona lebih tepatnya. Mata gue langsung tertuju ke bet namanya.
Zayn Malik.
Masa depan gue.
###
Neh buat yang milih Ketua Rohis. Udah gua publish neh.
Awas ye lu pada kaga ngevote ama komen. Gua sledding lu.
Sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Rohis || zjm
Fanfiction⚠️ follow dulu, baru baca. ⚠️ --- "Gue kira orangnya alim-alim kalem, eh ngga taunya rada idiot. Heran kenapa bisa jadi Ketua Rohis." Calon imam yang baik selalu membimbing ke jalan yang benar. Meskipun terkadang sesat. Highest Rank #2 on ZaynMalik ...