Madara tersenyum penuh kemenangan ke arah Hashirama yang tersenyum kecut.
Laki laki dewasa itu, memeluk pinggang Naruto dengan mesra di acara resepsi, sampai tidak tahu gadis itu tandukan, dan siap mencakarnya habis habisan.
Naruto kesal bukan main, laki laki tua itu, dengan seenak dengkulnya main rangkul di acara resepsi, sesekali ia meremas bokong sintalnya. Kalau bukan di acara resepsi pernikahanya sudah ia sleding dan di kirim ke rumah sakit.
Kalau saja ia tidak sayang pada ayahnya, ia pasti sudah mengacaukan acara pernikahan ini, dan membuat keluarga Uchiha di permalukan.
Tiba- tiba saja sebuah ide berlian hinggap di kepalanya. Dan ia pastikan si kakek tua kurang belaian itu kena karmanya, Naruto pastikan itu.
Sedangkan Madara, dia terus memamerkan kebahagiannya. Membuat saudara saudaranya mencibirnya di hadapannya langsung. Tapi Madara tak peduli yang penting ia bahagia.
Setelah acara resepsi, Madara langsung membawa Naruto ke rumah pribadinya, yang udah ia siapkan dari semenjak pertemuan pertamanya dengan gadis, yang sekarang telah menjadi miliknya.
Madara terus memegang, tangan Naruto. Dalam benaknya dia sudah memikirkan beberapa cara, untuk menaklukan gadis yang telah menyandang gelar nyonya Uchiha, nyonya besar yang telah menjadi miliknya dan akan melahirkan anak- anaknya yang selusin di kurang delapan, dia sudah berniat sampai kesitu, tanpa tahu yang di pikiran Naruto sekarang.
Naruto, tengah memikirkam rencana, untuk memberi pelajaran si kakek tua yang berstatus suaminya itu. Ia tidak peduli , jika nanti ia di cap Istri durhaka.
Setelah acara resepsi di lanjutkan dengan acara penyambutan keluarga baru di kediaman Uchiha, membuat tubuh Naruto lelah dan tubuhnya pegal -pegal, karna baru selesai pukul satu malam.
Tanpa mandi dan tak peduli dengan keberadaan Madara, Naruto segera tidur setelah ganti baju. Matanya sudah tak bisa bersamanya lagi. Tubuhnya lelah, seperti habis jadi kuli bangunan.
Madara menatap wajah Naruto, dengan perasaan yang campur aduk. Ingin sekali dia berteriak dan memberi tahu seluruh dunia, jika dirinya tak jomblo lagi.
Gadis cantik, yang benar -benar sudah mencuri separuh hatinya. Kyaa dia kaya anak remaja yang baru jatuh cinta.
Tapi, emang benar sih, selama tiga puluh tahun hidupnya , baru kali ini ia merasa jatuh cinta dengan sejuta warna yang menghiasi hari harinya.
Di elus, lalu di kecup pipi selembut sutra itu. Tak lupa juga, ia memberikan kecupan selamat tidur , di kedua kelopak mata istri tercantiknya, dan waktu di bibirnya, kok ia jadi ketagihan ya.
Mumpung Naruto udah terbang ke alam mimpi, Madara mencuri ciuman dari Naruto, sampai bibirnya Naruto gak berbentuk lagi. Tapi Naruto , gak bangun bangun saking nyenyaknya.
Madara, segera berbaring lalu berbisik di telinganya Naruto, yang pastinya si empu takan dengar.
Matahari telah terbit dari tempatnya, tapi ke dua insan pengantin baru itu masih bergelung di bawah selimut.
Sampai matahari meninggi, akhirnya sepasang mata berwarna blue shapier itu mengerjapkan kelopak matanya, dan menampilkan
bola mata menenangkannya.Naruto, melotot horor ketika ia sudah sadar sepenuhnya, saat ini dia tertidur dalam pelukannya laki -laki yang ingin ia mutilasi, kakek kakek lajang, yang suka pada daun rindang.
Naruto mendorong dada bidang itu dengan tangannya, tapi laki laku tua itu, malah mengeratkan pelukannya.
"Mau kemana, ini masih pagi?"Tanya Madara, sambil memejamkan matanya.
"Pagi kepala botak mu, ini sudah siang matahari juga sudah tinggi lihat, lepas aku mau mandi " ucap Naruto lalu mendorong badan Madara.
Tapi Madara malah mengeratkannya lagi.
"Ayolah sayang, kita pengantin baru. Mau kemana sih, mandi sekarang "
"Bukan urusanmu" jawab Naruto jutek.
Madara terkekeh geli, lalu ia melihat ke arah bibirnya Naruto yang membengkak akibat perbuatannya.
Madara menarik tengkuknya Naruto, membuat Naruto terkejut bukan main, apalagi bibirnya Madara main cipok aja.
"Hei apa_
"Mmmmmm"
Madara melepaskan ciumannya, lalu berkata. "Selamat pagi my wife"
Naruto langsung tandukan, dan satu pukulan di arahkan ke pipi Madara, hingga ujung bibirnya terluka.
"Dasar mesum "ucap Naruto, lalu bangkit dari tempat tidurnya, meninggalkan Madara yang terkekeh geli.
"Wow lumayan juga" Ucap Madara, sambil menyeka ujung bibirnya.
"Pagi- pagi udah dapat hadiah Mantap" Monolog Madara.
Naruto, keluar dari kamar mandinya, dan menemukan Madara yang tengah duduk menatapnya.
"Apa yang kau lihat"? Tanya Naruto, agak gugup.
"Kamu"? Jawab Madara, sambil memangku dagunya.
Naruto agak salting, lalu dia kembali menatap cermin, dan melepaskan handuk di kepalanya untuk di keringkan dengan hard rayer, tiba tiba Madara, mengambil alih semuanya.
"Rambut cantik mu akan rusak, jika sebelum di keringkan ridak pake vitamin rambut. "Ujar Madara, dengan telaten iya merawat rambut kesukaannya dari sang istri.
Naruto tak bisa melakukan apa apa lagi, dia terdiam menikmati sentuhan suaminya, yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madara Kebelet Nikah(END)
HumorHidup Madara tenang tenang saja, sampai Hashirama datang kepadanya dan mengejeknya perjaka tua, karna di usianya yang sudak 34 tahun masih perjaka, sedangkan Hashirama dia sudah punya cucu.