5

8.8K 817 145
                                    

Madara tersenyum penuh kemenangan ke arah Hashirama yang tersenyum kecut.

Laki laki dewasa itu, memeluk pinggang Naruto dengan mesra di acara resepsi, sampai tidak tahu gadis itu tandukan, dan siap mencakarnya habis habisan.

Naruto kesal bukan main, laki laki tua itu, dengan seenak dengkulnya main rangkul di acara resepsi, sesekali ia meremas bokong sintalnya. Kalau bukan di acara resepsi pernikahanya sudah ia sleding dan di kirim ke rumah sakit.

Kalau saja ia tidak sayang pada ayahnya, ia pasti sudah mengacaukan acara pernikahan ini, dan membuat keluarga Uchiha di permalukan.

Tiba- tiba saja sebuah ide berlian hinggap di kepalanya. Dan ia pastikan si kakek  tua kurang belaian itu kena karmanya, Naruto pastikan itu.

Sedangkan Madara, dia terus memamerkan kebahagiannya. Membuat saudara saudaranya mencibirnya di hadapannya langsung. Tapi Madara tak peduli yang penting ia bahagia.

Setelah acara resepsi, Madara langsung membawa Naruto ke rumah pribadinya, yang udah ia siapkan dari semenjak pertemuan pertamanya dengan gadis, yang sekarang telah menjadi miliknya.

Madara terus memegang, tangan Naruto. Dalam benaknya dia sudah memikirkan beberapa cara, untuk menaklukan gadis yang telah menyandang gelar nyonya Uchiha, nyonya besar yang telah menjadi miliknya dan akan melahirkan anak- anaknya yang selusin di kurang delapan, dia sudah berniat sampai kesitu, tanpa tahu yang di pikiran Naruto sekarang.

Naruto, tengah memikirkam rencana, untuk memberi pelajaran si kakek  tua yang berstatus suaminya itu. Ia tidak peduli , jika nanti ia di cap Istri durhaka.

Setelah acara resepsi di lanjutkan dengan acara penyambutan keluarga baru di kediaman Uchiha, membuat tubuh Naruto lelah dan tubuhnya pegal -pegal, karna baru selesai pukul satu malam.

Tanpa mandi dan tak peduli dengan keberadaan Madara, Naruto segera tidur setelah ganti baju. Matanya sudah tak bisa bersamanya lagi. Tubuhnya lelah,  seperti habis jadi kuli bangunan.

Madara menatap wajah Naruto, dengan perasaan yang campur aduk. Ingin sekali dia berteriak dan memberi tahu seluruh dunia, jika dirinya tak jomblo lagi.

Gadis cantik, yang benar -benar sudah mencuri  separuh  hatinya. Kyaa dia kaya anak remaja yang baru jatuh cinta.

Tapi, emang  benar  sih, selama tiga puluh  tahun  hidupnya , baru kali ini ia merasa  jatuh cinta dengan sejuta warna  yang menghiasi  hari harinya.

Di elus, lalu di kecup pipi selembut sutra itu. Tak lupa juga, ia memberikan  kecupan  selamat  tidur , di kedua kelopak mata  istri  tercantiknya, dan  waktu  di bibirnya, kok ia jadi ketagihan  ya.

Mumpung Naruto  udah terbang  ke alam mimpi, Madara  mencuri ciuman dari Naruto, sampai  bibirnya  Naruto  gak berbentuk lagi. Tapi Naruto , gak bangun  bangun saking  nyenyaknya.

Madara, segera  berbaring  lalu berbisik  di telinganya  Naruto, yang pastinya  si empu takan dengar.



Matahari telah terbit dari tempatnya, tapi ke dua insan pengantin  baru itu  masih bergelung  di bawah  selimut.

Sampai  matahari meninggi, akhirnya  sepasang  mata berwarna blue shapier itu mengerjapkan kelopak  matanya, dan menampilkan 
bola mata menenangkannya.

Naruto, melotot  horor  ketika ia sudah sadar  sepenuhnya, saat ini dia tertidur  dalam pelukannya  laki -laki yang ingin ia mutilasi, kakek  kakek  lajang, yang suka pada daun rindang.

Naruto  mendorong  dada bidang itu dengan tangannya, tapi laki laku tua itu, malah mengeratkan  pelukannya.

"Mau kemana, ini masih  pagi?"Tanya Madara, sambil memejamkan  matanya.

"Pagi kepala botak mu, ini sudah siang matahari  juga sudah tinggi lihat, lepas aku mau mandi " ucap Naruto lalu mendorong badan Madara.

Tapi  Madara  malah mengeratkannya lagi.

"Ayolah sayang, kita pengantin baru. Mau kemana sih, mandi sekarang "

"Bukan urusanmu" jawab Naruto jutek.

Madara  terkekeh geli, lalu ia melihat  ke arah bibirnya  Naruto  yang membengkak akibat perbuatannya.

Madara  menarik  tengkuknya  Naruto, membuat  Naruto terkejut bukan main, apalagi  bibirnya  Madara main cipok aja.

"Hei apa_

"Mmmmmm"

Madara melepaskan ciumannya, lalu berkata. "Selamat  pagi my wife"

Naruto langsung  tandukan, dan satu pukulan di arahkan ke pipi Madara, hingga ujung bibirnya terluka.

"Dasar mesum "ucap Naruto, lalu bangkit dari  tempat  tidurnya, meninggalkan Madara  yang terkekeh  geli.

"Wow lumayan  juga" Ucap  Madara, sambil  menyeka ujung bibirnya.

"Pagi- pagi udah dapat  hadiah  Mantap" Monolog  Madara.

Naruto, keluar  dari kamar  mandinya, dan menemukan  Madara  yang tengah  duduk menatapnya.

"Apa yang kau lihat"?  Tanya  Naruto, agak gugup.

"Kamu"?  Jawab Madara, sambil memangku dagunya.

Naruto agak salting, lalu dia kembali  menatap  cermin, dan melepaskan handuk  di kepalanya  untuk di keringkan dengan hard rayer, tiba tiba  Madara, mengambil  alih semuanya.

"Rambut cantik mu akan rusak, jika sebelum  di keringkan ridak pake vitamin rambut. "Ujar  Madara, dengan telaten  iya merawat rambut  kesukaannya dari sang istri.

Naruto tak bisa melakukan  apa apa lagi, dia terdiam menikmati  sentuhan suaminya, yang membuat jantungnya  berdetak lebih cepat.

Madara Kebelet Nikah(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang